8-NAYYARA 🌼

134 84 55
                                    


🌼🌼🌼

Sejak sedari tadi Nayyara merasakan sakit pada perutnya. Mau mengeluh pun ia malu karena manusia yang ada disebelahnya adalah Sagara. Nayyara tak punya keberanian untuk menceritakan sakitnya pada pria yang ada di sebelahnya itu.

Mood nya benar-benar hancur saat ini. Keringat di pelipisnya bercucuran, tangan nya pun terasa sangat dingin. Tapi pria di sebelahnya itu malah asik memainkan game yang ada di ponselnya. Sangat tidak peka.

Nayyara menyandarkan kepalanya di bahu milik Sagara. Nyaman, itulah yang dirasakan Serli sekarang. Sedangkan Sagara ia masi sibuk pada game stambel yang ada di ponselnya.

“Asu.” Sagara mengumpat kesal karena ia tidak lolos pada salah satu babak yang ada di game itu.

Tangannya terulur memperbaiki kepala Nayyara saat hampir terjatuh. Ia membuka aplikasi Instagram di ponsel nya, dan mencari filter yang menurutnya pas. Di arahkan nya kamera Instagram ke wajah Nayyara, lalu ia mengambil foto Nayyara saat sedang tertidur di bahunya. Lucu. Gumannya. Tak hanya satu, Sagara mengambil beberapa foto saat Nayyara sedang tertidur.

Karena merasa terganggu Nayyara pun terbangun dari tidurnya. Tangan nya memegangi perutnya yang terasa nyeri. Ia bangkit dari tempat duduknya dan berniat ke UKS.

“Lo mau kemana?” tanya Sagara. Bukannya menjawab Nayyara malah semakin mempercepat langkahnya.

“NAYYARA!” Sagara bangkit dari tempat duduknya dan pergi mengejar Nayyara. Ia khawatir pada gadis itu, tangan Sagara terulur mencekal lengan Nayyara. “Lo sakit?” tanya nya panik.

“Perut gue sakit."

Sagara mengeriyit bingung. “Lo belum makan? Ayo ke kantin, lo mau makan apa?”

Nayyara menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan-pertanyaan dari Sagara. “Gue gak lapar.”

“Terus perut lo sakit karena apa?”

“Halangan.”

“Lo mau ke UKS? Gue antar, yah?” belum mendengar jawaban dari mulut Nayyara, Sagara langsung menarik tangan Nayyara ke UKS.

Nayyara membaringkan badannya di salah satu brankar yang ada di UKS. Matanya terpejam menikmati nyeri yang sangat hebat di perutnya.

“Lo mungkin butuh ini,” kata Sagara menjulurkan minyak kayu putih kepada Nayyara. 

Nayyara menerima minyak kayu putih itu dibagian perutnya yang sakit. Tidak berguna, tapi tidak masalah. Setidaknya bau minyak kayu putih dapat membuat pikiran nya lebih terasa tenang.

“Lain kali kalo lo sakit, jangan diam aja. Gue gak tau kalau lo gak ngasi tau,” ujar Sagara sambil memperhatikan Nayyara.

“Lo nya aja yang gak peka,” sinis Nayyara kembali memejamkan matanya.

Tangan Sagara terulur mengusap kepala Nayyara, ia menatap lekat wajah cantik Nayyara. “Makanya kalo ngode itu yang mudah dimengerti, jadi gue langsung gendong lo ke UKS,” ucap Sagara sedikit terkekeh.

“Lo gak akan kuat gendong gue, soalnya pahala gue berat.”

Sagara tak kuasa menahan tawanya, di situasi seperti ini gadis itu masi sempat-sempatnya percaya diri.

“Sagara....” panggil Nayyara menghentikan tawa Sagara.

“Kenapa?”

“Gue mau makan batagor, belikan yah... yah... yah," rengek Nayyara menggoyangkan lengan Sagara.

“katanya tadi gak lapar?” tanya Sagara menggoda.

“Ihhh itu tadi, ini beda lagi. Gue mau batagor Sagara ayo beliin!”

NAYYARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang