Epilog

341 32 11
                                    

6 tahun kemudian..

Suasana rumah itu begitu hening, tidak ada lagi penyemangat dalam hidup.

Semuanya hancur lebur sampai hanya tersisa butiran debu, dan butiran debu itu dihempaskan dengan mudah oleh angin.

Pagi ini, Irene mengunjungi rumah teman yang sudah ia anggap sebagai kakaknya itu dengan membawa banyak makanan.

Ting!  Tong!

Irene menekan bel yang terpasang tak jauh dari pintu masuk.

Tidak lama kemudian pintu itu terbuka lebar, terlihat remaja dengan pakaian rapih dan wangi.

"Eoh, tante Irene. Silahkan masuk tante~"

Irene tersenyum kemudian melangkah masuk, alangkah terkejutnya ia saat melihat isi dalam rumah itu.

Semenjak kepergian orang tua dari anak-anak ini, rumah itu menjadi lebih sunyi dan damai.

"Kakak, ini ada tante Irene!"

Remaja tadi memanggil kakaknya yang kemungkinan sedang berada di dapur.

Perempuan lain perlahan muncul dari arah dapur sembari mengikat rambutnya.

Irene tersenyum lagi melihat itu, perempuan yang baru muncul itu dengan sopan menyalimi tangan Irene.

"Silahkan duduk, tante." ucap perempuan itu dengan sopan.

"Yang lain, dimana?" Irene bertanya karena tidak mendapati anak yang lain.

"Kak Eunha dan kak Yuju lagi jalan-jalan, tante. Kak Yerin lagi belanja, kalau kak Sinb gak tahu lagi kemana.." balas remaja yang merupakan anak bungsu. 

Sang kakak menoleh kepada adiknya, "Kamu bukannya ada kelas, dek?"

Sang adik menepuk dahinya pelan, "Oh iya, ya sudah dedek berangkat dulu ya kak.."

Remaja itu berpamitan kepada kakak tertuanya, kemudian dengan sopan ia juga berpamitan serta menyalimi tangan Irene.

"Umji berangkat ke kampus dulu ya, tante."

Remaja yang bernama Umji itu pun berjalan pergi karena hari ini ia ada kelas yang sangat padat.

"Hati-hati ya, dek!" teriak Sang kakak sembari melambaikan tangannya.

Irene tersenyum melihat anak tertua di keluarga ini menjadi sangat perhatian dan menjaga adik-adiknya.

Mungkin karena ia juga merupakan anak yang paling tua, dan juga kedua orang tua mereka sudah tidak ada lagi jadi ia harus menanggung beban sendirian.

Beruntung wanita Bae masih sering datang mengunjungi rumah itu sehingga membuat rindu enam anak di rumah itu menjadi terobati.

Sudah lama juga semenjak kepergian kedua orang tua dari enam anak ini. Oleh sebab itu mereka sudah tumbuh menjadi lebih dewasa lagi.

Tidak aneh lagi jika helaan nafas selalu keluar dari Sang kakak tertua, bukannya ia tidak iklhas tetapi terkadang ia juga lelah.

"Ini tante bawa makanan untuk sarapan kalian, ya." ujar Irene sembari menggeser tempat makanan-makanan itu.

Kedua sudut bibir itu tertarik keatas menampakkan senyuman manis yang selama ini sempat hilang dari wajah cantik itu.

"Kalian masih suka rindu sama papa dan mama?" Irene bertanya untuk memulai obrolan diantara keheningan di rumah itu.

Perempuan itu menganggukkan kepalanya pelan dengan disertai senyuman tipis dan berusaha menahan air mata yang akan jatuh begitu saja.

"Kalau kalian rindu sama papa dan mama, kalian bisa hubungi tante. Atau kalian bisa main ke rumah tante,"

"Iya, pasti. Terima kasih ya tante~"

"Sama-sama, tante yakin Sowon pasti bisa melewati semua ini.." ucap Irene seraya mengusap surai panjang perempuan itu.

Diantara moment haru ini ia mulai teringat kembali akan kejadian beberapa tahun yang lalu, kejadian yang cukup mengerikan.

Jadi, saat mereka semua sekarat dan membutuhkan donor darah yang banyak, mama mereka alias Im Yoona sangat bersedia mendonorkan seluruh darahnya.

Luka yang menimpa mereka cukup parah bahkan masing-masing mempunyai kerusakan pada organ dalam.

Seperti Sowon yang mengalami kerusakan pada ginjalnya, dan Siwon rela mendonorkan ginjalnya karena cocok.

Yerin, mengalami kerusakan pada organ hatinya. Siwon juga yang bersedia mendonorkannya.

Selanjutnya Eunha, mengalami kerusakan pada paru-paru dan mendapatkan donor dari Sang mama tercinta.

Yuju, mengalami kerusakan pada satu ginjalnya. Yoona juga rela memberikan ginjalnya kepada Yuju.

Berikutnya ada Sinb yang tidak mengalami kerusakan serius pada organ dalam tetapi gadis itu hanya kekurangan banyak sekali darah.

Terakhir, Umji. Si bungsu yang mengalami kerusakan pada jantungnya. Yang bersedia memberikan jantung kepadanya ialah Yoona.

Siwon dan Yoona merupakan sosok orang tua yang sangat diidamkan oleh semua anak. Mereka sangat menyanyangi dan menjaga enam anak mereka dengan baik.

Buktinya mereka rela berkorban demi keselamatan dan kesembuhan anak-anak mereka.

.
.
.

Menghirup udara sejuk dengan berbagai tanaman hias di pot yang tertata rapih, sangat menyegarkan.

Enam gadis itu menatap langit malam yang berkilau dengan dihiasi banyaknya bintang.

Dengan masing-masing memegang gelas berisi coklat hangat, karena cuaca malam ini sedikit dingin.

"Kak," panggil si bungsu.

"Hmm?"

"Dedek sayang sama papa dan mama,.." ucapnya lalu tertunduk.

Yerin mengusap punggung adik bungsunya yang berada di sebelahnya, "Jangan nangis, dek~"

Umji mendongakkan kepalanya sembari tersenyum manis, "Gak, dedek gak nangis kok."

"Pokoknya kita gak boleh menyerah! Kita gak boleh membuat papa dan mama menangis diatas sana, mengerti?" Sang kakak tertua berusaha menyemangati adik-adiknya.

"Mengerti!"

Sowon menghela nafas panjang kemudian tersenyum manis ke arah adik-adiknya.

"Kakak sayang banget sama kalian~"

"Kita juga sayang banget sama kakak~"

Ahahahahaha!

Tertawa lepas sambil terus menatap langit malam yang sangat cerah dengan bintang yang berkilauan.

Mereka tidak akan menyerah, mereka berenam akan terus menjalani hidup dengan penuh semangat.




Family

Starring Cast :

GFRIEND / VIVIZ member

Im Yoona

Choi Siwon

Another Lovely Cast



____________________________

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah membaca cerita ini sampai selesai ❤

Family - Gfriend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang