"DOR!"
"Akhh~"
"HAHAHA RASAKAN ITU! KAU KALAH!"
Sinb merasa kesal karena ia harus kalah. Sementara musuhnya yaitu Yuju terlihat sangat senang dapat mengalahkan adiknya.
Mereka tidak hanya bermain berdua saja, ada saudari mereka yang lain juga.
Di salah satu kursi di taman, di bawah pohon yang rindang terdapat 4 anak perempuan duduk berjejer.
Sowon sebagai kakak tertua sudah pasti akan mengawasi adik-adiknya dengan baik. Kini Sowon membawa adik bungsunya dalam pangkuannya.
2 saudari yang lain yaitu Yerin dan Eunha, Yerin duduk tepat di sebelah Sowon dan Eunha di sebelah Yerin.
Tentu dengan Eunha yang sedang mengunyah. Eunha itu kan pecinta makanan, jadi dia membawa beberapa camilan supaya tidak bosan.
"Bermainlah dengan benar Sinb." Tegur si kakak tertua, Sowon.
Sinb cemberut. "Aku tahu, kak Uwon mah celewet ih."
"Hehe~"
Kepala mungil itu mendongak dengan tawa yang menggemaskan. Sowon tentu menatap balik si bungsu di pangkuannya.
Ternyata perkataan Sinb yang seperti itu bisa membuat si bungsu tertawa juga. Memangnya si bungsu mengerti apa yang diucapkan kakaknya barusan? Entahlah.
"Ututu, iihh gemes banget sih,.." Yerin tak kuasa menahan kegemasan kepada si bungsu.
Pipi gembul, gigi kecil yang terlihat saat tertawa, serta mata yang membulat lucu, aahhh gemas sekali.
"Kak, Yennie mau gendong dedek Ji dong.." Pinta Yerin.
Sowon menoleh ke arah Yerin, "Ya sudah, nih. Tapi hati-hati ya gendongannya. Awas jatuh!" Kata Sowon memperingati.
Yerin mengangguk cepat dan langsung mengambil alih dedek Ji untuk dia gendong.
"Ayo kejar aku Sinb!" Yuju dengan cepat berlari agar Sinb mengejarnya.
"K-kak aku ca-pek" Ucap Sinb sambil mengatur nafasnya, dia lelah mengejar Sang kakak yang berlari sangat cepat.
Yuju spontan berhenti dan menoleh ke Sang adik. Benar saja, Sinb terlihat sangat kelelahan. Akhirnya Yuju menghampiri Sinb.
Saat hendak menyentuh bahu Sang adik, Sinb lebih dulu menepuk lengan Yuju dengan keras.
"KENA KAU KAK!! HAHAHAHA,.." Ternyata tadi Sinb hanya berpura-pura lelah supaya dia bisa mengenai Yuju, memang cerdik.
Yuju terkaget, "Aishh kau ini, curang sekali. Tapi ya sudah lah, adikku ini kan memang cerdas. Ku akui deh.."
Sementara yang lain dengan aktivitas yang mereka jalani, berbeda dengan Eunha. Dia masih terus mengunyah.
Bahkan Sowon sudah menyuruh Eunha untuk berhenti makan. Tetapi Eunha tetaplah Eunha, si penyuka makanan yang imut.
"Hei, berhentilah makan camilan itu. Kalau kau lapar kan bisa makan nasi. Apa kau tidak mau bermain? Hm?" Ucap Sowon sambil menjauhkan bungkus camilan dari tangan Eunha.
Eunha menggeleng cepat. "Jangan ambil camilanku kakak! Lagi pula aku sedang tidak ingin bermain."
Sowon hanya bisa geleng-geleng kepala melihat adiknya. Disisi lain, Yerin ada dalam mood yang sangat bahagia. Dia senang sekali bisa menggendong dedek Ji.
"Nanana~"
Yerin sedikit bersenandung sambil membawa dedek Ji berjalan-jalan melihat taman.
"Tata Lin~" Panggil dedek Ji, dia sepertinya meminta sesuatu.
Yerin pun agak kaget mendengar si bungsu bisa memanggil namanya, walau belum benar.
"Ya? Dedek Ji kenapa?" Tanya Yerin.
Dedek Ji menunjuk ke arah penjual es krim. Yerin pun menangkap arah tangan mungil itu.
"Mau tu ta.."
"Dedek Ji mau es krim?"
Dedek Ji mengangguk cepat dengan senyum lebar yang menggemaskan. Dan itu membuat Yerin kalah lagi oleh kegemasan adiknya.
"Yaudah, kita beli ya.." Kata Yerin sambil berjalan ke arah penjual es krim itu.
"Halo, mau beli rasa apa?" Tanya penjual es krim itu ramah.
Dedek Ji menunjuk ke es krim rasa coklat. Yerin pun menurutinya.
"Yang rasa coklat 1 di cup ya mbak,.." Ucap Yerin.
Mbak penjual es krim langsung mengambil dan memberikan 1 cup es krim rasa coklat kepada Yerin.
Setelah membayar es krim itu, Yerin dan dedek Ji kembali ke tempat dimana saudari-saudari mereka berada.
Sowon melotot melihat kedatangan Yerin dan si bungsu yang membawa es krim. Sedangkan Eunha berbinar dan langsung menghampiri Yerin, ingin mencicipi es krim juga.
Dedek Ji sibuk memakan es krim nya yang dipegang Yerin. Dengan mulut yang sudah belepotan oleh es krim coklat.
"Halo dedek Ji~ Kak Una minta dong es krim nya.. Boleh ya?" Eunha meminta es krim itu dengan penuh harap.
"Ni ta, aaa~" Dedek Ji menyodorkan sendok es krim nya ke Eunha.
"Aaaaaamm, emm enak~" Kata Eunha menjilat es krim itu.
Kira-kira seperti itulah kebahagiaan mereka. Setiap hari selalu diisi tawa dan canda. Tetapi itu semua hilang dalam sekejap.
Mereka tentu tidak percaya hal yang terjadi, tapi mereka harus kuat.
Hidup mandiri dan tidak menyusahkan orang lain, itu yang sering mereka ucapkan.
Di setiap keluarga, pasti memiliki kenangan yang menyenangkan. Apalagi jika mempunyai banyak saudara.
Senyum yang selalu terpancar di wajah cantik mereka, seketika harus hilang karena suatu hal.
Sungguh menyakitkan.
•
"Aku sangat sayang kepada kalian semua, adik-adikku. Aku akan berjuang untuk kalian.."
"Biarkan aku membantumu kak, aku juga salah satu kakak tertua disini.."
"Aku harus menjadi kakak serta adik yang baik sekarang. Berjuang demi keluarga yang sangat aku sayangi."
"Aku akan berusaha juga mulai sekarang. Ayo berjuang!"
"Mama.. Papa.. Aku janji akan menjadi tameng bagi kakak dan adikku. Karena aku yang paling kuat."
"Aku harus kuat demi semua kakakku, aku harus menjadi adik yang baik. Aku sayang kalian.."
Family
KAMU SEDANG MEMBACA
Family - Gfriend [✔]
RandomSetiap kehidupan pasti ada hal yang indah, tapi ada juga masalah yang datang. Note : Jika dirasa cerita ini menarik, boleh dong follow juga supaya author makin semangat bikin karya lagi 🔥 [MAAF APABILA ALUR CERITANYA MASIH NGALOR NGIDUL SEBAB INI...