Jam berapa bacanya?
Koreksi typo Ya!
RAGA 8
*****
"Lo tau Raga kan?"
"Raga punya hubungan apa sama Satria?"
Devan melempar gelas kaca ke dinding hingga terdengar suara benturan hingga pecahan keras yang menyebar. Pipinya masih lebam karena ulah Kakak Aila. Tapi ingatan Devan menuju hal sebelumnya, saat Satria menjemput Raga di sekolah.
Rian menghisap rokoknya dalam-dalam. Laki-laki dengan kaos putih itu menatap Devan heran. "Lo gak tau?" tanyanya. Padahal Devan sudah bersamanya selama 1 tahun ini. Mana mungkin Devan tak tau tentang hal itu?
"Lo tinggal bilang aja bangsat!"
"Raga satu geng sama mereka, dia kan salah satu orang kepercayaannya si Jordi," ujar Rian. Cowok itu menutup matanya, tersenyum tipis. "Seinget gue, dari dia kelas tiga SMP udah sama mereka."
Devan menghentikan aksinya. Cowok itu diam, mematung. "Lo serius?" tanya Devan pelan. Selanjutnya, Devan menghembuskan nafas kasar sembari mengacak-acak rambutnya.
"Dia pindah, satu sekolah sama lo kan?" tanya Rian. Kakinya menumpu ke atas meja.
Melihat wajah Devan yang semrawut dan tampak panik, Rian menghela nafas panjang. "Lo buat masalah apa sama dia?" tanya Rian, nadanya berganti serius.
Laki-laki itu membuang rokoknya ke asbak dengan kesal. Rian berdiri, sampai di depan Devan. "Raga itu, orangnya manipulatif banget. Lo tau? Licik, dia harus dapetin semua yang dia mau," ujar Rian.
Devan diam kala Rian memegang tanganya dengan kasar. Laki-laki yang lebih tua 4 tahun dari Devan itu memberikan tatapan mengintimidasi dan peringatan.
"Lo buat masalah apa sama dia?" tanya Rian.
Devan menggeleng, "cuma masalah pribadi," ujarnya.
Rian terkekeh sebentar. "Masalah pribadi atau bukan, pasti Raga udah tau kalau lo salah satu bagian dari gue."
"Gue gak pernah singgung soal itu," ujar Devan membantah.
"Lo pikir dia orang bodoh? Lagian, bukanya Satria itu kenal ya sama lo? Dia bisa aja buat permainan dengan masalah pribadi lo itu."
Devan mendorong tubuh Rian keras agar menjauh darinya. Bau alkohol terasa jelas dan menusuk. Cowok itu menatap Rian dengan tatapan tajam.
"Gue jamin," ujar Devan tegas.
Rian menggeleng. "Lo jamin aja sampai mulut lo sobek," ujar Rian kesal. Laki-laki itu kembali menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Matanya menatap dinding markas yang dipenuhi coretan hingga tampak usang.
"Raga sedeket itu sama geng inti mereka?" tanya Devan. Cowok itu menuangkan alkohol ke gelas. Mengeguknya dengan cepat.
Rian memijat keningnya pusing. "Ya Raga kan termasuk anak geng inti goblok!" Umpatnya merasa kesal sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAGA
Teen FictionAila tau, bahwa seharusnya dia waspada terhadap Raga setelah laki-laki itu membual bahwa dia ingin menciumnya didepan guru dihari pertama mereka berkenalan. Aila seharusnya tau, bahwa dia harus menjauhi Raga setelah menemukan laki-laki itu menjebakn...