V | BERPIHAK PADA YANG LAIN

305 29 1
                                    

Carla berjalan di pinggir jalan raya yang sepi, ia berniat untuk menghubungi Juna untuk mengantarnya ke basecamp, namun ia urungkan niatnya, takut jika mengganggu waktu istirahat sahabatnya itu.

"Gue harus kemana coba?, Yah gak mungkinkan gue jalan kaki ke basecamp." Carla bermonolog sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Sudah cukup jauh ia berjalan, Carla pun memutuskan untuk duduk sejenak di trotoar, memijat kakinya yang mulai pegal. Mustahil jika ia berhasil sampai di basecamp yang jaraknya lumayan jauh dari rumah.

"Tuan?..." Seorang bodyguard mensejajarkan motornya dengan motor seorang pemuda.

"Hmm?" Dehem laki-laki itu, tanpa menoleh kepada sang bodyguard.

"Bukannya itu Nona Carla?"tanya pria tua itu, menatap kearah gadis berbaju putih.

Pemuda itupun menajamkan pengelihatannya. Dan benar saja itu adalah Carla.

"Tinggalkan saya, biar saya yang menghampirinya."

Keempat bodyguard bermotor itupun langsung menuruti perintah pemuda itu.

Motor yang di tunggangi lelaki itu mulai mendekati Carla.

Piiiiiipp...!!!

Carla, gadis itu terlonjak kaget saat suara klakson motor di bunyikan tepat di dekatnya.

Matanya yang sudah terasa berat menahan kantuk, kini menjadi segar kembali.

Carla memicingkan matanya, meneliti siapa pria di hadapannya.

Matanya melebar saat pria itu membuka helmnya.

"Marva!, Ngapin lo di sini?" Tanya Carla sedikit membentak.

Marva memutar matanya malas. "Seharusnya gue yang nanya, lo ngapain di pinggir jalan sendirian, mana gelap lagi. Entar di kirain orang gila loh."

"Ck, yah terserah gue dong. Bukan urusan lo."

"Oyah?, Yaudah, tadinya sih gue mau nawarin bantuan ke elo, tapi gak jadi deh, lo gak sopan."

"Eeeh-eh, i-iya udah, maafin gue."

"bagus, sekarang gue tanya, lo kenapa bisa ada di sini?"

"Nanti gue kasih tau, tapi bawa gue dari sini dulu." Ucap Carla.

"Okay, Naik, gih."

Carla pun mengangguk, kemudian naik ke jook motor Marva.

Di perjalanan, Carla sudah terlelap dengan kepala yang di sandarkan pada bahu bidang Marva.

"Huft, giliran gini aja gemesin, tapi kok kalau lagi sadar nyeremin, sampai Kunti aja takut." Celoteh Marva, tertawa kecil.

.
.
.

Mata yang sebelumnya terpejam damai, kini perlahan terbuka menyesuaikan cahaya pada sekelilingnya.

"Selamat malam nona?" Seorang pelayan masuk ke dalam kamar Carla.

Carla mengerutkan kening, melihat sekeliling ia pun tau sedang di mana ia sekarang.

"Marva di mana?" Tanya Carla pada sang pelayan.

"Marva?" Tanya kembali pelayan itu pada Carla.

"Iyah, laki-laki yang bawa saya kesini."

"Ooh, laki-laki itu sudah pergi nona, kata dia jika nona sudah bangun segera hubungi dia. Baiklah nona, biar saya hubungi tuan tadi."

"Eh, gak usa. Biar saya saja, tapi saya minta nomor nya dulu." Carla memberikan ponselnya pada orang itu, pelayan itupun menyalin nomor Marva yang ada di ponselnya ke ponsel Carla.

BABY CARLA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang