"Halo.."
"Halo sayang, ini aku." Kata seseorang di seberang sana.
"Eh papa, iya kenapa pa?"
"Kok kamu gak manggil aku sayang juga sih,.."
"Haha, iya sayang.. Ada apa?"
"Nah gitu dong. Oh iya, ini aku sebentar lagi pulang sayang.."
"Loh? Kok cepet banget?"
"Iya, semua urusan sudah selesai. Jadi aku bisa pulang lebih awal."
"Oh, bagus lah kalau begitu. Hati-hati ya sayang..."
"Terima kasih istriku sayang, muahh"
"Muahh." Wanita cantik itu refleks mencium teleponnya.
Setelah berbicara dengan suaminya, dia melanjutkan perjalanannya ke dapur.
Wanita cantik itu meletakkan beberapa makanan dan minuman yang tadi dibeli ke dalam kulkas.
Sisanya diletakkan sesuai tempatnya. Tak lama kemudian Sinb datang menghampiri. Dengan membawa beberapa mainan.
"Ma.."
Sang mama menoleh, "Hm? Kenapa dek?"
"Adek mau main kelual ya ma? Bosen main sendilian. Dedek juga kan lagi bobo. Adek mau main sama kak Joy, anaknya tante Ilene. Boleh ya ma?" Kata Sinb sambil mengedip-ngedipkan matanya, terlihat sangat lucu.
Anak kecil itu bertambah lucu karena belum bisa menyebutkan huruf 'R' dengan benar, jadi menyebut nama Irene saja menjadi Ilene.
"Tentu dong Sinb sayang, tapi mama anterin ya,.."
Sinb mengangguk. "Yesss! Makasih mama~" Badan mungil Sinb menubruk kaki mamanya dan langsung memeluknya erat.
Sang mama mengusap lembut surai hitam Sinb. Tak lupa menciumnya.
.
.
."Yennie, Una, Yuju, Ayo pulang. Kita tunggu mama jemput." Ucap Sowon kepada ketiga adiknya yang sudah berbaris dihadapannya.
"Siap, Ratu!" Yerin, Eunha, dan Yuju kompak memberi hormat kepada kakak tertua mereka. Sementara Sowon hanya tersenyum, dia terasa seperti ratu sekarang.
Kini mereka berempat duduk di kursi taman sekolah. Itu memang tempat biasa mereka bila menunggu jemputan. Sambil menggoyangkan kaki kecil mereka dan mengobrol bersama.
Sudah agak lama sekarang, tapi Sang mama belum menjemput mereka. Mereka mulai merasa bosan menunggu. Eunha juga sudah kelaparan.
Walau saat istirahat tadi mereka sudah makan, tapi jam pelajaran tadi itu juga sudah sangat menguras tenaga.
Sowon melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dilihatnya jam 11. Cuaca juga sudah mulai panas.
Yerin mengibas-ngibaskan tangannya guna menghilangkan rasa gerah. Serta mengelap keringat yang bercucuran di wajahnya.
Setelah beberapa menit menunggu lagi, terlihat sebuah mobil hitam berhenti dekat mereka. Mobil itu tidak terlihat asing.
Kemudian keluarlah seorang pria gagah nan rupawan dengan kacamata hitam yang semakin menambah ketampanan.
Pria itu melepas dan meletakkan kacamata hitamnya di saku. Dan berjalan menghampiri keempat anak perempuan kecil yang duduk berjejer.
Mereka berempat kaget karena melihat pria itu adalah Papa mereka. Dengan cepat mereka berlari dan memeluk Sang papa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family - Gfriend [✔]
DiversosSetiap kehidupan pasti ada hal yang indah, tapi ada juga masalah yang datang. Note : Jika dirasa cerita ini menarik, boleh dong follow juga supaya author makin semangat bikin karya lagi 🔥 [MAAF APABILA ALUR CERITANYA MASIH NGALOR NGIDUL SEBAB INI...