Chapter 11 : Make a promise

197 32 4
                                    

Liam pov

"Uh... Dimana?" Aku terbangun dengan kepalaku yang sangat pusing. Objek pertama yang kulihat adalah benda keras didepanku.
"Apa ini? Tengkorak?" tanyaku. Aku memijat kepalaku.
"Aroma ini... aku kenal, ini aroma tubuh sherlock, jadi aku sedang berada di tubuhnya," ucapku.

Aku mencoba bangkit, bukankah ini makam desa, kenapa Sherlock bisa ada di sini? Bukankah seharusnya dia sedang bersekolah di London.

Aku terkejut melihat pemandangan desaku hancur lebur tak tersisa dan hanya terdapat kawah besar. Akupun mencoba untuk melihat sekitar.

Fokusku pun teralihkan.
"Aku sudah mati?" tanyaku terkejut melihat makam diriku sendiri didepanku, tidak hanya itu aku melihat makam kak Albert, Louis, pak Jack juga warga desa.

Kemudian aku mengalihkan pandanganku kembali pada tulang tengkorak yang kulihat saat sadar tadi.

"Apa itu tulang kepalaku sendiri?"

Liam pov end

back to Sherlock's pov~

Selama memantau keadaan desa melalui bukit pemakaman aku selalu memandang jam tanganku yang kini hampir menunjukan pukul 6 sore hari, matahari hampir terbenam.

Kring! Ponselku berbunyi.

"disini Bond melapor, rakitan bom yang kami pasang hampir selesai," ujarnya dari balik telepon.

"Bagus, laporan diterima, jangan sampai seseorang mencurigai kalian!" balasku.

"Siap kapten!" balas Bond menutup panggilannya.

Kriing!
"Disini herder melapor, aku sudah memeriksa keamanan stasiun televisi, untuk bisa membajak servernya aku butuh waktu 15 menit," lapor herder.

"Laporan di terima, herder untuk membajak stasiun tunggu aba-aba ku," perintahku padanya.

"Yosh, baik kaptain! Aku siap kapan saja," balas herder menutup panggilannya.

Setelah herder menutup panggilannya, aku merasakan angin petang yang dingin bertiup kencang, hanya dalam satu kedipan mata.

Deg!
aku sudah berada di tubuh asliku.

"Ha!?" Aku terkejut ketika merasakan perubahan yang sangat cepat seperti ini.

"Sherlock?" Aku mendengar suara Liam disampingku, sontak aku menoleh kearah sang pemilik suara.

Saat ini kami saling berhadapan, bertatapan satu sama lain untuk yang kedua kalinya.

"Liam!?" Aku pun dengan cepat menghampirinya dan memegang wajahnya. Ia tersipu malu dan menyingkirkan tanganku dari wajahnya.

"Bloody hell!" Ia menampar wajahku.

"Eh? Aku salah apa liam?"

"Apa yang kau lakukan pada tubuhku saat di kamar mandi hah, kau pikir aku tidak tahu apa-apa!? Sherlock bollock!"

"Ah, emm... Liam tenang dulu, aku tidak bermaksud-" aku mencoba menjelaskan namun terhenti saat melihat wajahnya benar-benar sudah memerah.

"..."

"Maaf Liam, tapi saat ini aku ingin memberitahumu hal yang sangat penting," jelasku.

"Soal menyelamatkan desa?" tebaknya.

"Ya, benar," jawabku. Akupun memberitahu Liam tentang rencanaku secara singkat dan jelas.

Ia mengangguk mengerti dan berkata, "baik sherlock terimakasih atas rencanamu, mulai saat ini biarkan aku yang melanjutkan rencanamu."

"Liam, maukah kau menjaga ini untukku." Aku memberikan boneka rajut yang bentuknya seperti diriku.

Liam menerimanya, mengangguk dan tersenyum sembari berkata, "baiklah, ngomong-ngomong aku senang kau masih menyimpannya."

"Dan yang ini," ucapku sembari mengeluarkan boneka rajut yang bentuknya seperti Liam dari kantung sakuku, "aku akan menyimpan yang ini untuk dirimu," lanjutku.

"Satu hal lagi," ujarku sembari mengangkat jari kelingkingku, "liam, berjanjilah padaku, kau harus selamat dan kita akan bertemu suatu hari nanti."

"kau seperti anak kecil saja," ia tertawa kecil dan mengangkat jari kelingkingnya.

"Aku janji, Sherly." Kami saling mengaitkan jari kelingking kami.

aku benar benar sudah tidak tahan lagi, tanpa berpikir panjang aku langsung mendekap erat dirinya.

Liam pov

Aku terkejut ketika ia mendekap diriku.

Brak!
Tubuhku terdorong ke belakang dan terjatuh.

Aku dapat merasakan air matanya terjatuh di pundakku, kudengar ia membisikan kalimat 'Happy birthday Liam, i lov-' namun sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, dirinya menghilang bersama dengan dekapan hangatnya.

Perasaan ini, rasa perih dan sesak yang tidak bisa kujelaskan dengan kata-kata dalam kamus. Aku bangkit dan melihat boneka rajut yang kupegang

"sejak kapan? Sejak kapan terdapat kalimat i love you pada boneka rajut ini? Siapa? Siapa yang menambahkan kalimat ini? Siapa yang mencintai diriku? aku baru saja berbicara dengan siapa?" Aku bertanya tanya dengan air mata yang membasahi pipiku.

.
.

----"Kenapa aku menangis?"----

Liam pov masih berlanjut

Catatan writer:
Meanwhile Sherlock apes moment

Sherly: /memeluk Liam dengan erat. "Happy birthday Liam i lov-" BRAK!
wajahnya yang pas-pasan kini terbentur tanah yang basah dan bau membuat wajah pas pasan itu menjadi jelek

Sherly:  "Jir padahal mau confess malah maskeran pake lumpur, bentar! Gw mau confess samabsiapa anjir di sini kan cuma gw sendiri!? Dan ngapain gw ditempat pemakaman begini Kok ngeri jir!?"

Sherly: "GW MAU CONFESS SAMA SIAPA JIR? AMA SIAPA? SIAPA WOII"
             
author: Sherlock kamu gaboleh teriak teriak di makam gasopan

sherliam × Kimi No Nawa (Your Name)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang