Chapter 12 : continue the mission

187 29 1
                                    

"William!" Bond memanggilku dari kejauhan.
"William, ini saatnya kita membawa para petugas ke pengungsian," jelasnya sembari menghampiri ku.

"William kau..."

"Ah, tidak apa Bond, aku ingin mengambil barang yang dibutuhkan seperti anestesi dan suntikan di mansionku," jelasku menghapus air mataku.
"Waktunya hanya tersisa 2 jam kurang sebaiknya kita bergegas," ujarku sembari melihat jam tanganku menunjukan pukul 06.20 malam hari

Kami pun bergegas menuju mansion dan melanjutkan perjalanan kami menuju stasiun televisi. Setelah kami berhasil menyelinap dan membuat petugas tak sadarkan diri selama beberapa jam kedepan, kami membawa para petugas dengan mobil cargo buatan herder menuju pengungsian diatas bukit makam dan gereja.

Waktu sudah menunjukan pukul 07.20 pm ,akupun menelepon Moran, "Moran disini William, lakukan operasi peledakan," perintahku.

"Baiklah," jawabnya dibalik telepon

BOOM!
terjadilah ledakan pada saluran utama listrik desa membuat desa ini menjadi padam listrik tidak hanya itu ledakan di hutan sekitar desa juga sudah diledakan membuat kobaran api di daerah tersebut.

"William, bukankah jika listrik mati sinyal akan hilang dan kita juga tidak bisa menyiarkan pengumuman?" tanya Bond di sampingku.

"Aku tahu ini akan terjadi, jadi aku sudah menyerahkan urusan sinyal pada herder, ia membuat sinyal buatan, jadi tenang saja kita tetap bisa menyiarkan peringatan evakuasi pada warga melalui stasiun televisi," jelasku dan melanjutkan, "Bond, tolong jaga para petugas itu!"

Kriing
"Disini William, herder ini saatnya kau membajak stasiun radio dan televisi disana terdapat server yang terhubung dengan mic pengumuman desa,"

"Okay!"

Kulihat warga desa sedang panik dan sebuah peringatan evakuasi dari mic pengumuman milik desa berbunyi

"Warga diharapkan untuk segera menuju ke gereja di bukit desa." Pengumuman itu terus menerus diulangi.

"Halo!" Aku mendengar suara Herder disamping diriku dan Moran yang saat ini sedang membantu warga untuk evakuasi darurat.

"Herder? Lalu yang membacakan pengumuman itu siapa?" tanya Moran.

"Itu mah robot, duh dasar Moran," ledek Herder.

"Tch sialan!" balas Moran.

"Hei kalian! Ini bukan waktunya untuk berkelahi," tegasku.

"KAKAK!" Louis datang bersama kak Albert dan pak Jack. "Kakak ada apa ini?" tanyanya.

"Louis sesuai dengan pengumuman, kau harus pergi bersama warga desa yang lain, cepat!" perintahku.

"Bagaimana dengan kakak?" tanyanya panik dan cemas.

"Tenang saja kakak akan menyusul," ujarku.

"Pak Jack, kak Albert tolong jaga Louis sampai aku menyusul bersama kalian."

"Baik William," jawab kak Albert.

"Baik nak William," jawab pak Jack.

"Moran, Herder kalian ikutlah bersama pak Jack, kak Albert dan Louis, di sana Bond juga sudah menunggu, aku akan menyusul," perintahku.

"Tapi William kami tidak akan meninggalkan mu sendirian, berbahaya," ucap Herder.

"Aku ada benda tertinggal di mansionku," ucapku.

"Benda apa?" tanya Moran.

"Enggg emm itu, intinya sangat penting untukku," ucapku dengan wajah memerah.

Aku tak bisa memberi tahu mereka kalau aku meninggalkan boneka rajutku yang lucu dengan tulisan i love you, entah mengapa rasanya itu adalah benda yang sangat penting bisa bisanya tertinggal, memalukan.

...

setelah aku mengambil benda itu dan menggantungnya pada tali sabukku , akupun berlari menuju bukit.

Saat ini sudah pukul 8.09 pm, semua warga sudah berada di bukit tempat mengungsi, aku akan segera menyusul ke sana, namun aku melihat anak kecil yang menangis.

"Adik, adik tersesat? Di mana orang tua adik?" tanyaku.

Ia mengangguk "hiks to tolong..."

"Kalau begitu ayo ikut kakak," aku menggandengnya dan kami berlari bersama.

Aku sudah dapat melihat pecahan komet itu dari sini, waktunya tinggal sedikit lagi.

"Aduh." Anak itu terjatuh dan menangis. Akupun menggendongnya namun ini akan membuat kecepatan berlariku semakin berkurang.

Waktunya tidak akan sempat kalau seperti ini, tapi aku tidak bisa meninggalkannya, akupun mencari sepeda dan menaikinya.

"Adik pegang erat erat ya," ucapku sembari mengayuh sepeda dengan kecepatan penuh.

"Semoga sempat, semoga sempat,"gumamku cemas.

Aku memang tidak bisa memperkirakan terjadinya pecahan komet itu, namun aku bisa memperkirakan waktu yang dibutuhkan meteor itu untuk sampai ke bumi, tidak hanya itu aku juga memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke pengungsian itu dengan kecepatan penuh sepeda yang kukendarai ini.

Setelah membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh keduanya, kemungkinan aku dan anak ini selamat hanya...





BOOM!






25%

"Maaf sherly,"
"Tunggu, Siapa sherly?"

Liam pov end

Moran : "Gawat! Rakitan bom yang kupasang di saluran air desa sudah meledak, William mana? Padahal dia katanya ingin menyusul kita,"

Bond : Moran, Herder, bagaimana ini? Airnya akan meluap dan membanjiri desa ditambah lagi meteornya akan segera membentur bumi, kita harus menyelamatkannya.

Herder : "..."

Catatan writer:

Author: jangan marah ya sama bocil
Bocil: jangan marahin aku kakak

sherliam × Kimi No Nawa (Your Name)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang