Setelah perayaan pesta ulang tahun Mama yang diselenggarakan kemarin malam, paginya ketika keluarga Zianda tersebut melaksanakan sarapan seperti biasanya, si kembar dan termasuk Doya yang sedang nikmat-nikmatnya menyantap sarapan mereka dengan tenang sampai pada saat mendengar pernyataan Mama yang berhasil membuat ketiga kompak tersedak makanan mereka.
“Mama suka sama yang kalian bawa waktu pesta ulang tahun Mama malam tadi” ucap Tayana tiba-tiba, “nanti bawa lagi mereka ke sini ya, main sama Mama”
“Kenapa kalian? Kok pada kompak keselek gitu?” ucap Jaeran menggoda ketiga anaknya
“Engga, ini Bi Ica masak udangnya kepedasan” jawab Yuri asal
“Pedas dari mananya? Ini kan asam manis bukannya di masak pedas” jawab Tayana
“Beneran ini pedas kok” jawab Yuri, “iya kan By, Dek?” tanya Yuri sambil menyenggol kaki Toby yang duduk disebelahnya
“Huum” gumam Toby, “pedas banget ini. Tumben banget Bi Ica masaknya pedas gini” ucapnya, “aku sampai hu ha hu ha saking pedasnya”
“Akting lo jelek banget sialan” bisik Yuri ke Toby
“Mereka ga kepedasan Ma” sahut Jaeran, “mereka cuma kaget karena tiba-tiba kamu bilang suka sama pacar mereka” jelasnya, “iya kan Dek?”
Doya yang mendapat pertanyaan serangan mendadak dari sang Papa hanya mampu menjawab dengan terbata-bata, “a-ah? Hehe iya Pa”
“Kenapa kok pada grogi gitu?” tanya Tayana, “kan juga udah biasa bawa perempuan main ke sini”
“Iya sih” jawab ketiganya kompak
“Tapi Mama ga pernah bilang ‘suka’ ke perempuan yang kami bawa main ke rumah” jelas Toby mewakilkan kedua saudaranya
“Ya habisnya perempuan-perempuan yang kalian bawa dulu-dulu itu kelihatan banget gold digger nya”
“Mantan aku engga” ucap Doya
“Enggak apanya? Kalau minta ini itu ke lo ga kira-kira?” tanya Yuri
“Perempuan yang dekat sama lo sebelumnya sama aja dengan mantannya Doya” sahut Toby
“Termasuk perempuan-perempuan yang ngedeketin lo juga sama aja dengan temannya Bang Yuri kemarin Kak” ucap Doya
“Nah kan, itu kalian tau sendiri kalau perempuan-perempuan yang sebelumnya kalian bawa main ke rumah itu cuma ngincar uang kalian aja”
“Ya gimana Ma? Kan ga mungkin juga mereka ngasih tau ke kita kalau mereka cuma mau uang kita aja” ucap Yuri
“Makanya lain kali kalau mau mendekati perempuan itu di lihat bibit bebet bobotnya” ucap Jaeran yang sedari tadi diam menyimak obrolan anak-anak dan istrinya, “di lihat background keluarganya gimana, tingkatan ekonomi keluarganya gimana, dan yang paling penting itu bukan hanya penampilan fisiknya aja, tapi juga di lihat kepribadiannya gimana, tingkah lakunya gimana, pergaulannya gimana” jelas Jaeran, “yang begitu penting buat di jadikan sebagai bagian dari calon keluarga kita”
“Yang di bilang sama Papa kalian itu benar” sahut Tayana, “kita dari keluarga berada, ga bisa sembarangan menjadikan orang luar sebagai bagian dari keluarga kita”
“Tapi selama ini Mama sama Papa ga ada ngasih tau yang beginian ke kita” ucap Toby
“Karena Mama tau kalian ga pernah serius dengan perempuan-perempuan sebelumnya”
“Mama menyimpulkannya gitu?” Tanya Yuri
"Iya” jawab tayana, “kalau kalian serius dengan perempuan-perempuan yang dulu kalian bawa main ke rumah, pasti sudah ada salah satunya yang kalian ajak buat ikut ke acara keluarga kita. Mau itu cuma sekedar acara pesta ulang tahun Mama Papa, atau bisa jadi acara perusahaan”
“Nanti ajak mereka main lagi ke sini ya” ucap Tayana
“Mama sesuka itu sama mereka, Ma?” tanya Toby
“Kalau ga suka, ga akan Mama suruh kalian buat ajak mereka main lagi ke sini sama Mama” ucap Tayana, “Papa aja juga suka sama mereka”
“Tapi Papa ga ada bilang kalau Papa suka sama mereka Ma” ucap Doya, “cuma Mama yang bilang suka mereka dari tadi”
“Memangnya Papa harus bilang secara gamblang kalau Papa suka juga sama mereka?” tanya Jaeran, “mereka dari keluarga baik-baik, kepribadiannya juga pada baik, di tambah mereka juga ramah dengan tamu undangannya Mama tadi malam”
“Nanti sesekali kita ajak makan malam juga orang tua mereka” interupsi Tayana tiba-tiba
“Buat apa Ma? Belum tentu juga mereka mau lagi di ajak main ke sini”
“Kamu belum coba ajak Sandra lagi Bang” jawab Tayana
“Y-ya tapi kan—“
“Udah ikutin aja apa mau Mama kamu Bang” ucap Jaeran, “selagi Mama kamu sendiri yang minta, ikuti aja maunya”
🌹🐙
Karena hari ini merupakan weekend dan ketiga Zianda bersaudara tersebut tidak mempunyai satupun schedule apapun, maka ketiganya memutuskan untuk hangout bersama.
Toby kali ini memilih untuk yang menyetir dengan posisi Yuri di sebelahnya dan Doya di belakangnya.
Tujuannya kemana? Tidak ada. Alias belum ada tujuannya mau pergi kemana.
Dengan di temani oleh lagu-lagu dari Slank, ketiganya menikmati perjalanan ala anak muda. Sampai pada saat Doya menginterupsi kegiatan mereka bertiga yang tengah beriringan bernyanyi.
“Kak, Bang”
“Hm” gumam Toby
“Naon?” tanya Yuri
“Setelah obrolan pagi tadi sama Mama Papa, kalian bakal apa?”
“Bakal apa gimana maksudnya?” tanya Yuri
“Ya gitu, Mama said she likes them, right?” ucap Doya, “So what now?”
“I don’t know” jawab Yuri, “maybe take Sandra to the house like Mama wants”
Doya mengangguk mengerti dengan apa yang akan dilakukan Abangnya ke depannya.
“How about you Kak?” tanya Doya
“Me?” tanya Toby balik
“Iya lo, kan gue tadi udah jawab” sahut Yuri, “lo bakal gimana?”
“Belum kepikiran sih” jawab Toby, “tapi bisa jadi bakal gue ajak main ke rumah sesekali, itu pun kalau dia mau aja”
“Sesekali sounds like you’re gonna keep taking Jenna to the house, Bro” sahut Yuri
“Maybe yes maybe no” jawab Toby
“Why?” tanya Doya
“Ya you think aja sendiri” ucap Toby, “masa iya terus-terusan ajak anak orang main ke rumah, nanti kalau dia nanya kok ngajakin ke rumah terus harus jawab apa? Mama suka dia, gitu?”
“Tapi kan kenyataannya gitu, kan?” jawab Doya
“Kayaknya lo berdua sepakat deh sama gue” ucap Toby
“Sepakat atas apa?” tanya Doya
“Sepakat kalau mereka ga sama dengan yang dulu sering kita ajak main ke rumah” jawab Toby, “kalau yang dulu, mungkin iya mereka akan kesenangan kalau di kasih tau kalau Mama suka sama mereka, but, how about them?” tanya Toby
“Benar banget” ucap Yuri, “mereka belum tentu akan merasa senang”
“Gue sih sepemikiran sama lo Kak” sahut Doya, “kita juga ga tau mereka bertiga cuma nganggep kita temen nya atau sudah lebih dari seorang teman”
“Ga ada yang berharap juga buat lebih dari sekedar teman kayaknya Dek” ucap Yuri
“Iya” sahut Toby, “kayaknya cuma lo doang yang berharap lebih dari teman”
🌹🐙
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Zianda Twins | END
Romance[Prequel Daddy of Laurenzia's Girls] "Kita tuh kembar. Tapi ga mirip" - Yuri "Soalnya gantengan gue dari lo" - Toby "Anjing" - Yuri "Jangan lupa kalau kita kembar" - Toby Ini merupakan kisah singkat antara Toby dan Yuri pada saat mereka berusia dua...