Hampir aja lupa kalau sekarang selasa, hehe..
HAPPY READING!!
•••
Tetap tersenyum seperti Ipin.
—Kafarel Radhika Jesaga—
————Adya duduk di ruang tengah memangku laptopnya yang menayangkan film kartun sambil memakan camilan.
"Nonton mulu! Udah makan belum tadi?"
Suara Intan—Mama Adya datang membuat Adya menoleh sekilas lalu kembali pada layar laptop. "Udah, Ma. Tadi."
"Makan mie kan? Mama kan udah bilang, jangan keseringan makan mie. Apalagi yang pedesnya ngalahin nyinyiran tetangga itu. Nggak baik, Adya. Ngeyel banget sih dibilangin," omel Intan.
Adya tersenyum geli lalu menjeda film-nya. Gadis itu memeluk Intan dari samping. Menyandarkan kepalanya di bahu Intan. "Iya Mamaku sayang... Itu mie-nya nggak pedes kok. Pokoknya nyinyiran tetangga tetep nomer satu deh pedesnya, hehe.."
"Ish, jangan iya-iya aja! Kamu cuma iya-iya aja tapi diulangin lagi."
"Adya sekarang udah jarang makan mie, loh, Ma. Tadi tuh cuma lagi pengen aja,"
Intan mendengus, "Iya deh, iyaa."
"Papa ke mana, Ma?"
"Papa kamu tuh balik ke kantor lagi. Nggak tau deh Mama, urusan apa. Sebel banget padahal tadi baru pulang sebentar, ternyata cuma mau ambil berkas!" curhat Mama sedikit cemberut pada Adya.
Adya terkekeh mendengarnya, "Nanti juga pulang, Ma. Jangan cemberut, dong. Gitu-gitu, Papa pulang juga langsung nyamperin Mama. Adya aja tadi ngga tahu kalo Papa pulang,"
"Hehe, iya sih. Tadi Papa kamu juga nanyain kamu sama kakak kamu juga, tapi karena buru-buru, jadi nggak sempet ketemu kalian."
Intan dan Adya itu saking asyiknya jika berbicara, terlihat bukan seperti ibu dan anak, melainkan seperti sahabat. Tidak ada kecanggungan di antara mereka berdua. Adya bersyukur memiliki Intan yang mau merawat dan menyayanginya layaknya anak kandung sendiri. Iya. Adya bukan siapa-siapa di keluarga ini.
•••
Kafarel
Dimana?|
Udah sampe?|Ramainya acara pesta ulang tahun Tiara tidak sama sekali menarik minat Kafa untuk ikut serta meramaikannya. Setelah D'SHINE selesai tampil, ia langsung mengungsikan diri ke bangku taman samping rumah Tiara—sedikit jauh dari pesta—yang tidak dilalui orang.
"Anjir, berasa ngenes banget gue!" gumam Kafa mengusap kasar wajahnya.
"Baru sadar lo?"
Suara yang entah datang dari mana itu membuat Kafa terlonjak kaget. Ia menoleh dan menemukan Agam yang entah sejak kapan duduk di sampingnya. Karena sumpah demi apapun, bahkan sedetik sebelum ia berkedip tadi ia masih sendirian di sini. Ia jadi curiga, jangan-jangan Agam adalah titisan jin tomang yang bisa datang dan menghilang tiba-tiba.
"Ngapain lo di sini?!"
"Weh, santai, brader. Pesta pacar gue, nih. Mau ada di empang belakang juga suka-suka gue!" balas Agam songong.
"Gausah ganggu gue, lo! Temenin Tiara sono!" peringat Kafa galak.
"Ge-er banget, Mas-nya. Siapa juga yang mau ganggu lo? Orang gue ke sini karena feeling gue mengatakan ada sad boy yang terdampar di sini! Agam tampan ini mau menemaninya." sindir Agam yang mendapat lirikan tajam dari Kafa.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAFAREL
Short Story[𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐎𝐊𝐄𝐘𝐘?] ----------------------------------------------------- -Berawal dari kemarahan. Lalu berjalan dengan kebencian. Dan berakhir dengan perasaan. Guci tanah liat yang telah Adya buat dengan su...