RAGA-2

3.7K 400 54
                                    

Raga update!

Jam berapa kalian baca cerita Raga?

Enjoy guys!

Tanda typo ya!

Tanda typo ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"RAAGAA!!"

Raga mengucek matanya. Cowok itu menguap sambil melirik kearah jam di dinding. Jam 9 pagi. Tumben Ibunya tak membangunkanya jam 6. Biasanya dia akan selalu dipaksa bangun jam itu. Meskipun dia sudah dikeluarkan, tapi Ibunya kan tidak tau.

Cowok itu langsung terbangun dengan pemikiranya. Tangan Raga merogoh saku celana sekolahnya yang tersampir di kursi.

"Surat?" ujar Raga panik, tak mendapati surat dari sekolah diseragamnya.

"Mampus, mampus." Raga mengacak rambutnya frustasi. Kalau tidak jatuh, pasti sudah diambil Ibunya. Dan ini bukan rencana Raga.

Cowok itu keluar dari kamar. Terpaku kala melihat Ibunya yang duduk diam di kursi. Sesuai dugaan Raga, surat itu ada di meja.

"Duduk Raga."

Raga hanya menurut. Cowok itu duduk disamping Ibunya. Rasanya sangat canggung. Raga benar-benar merasa bersalah tentang hal ini.

"Raga mau berhenti aja," ujar Raga sebelum Ibunya berbicara.

Widya, Ibu Raga langsung menatap anaknya tajam. Hal itu membuat Raga bungkam.

"Kamu pikir dengan kamu nggak sekolah hidup kamu terjamin hah?!" Bentak Widya.

"Seenggaknya Raga bisa kerja." Jawab Raga ngeyel. "Lagian Ibu mau nyekolahin aku dimana lagi? Aku nggak mau juga Ibu kesusahan gara-gara mikirin sekolah."

"Kalau kamu tau Ibu susah, kenapa harus cari masalah Raga?" Widya memijat keningnya pusing. "Kalau Jina nggak kasih surat ini ke Ibu. Mana mungkin Ibu bisa tau."

"Jina?" ulang Raga. Emang cewek sialan.

"Ibu kemarin langsung daftarin kamu ke salah satu sekolah."

Raga melotot tajam. Tunggu kemarin? Pulang sekolah dia nongkrong dengan Vito. Jadi ini alasan Ibunya tak ada dirumah. Dan kenapa kemarin Ibunya tampak biasa-biasa saja?

"Dimana? Lebih baik di SMK depan gang itu," ujar Raga langsung.

"SMA GARDAPATIII!"

Raga menatap datar Jina yang berteriak sambil masuk ke dalam rumah. Cowok itu langsung bangkit menarik tangan Jina kasar untuk keluar.

"Mau lo apa?" sinis Raga.

"Apasih Ga, itu SMA bagus. Bahkan lebih bagus dari sekolah kamu yang lama."

"Ya terus?" ketus Raga. "Bisa nggak sih nggak usah ganggu gue satu hari aja?"

"Ini ganggu?" tanya Jina dengan raut cemberut.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang