07 : Wrong

397 59 0
                                        

"Abraham?!" Pekik Shena yang ditanggapi dengan geleng-geleng kepala oleh Alaia maupun Joanne mendengar suara lantang teman nya satu itu.

"Shhhttt.. gak usah teriak. Suara lo jelek"

"Maksud lo Abraham yang udah buat Brian kayak tadi pagi?"

Alaia enggan menjawab dan hanya mengangguk. Sementara Joanne yang sedang asik minum hampir tersedak mendengar penuturan Alaia.

"Lo yakin?"

"Iya"

"Beneran Al?"

"Iya" Balas Alaia sambil memutar bola matanya jengah.

"Wah, gila sih kalau iya" Ungkap Joanne serius. "Ini udah termasuk obsesi gak sih?"

"Obsesi?" Kompak Alaia dan Shena bersamaan.

"Iya, obsesi sama lo. Siapa lagi?"

Alaia terkekeh geli. Dia kira apa yang akan diucapkan oleh Joanne akan serius ataupun masuk akal. Nyatanya dia salah, karena berharap bahwa gadis itu punya sedikit pikiran di otak nya.

"Gue setuju sih" Komentar Shena yang makin membuat Alaia tidak habis pikir dengan keduanya.

"Apalagi coba alasan yang relate kalau bukan itu. Intinya, dia terobsesi sama lo dan dia gak bakalan segan buat hancurin hidup orang lain yang mengancam keselamatan lo"

"Termasuk Brian?"

"Of course. He's your boyfriend. Dia cemburu. Apalagi?"

"Cemburu?"

"Iya. Karena dia suka sama lo"

Alaia terdiam sejenak. Tapi pikiran nya mulai menampik kenyataan, bahwa laki-laki itu menyukai orang lain. Bukan dirinya.

"Dia gak suka sama gue. Dia suka sama Anastasia"

"Anastasia?"

Kali ini Joanne dan Shena saling bertatapan mata satu sama lain. Dia seperti tidak asing dengan nama itu. "Dia selalu manggil gue dengan nama itu. ANASTASIA"

"Tapi.."

"Gue gak tahu kenapa, tapi gue rasa wajah gue mungkin mengingat kan dia sama orang bernama Anastasia itu. Itu sebabnya dia selalu aja panggil gue dengan nama itu. And yeah, dia salah orang. Karena gue bukan Anastasia. So, kalaupun bener dia emang terobsesi. Dia terobsesi sama Anastasia. Bukan gue, Alaia"

#####

"Ini. Kamu cepet bawa ke Brian ya nak"

Alaia mengangguk saat melihat kotak makan yang sudah terisi oleh bubur ayam buatan sang ibu. "Nanti malam kalau toko udah tutup. Ibu juga mau jenguk Brian. Jadi kamu mendingan duluan. Mungkin aja Brian butuh kamu di samping nya"

"Iya Bu"

Baru saja Alaia mencium tangan ibunya untuk izin pamit ke rumah depan menjenguk Brian. Suara bantingan pintu yang keras membuat keduanya terkejut.

Beberapa orang pelanggan yang sedang makan pun juga terkejut ketika melihat ada seorang laki-laki paruh baya dalam keadaan kacau masuk dan mulai mengacak-acak tempat itu.

'BRAK'

"GUE BUTUH UANG!" Teriaknya dengan keras. Dia lalu membalikkan meja di sana dan memecahkan beberapa perabotan hingga membuat semua pelanggan pergi ketakutan.

"DASAR ANAK KURANG AJAR! APA YANG KAMU LIHAT?! AYAH NYA PULANG BUKAN DISAMBUT MALAH DIEM AJA! BISU? GAK PUNYA MULUT?! IYA?!"

"Apa yang anda lakukan sebenarnya?" Geram Alaia.

OBSESSION DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang