“Kamu?”
Dark menoleh dan tersenyum sinis pada sosok gadis di hadapannya. Dark melangkah mendekati Fauna yang membeku di tempatnya. Terlihat jelas raut wajahnya bahwa gadis itu tengah ketakutan.
Dark memutari tubuh Fauna dengan senyuman sinisnya. “Sekarang lo makin gak tau diri, ya?”
“Ak—”
Dark langsung memegangi kedua bahu Fauna dengan erat membuat gadis itu meringis kesakitan. “Lo emang kudu gua kasih pelajaran biar tau posisi dan sadar diri, ya?!”
“Ngga—”
Dark semakin mengeratkan pegangannya pada kedua bahu Fauna membuat gadis itu hampir menangis. Dark melepaskan pegangannya dengan kasar membuat Fauna hampir terjungkal.
Fauna menatap ke arah Dark, sakit. Bukan hanya hati, tapi fisik. Tidak sadarkah laki-laki di hadapannya sangatlah tentramental dan sangat kasar.
Plak!
“Lo—”
“Apa?! Kamu bilang aku gak tau diri?! Aku mulai berani?! Kenapa? Kamu bilang aku lemah kan, Dark?! Kamu yang seharusnya sadar diri, sadar! Kamu cuma nyakitin aku, aku gak tau apapun harus terjebak karena keegoisan kamu! Hidup aku udah hancur, Dark, hancur! Kamu, kamu cuma nambah beban aku. Aku mengharapkan cinta setulus Gion, tapi apa? Aku cuma dapetin belati yang melukai kayak kamu. Kamu sama sekali gak pantas aku sebut seorang laki-laki! Kamu brengsek, tau gak?!” teriak Fauna.
Dark menatap Fauna dengan tatapan kosong, sejujurnya baru kali ini Dark melihat Fauna sehisteris ini. Dark berjongkok dan mengangkat dagu Fauna hingga menatapnya.
Mata Fauna memerah, air mata mengalir membasahi pipinya. Dark masih tetap dengan wajah angkuhnya dan Fauna membenci wajah tersebut.
“Lo terlalu caper!” Dark menghempaskan dagu Fauna ke sembarang arah membuat kepala Fauna menoleh ke arah lain.
Fauna terduduk lemas di lantai, dia meremas kuat rok yang digunakannya. “Dark,” panggil Fauna lemah.
Dark yang hendak melangkah menjauh tiba-tiba berbalik mendengar suara keputusasaan Fauna. Fauna menundukkan pandangannya dengan rasa sesak di dadanya.
“Suatu hari nanti kamu akan mengharapkan hadirku karena setiap penyiksaan kamu. Aku percaya pasti ada rasa yang aneh seperti yang aku rasakan sekarang,” ucap Fauna menatap tubuh Dark.
Dark berjongkok dan bertatapan langsung dengan mata Fauna. “Ngarep aja, sih, lo! Bangun, gak usah mimpi, Fauna Dinata.”
Fauna tersenyum. “Kalo kamu sadar, terus aku gak ada lagi hanya penyesalan yang kamu rasakan.”
Dark menatap tajam kedua manik mata Fauna. “Fauna, Fauna, saking cintanya lo sama gua sampe lo murahan kayak gini, ya? Lo ngarep banget dicintai balik sama gua. Namun, sayangnya gua cuma cinta sama Falencya, dan lo cuma sampah!”
Fauna terperosok dalam. Dia menatap mata Dark dengan tatapan yang aneh, dia tersenyum pedih memandangi wajah kokoh itu. Fauna berdiri sempoyongan menghampiri Dark yang hanya berjarak beberapa meter saja.
“Aku cinta sama kamu, Dark Albino!”
Dark menatap sekilas wajah Fauna lalu melangkah menuju pintu keluar rumah Fauna. Dia sempat terhenti dan melirik sedikit ke arah Fauna.
Dark tersenyum sinis. “Bodoh!”
Setelah kepergian Dark, tubuh Fauna ambruk tanpa ada tenaga lagi. Pipinya yang memerah menempel pada lantai rumahnya yang dingin.
Air matanya tak mampu ia bendung. Bahkan, saat bersama laki-laki iblis yang sialnya dia menaruh hati pada laki-laki itu. Perasaan ini tiba-tiba datang, padahal tak ada alasan yang jelas tentang rasa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK ALBINO
Short StoryDark Albino, seorang laki-laki yang keras dan anti lemah-lembut ternyata mempunyai masa lalu yang tak semua orang tau. Laki-laki tak mengenal kata simpati dan juga kasih sayang selain pada adiknya ini selalu tampak angkuh dan kejam. Fauna Dinata, wa...