"–Kau akan menjadi budakku setelah kematianmu di dunia fana, Rozen."
"Aku tidak punya pilihan lain, aku akan menyerah dan menjadi budakmu sepenuhnya, Mbak."
Rozen mengangkat tangannya dengan lelah ketika menghadapi wanita berambut hitam yang ada di depannya. Dia tidak punya pilihan lain selain ini dan hanya bisa melakukan ini.
Kenapa? Karena, wanita berambut hitam yang ada di depan Rozen ini adalah Tuhan. Tuhan dalam arti yang sebenarnya—yang memiliki kekuatan untuk mengendalikan manusia.
Kenapa Rozen bisa yakin akan hal ini? Karena setelah dia mati tertabrak mobil beberapa saat lalu, wanita ini muncul di depannya dan membawanya ke ruangan gelap ini hanya dengan menjentikkan jari.
Meskipun awalnya dia agak bingung, setelah beberapa perkenalan dari Tuhan yang mengambil sosok wanita di depannya ini, Rozen menerima semua keadaannya.
'Lagipula aku tidak punya banyak ikatan di duniaku dulu. Selain rasa sakit setelah menghabiskan banyak uang tanpa SSR, aku tidak memiliki banyak penyesalan untuk ditinggalkan. Jadi kupikir aku bisa menerima kematianku dengan mudah,' pikir Rozen diam-diam. Dia kemudian melirik wanita berambut hitam dengan sosok cantik dengan sudut matanya. 'Selain itu, aku sebenarnya memiliki keinginan tersembunyi untuk menjadi budak wanita cantik, yang membuatku dalam situasi win-win. Meskipun, aku yakin dia tidak akan menyuruhku untuk melakukan hal-hal aneh yang sesuai keinginanku.'
Rozen menarik nafas untuk membersihkan pikirannya, sebelum bertanya, "Jadi, apa yang kau ingin lakukan denganku setelah menjadikanku budakmu, Mbak Tuhan—tidak, maksudku Tuan?"
"... Tampaknya kau menerima kondisimu dengan mudah. Itu membuat segalanya menjadi lebih mudah," kata wanita berambut hitam yang ada di depan Rozen. Dia lalu menyilangkan lengannya. "Baiklah, tugasmu sebagai budakku adalah hal mudah. Kau hanya perlu menjelajahi berbagai alam semesta dan menyelesaikan semua misi yang akan kuberikan padamu."
"Menjelajahi alam semesta?" Rozen mengucapkan itu tanpa sadar, dan memiringkan kepalanya dengan bingung.
Kemudian, dia berpikir dalam hati, 'Apakah menjelajahi alam semesta adalah hal yang mudah? Aku baru tahu.'
"Benar, menjelajahi alam semesta," lanjut Tuhan. "Kau akan berhenti di satu alam semesta dan menyelesaikan misi yang kuberikan padamu di sana, kemudian pergi ke alam semesta lain untuk menyelesaikan misi lain. Tentu saja, manusia fana sepertimu tidak akan bisa meloncat ke alam semesta lain dalam sekejap, jadi aku yang membantumu untuk melakukan itu."
Rozen mengangguk dengan pengertian. Dia pikir dia akan melakukan perjalanan ke alam semesta dengan kekuatannya sendiri, tapi ternyata itu dibantu Tuannya.
'Meskipun, plot ini agak mengingatkanku dengan FGO. Di sana menceritakan protagonis yang ditugaskan untuk menyelamatkan umat manusia dengan menyelesaikan berbagai anomali di setiap Singularity—yang dimana itu mirip dengan keadaanku sekarang—yang harus menyelesaikan berbagai misi yang diberikan Tuanku di berbagai alam semesta,' pikir Rozen. 'Hanya saja, aku tidak tahu misi apa yang harus kuhadapi. Apakah itu menyelesaikan anomali yang menganggu alam semesta sana seperti anomali Singularity di FGO?'
Setelah menebak-nebak dalam pikirannya, Rozen menjadi sedikit tidak sabar dan bertanya lagi, "Kalau begitu, kapan aku bisa menjalani tugasku?"
"Sekarang. Namun, sebelum itu kau harus memakan ini dulu," kata Tuhan, dan melemparkan sebuah permata berwarna hijau zamrud yang tampak seperti permen ke tangan Rozen. "Itu berisi kekuatan Gluttony. Setelah kau memakannya, kau akan menyerap kekuatan Gluttony dan menjadikannya kekuatanmu sendiri."
Rozen menelan ludah dan ekspresinya menjadi bersemangat. Seperti anak kecil yang tidak sabar setelah mendapatkan permen, dia melemparkan permata yang ada di tangannya itu ke mulutnya, dan langsung menelannya.
Sayangnya, kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Setelah Rozen menelan permata itu, tubuhnya merasakan arus panas muncul dalam dirinya dan tiba-tiba rasa lapar yang sangat kuat muncul hingga mengakibatkan dirinya hanya memiliki satu pikiran saat ini—yaitu: 'Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan! Makan!
Makan! Makan! Makan! Makan! Makan!
Makan! Makan! Aku ingin makan!'Air liur bahkan mengalir dari mulut Rozen untuk menunjukkan betapa laparnya dia saat ini. Kepalanya menjadi pusing, dan matanya menjadi kabur. Sampai-sampai, dia tidak bisa menahan bayangan di matanya bahwa kedua tangan miliknya ini tiba-tiba terlihat seperti daging mentah putih lezat yang siap untuk dimakan.
"Makan!" Rozen gila dan berteriak. Dia membuka mulutnya yang penuh air liur dan ingin memakan kedua tangannya secara langsung tetapi sebuah tangan menahan kepalanya.
Itu adalah gadis berambut hitam—Tuhan yang ada di depan Rozen. Tuhan kemudian melemparkan sesuatu yang tampak seperti daging di mata Rozen, dan berkata, "Makanlah itu. Sedikit dari daging Tuhan seharusnya bisa menekan rasa laparmu selama jutaan tahun."
Rozen tidak mendengarkan apa kata Tuhan. Dia langsung mengambil sesuatu yang nampak seperti daging di depannya dan memakannya tanpa ragu. Meskipun dia bisa mencium bau besi yang kuat dari daging itu, kegilaannya dan rasa lapar yang dia miliki memutuskan untuk mengabaikan itu dan terus mengunyah daging yang diberikan.
Tuhan memandang kerakusan Rozen saat sedang makan dengan ekspresi tenang. Tuhan lalu mengangkat tangan kanannya dan membuat sebuah portal hitam dengan mudah. Kemudian, mengambil kerah Rozen dengan satu tangan, dia melemparkan remaja berambut hitam itu ke dalam portal dengan santai seolah tanpa beban.
Setelah itu portal langsung menutup, mata gelap dari Tuhan terus menatap kekosongan yang ditinggalkan portal tempat Rozen pergi itu. Dia berkata, "Alam semesta yang kau kunjungi pertama adalah—"HighSchool DxD"."
Tangan kiri Tuhan yang disembunyikan oleh kaos panjangnya, mengeluarkan cairan merah dan menetes, jatuh ke kegelapan tanpa batas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gluttony in Multiverse
FanfictionSummary: Rozen, seorang remaja pecandu game gacha, tiba-tiba mati ketika sedang bermain game di kamarnya. Namun, bukannya dijemput oleh Malaikat Maut dan dibawa ke dunia bawah, jiwa Rozen malah diambil oleh seorang wanita yang menyebut dirinya sebag...