Fauna mematung, dirinya tak bergerak. Bahkan, berkedip saja tidak. Jantungnya seakan berhenti sesaat, betapa indahnya momen ini.
Matanya terasa memanas dan berembun. Dia begitu terharu dengan apa yang mereka lakukan padanya, sangat bahagia. Meskipun, ini hanya tipu daya, tapi Fauna bahagia.
“Happy birthday, Fauna.”
Fauna mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Dia juga tak percaya dengan apa yang dirinya lihat. Seorang laki-laki bernama Dark Albino berdiri dengan boneka beruang berwarna pink dan kotak kado berwarna hitam dengan pita perak yang menghiasi.
Fauna didorong oleh Alme mendekat ke arah Dark. Dark berlutut kemudian memberikan kado yang dirinya siapkan, lebih tepatnya Alme.
“Selamat ulang tahun, Fauna Dinata.”
Fauna mengambil barang-barang yang diberikan oleh Dark dengan senang hati. Dia terlalu bahagia hingga memeluk tubuh kaku Dark yang telah berdiri.
“Jangan seneng dulu, ini hanya sebuah sandiwara,” bisik Dark menelisir ditelinga Fauna.
Fauna mematung mendengarkan penuturan Dark yang kini menjauh darinya. Tak terasa setetes air keluar dari pelupuk matanya. Seakan dia diterbangkan setinggi langit lalu dijatuhkan kembali.
“Kak Fauna, selamat ulang tahun, ya!” pekik Alme menghampiri Fauna.
Fauna berbalik setelah menghapus air matanya. Dia tersenyum tulus pada Alme dan menerima hadiahnya. Tidak hanya Alme, Katu, Celcius, Alvenso, Bumi, Gracia dan Ika juga turut memberikan hadiah.
“Fauna,” panggil Erlan.
Fauna berbalik menghadap Erlan. Erlan mengeluarkan kotak berwarna merah dengan ukuran mini. Erlan memberikannya pada telapak tangan Fauna.
“Jangan lo buang. Kalo gak mau lo pake, lo bisa simpen itu,” ucap Erlan dengan senyuman tulusnya.
Fauna tertegun, tapi detik itu juga dirinya tersenyum dan mengangguk. Fauna merasakan ada tangan yang mengelus puncak rambutnya. Seperti belaian seorang Ibu yang lembut.
“Tante?”
“Selamat ulang tahun, ya. Ini kado dari Tante,” ucap Cecilia memberikan sebuah kotak kecil pada Fauna.
“Makasih, Tante.”
Cecilia tersenyum sembari mengangguk. Mata Fauna menangkap sosok Dark yang berada di balkon tengah menatap bintang dan bulan di langit.
Dia memberanikan dirinya untuk menghampiri Dark yang tengah melamun, mungkin. Fauna memposisikan dirinya berada di samping Dark yang masih termenung.
“Kamu lagi liatin apa?” tanya Fauna hanya sekedar basa-basi.
Dark melirik kemudian kembali melihat bintang. “Lo gak buta, jadi gua gak perlu kasih tau lo lagi.”
Fauna mengangguk, memang salah dari pertanyaan tidak masuk akalnya itu. Fauna menatap lebih lekat bintang yang bertaburan di angkasa.
“Kamu tau, di sana ada banyak orang yang aku sayang!” Fauna menunjuk beberapa bintang yang paling bersinar.
Dark berdeham pelan. Dia mengikuti arah pandangan Fauna pada bintang-bintang yang indah seakan mengisi dan memenuhi galaksi.
“Itu Ayah,” ucap Fauna menunjukkan jarinya pada bintang tertinggi dan paling bersinar.
“Itu Ibu.” Fauna menunjukkan jarinya pada bintang yang berada tak jauh di situ.
“Dan itu, Gion.”
‘Gion? Siapa Gion?’ batin Dark bertanya dalam hatinya.
Fauna tersenyum tipis melihat langit yang indah dihiasi oleh bintang dan bulan. Fauna menatap mata Dark membuat kontak mata diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ALBINO
Short StoryDark Albino, seorang laki-laki yang keras dan anti lemah-lembut ternyata mempunyai masa lalu yang tak semua orang tau. Laki-laki tak mengenal kata simpati dan juga kasih sayang selain pada adiknya ini selalu tampak angkuh dan kejam. Fauna Dinata, wa...