RAGA-3

2.9K 326 42
                                    

Hallo!

Jam berapa kalian baca cerita Raga?

Tanda jika ada typo ya!

Tanda jika ada typo ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Devan! Kamu paham gak sih?!"

"Dia itu cowok nyebelin, dia cuma mau bikin aku malu tauuu! Mana mungkin aku mau cium dia."

"YA TUHAAN, DEVAAN!!"

Aila langsung kicep saat Devan berbalik menatapnya tajam. Gadis itu diam, "tapi emang Raganya ngeselin Devan. Siapa yang genit sih?" ujar Aila masih membela dirinya. Ini cuma gara-gara si Raga sialan itu yang sudah mempermalukanya.

"Udah si Ai, biar diurus Devan. Lo diem aja," ujar Yuda, teman Devan yang berjalan dibelakang mereka.

Aila hanya pasrah saat Devan mendobrak pintu kelasnya keras. Ini jam istirahat, pasti banyak yang ke kantin. Mungkin beberapa, seperti dua orang yang sedang bermain kartu dibangku belakang.

"What the—" kaget Aila melihat kepulan asap rokok memenuhi bagian belakang, tepat dibangkunya yang sekarang diduduki Raga dan Rengga. 

"MAKSUD LO APAAN ANJING?!"

Raga tersedak asap rokok miliknya, cowok itu membuang rokok sembarang lalu menginjaknya. Mengernyit heran melihat laki-laki didepan Aila yang tiba-tiba berteriak padanya.

"Lo kenapa? Gila apa gimana?" Gumam Raga tak peduli, kembali melanjutkan bermain kartu bersama Rengga.

Karena Rengga anak baik, dia tak berani merokok di dalam kelas. Rengga hanya tertawa dengan ucapan Raga.

BRAAAKK!!

Raga menatap datar meja yang menjadi tendangan keras Devan.

"WOY DEPAN! ATITUDE LO DIMANA?" ujar Rengga kesal. Menyebar semua kartu miliknya menyusul yang lain yang sudah berserakan.

"Gue kira ga punya atitude dari lahir," ujar Raga melanjutkan. Tatapanya teralih kearah Aila yang menatapnya dengan tatapan permusuhan, meski begitu gadis itu tetap diam dibelakang Devan.

Raga terkekeh pelan. "Ohh, dia cowok lo?" remeh Raga. Cowok itu berdiri, menatap Devan dari atas sampai bawah. Jadi sedang ada drama dimana laki-laki ngajak berantem hanya karena cewek.

Aila yang sudah kesal memilih keluar dari kelas. Tak peduli jika mereka berantem, atau adu jotos berempat, Aila malas menghadapi cowok seperti itu.

"Kenapa?" Raut wajah Raga berubah datar saat Aila sudah keluar kelas. Cowok itu menjadi serius. 

BRRAAAKK!!

Raga menendang meja tadi kearah Devan dengan keras sampai jatuh. Buku-buku Aila yang berada dilaci berserakan kemana-mana.

"Lo murid baru belagu amat setan," umpat Devan memegang kerah Raga.

"Aila cewek gue!"

"Ya terus?" Hello, Raga tak pernah bilang ingin menjadi pacar Aila. Kenapa dia begitu sensitif? Lagian Aila juga bukan tipenya.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang