08 : Sorry

400 58 0
                                        

Alaia saat ini tengah duduk di sebuah ruangan. Ruangan itu punya ukuran yang luas dengan banyak furniture mewah yang ia yakini punya harga jutaan rupiah.

Di setiap sudut nya ada laki-laki berjas hitam lengkap dengan logo 'ASSEGAF'. Bisa dipastikan kalau mereka semua adalah pegawai dari keluarga Assegaf.

Sialan!

Abraham sialan!

Sebenarnya kemana dia membawa nya. Dan juga, dimana dia sekarang. Meninggalkan nya sendirian di ruang tunggu yang berplakat VVIP ini membuat dada Alaia makin sesak dibuat nya.

Apakah benar bahwa dia akan pergi ke Hawai. Oh ayolah. Ini sama sekali tidak lucu.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan Abraham masih menggunakan seragam sekolah nya masuk dengan dua orang yang Alaia yakini adalah seorang pilot dan co-pilot.

"Kenalkan. Dia adalah Anastasia" Ujar Abraham dengan senyuman mengembang.

Alaia dengan segan menjabat kedua tangan laki-laki itu yang nampak tersenyum ramah padanya. "Senang bertemu dengan anda nona Anastasia"

"Aku.."

"Baiklah. Semuanya sudah siap bukan. Let's go" Potong Abraham dengan wajah sumringah nya.

Dengan penjagaan ketat di kanan kiri penuh akan bodyguard. Alaia dan Abraham berjalan di bandara dengan menjadi pusat perhatian semua orang.













































Alaia duduk di hadapan Abraham. Laki-laki itu sudah masuk ke alam mimpi. Sementara Alaia tegang sedari tadi karena ini adalah kali pertamanya naik pesawat. Oh ralat, jet pribadi.

Entah seberapa kaya orang gila di hadapannya itu. Hingga di usia nya yang terbilang muda dia sudah punya jet pribadi atas namanya. Awalnya dia tidak akan percaya. Kalau saja bukan di badan jet pribadi miliknya tertulis namanya. ABRAHAM ASSEGAF.

"Jangan berpura-pura tidur. Cepat kembalikan handphone ku sekarang"

Abraham masih saja tak bergerak. Dia masih asyik menutup mata nya.

"Dengarkan aku. Tindakan mu ini bisa dimasukkan ke dalam kategori penculikan dan juga penyiksaan. Kau mau aku melaporkan mu ke polisi?"

Tetap saja tak ada jawaban.

Alaia tertawa. Dia akan gila lama-lama. Kalau bukan karena tangan nya diikat. Sudah dipastikan wajah menyebalkan milik Abraham akan berakhir babak belur.

"Baiklah. Teruslah seperti itu. Tidur lah tanpa pernah terbangun lagi brengsek" Umpat Alaia pada akhirnya.

"Apa kau tidak lapar An?" Masih dengan matanya yang tertutup. Abraham berucap dengan sebuah senyuman di bibirnya.

"Tidak"

"Tapi aku lapar"

"Mana aku peduli sialan" Geram Alaia.

Abraham lalu membuka matanya. Dia tersenyum melihat gadis itu yang masih saja terlihat kesal menatap nya. "Kau mau makan apa?"

"Aku tidak mau. Tidakkah kau punya otak untuk memahami kata-kata itu?!" Geram Alaia.

Abraham hanya tersenyum lalu membunyikan bel kecil yang terletak di sampingnya. Tak lama setelah itu ada beberapa chef yang datang dan menyajikan makanan.

"Selamat menikmati tuan dan nona Assegaf" Ujar Chef itu lalu pergi meninggalkan Abraham dan Alaia berdua.

Abraham lalu berjalan mendekat, membuka ikatan di tangan Alaia agar gadis itu bisa makan. "Makanlah An.. aku sudah menyiapkan steak kesukaan mu"

OBSESSION DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang