Ia bergeser, meneguk air liurnya lalu menyolek pundak Karina. "Kar..."
"Apa?!"
"Kok tumben galak banget sih?" Batin Herozein.
Ia menyengir. "Hehe... ntar kalo udah sampe bangunin ya, gue mau bobo dulu."
"Kenapa kau tidur lagi?!"
"Ngantuk banget hehe..."
"Hahh... Astaga, kalau begitu tidur saja nanti aku bangunkan."
"Sip sip, gue tinggal tidur ya." Herozein pun membaringkan tubuhnya dan meringkuk.
•
•
The Greatest Revision For Unpublished Story © Deurimen
Genre : BL, Bromance, Transmigration, & Historical
•
•Kingdom of Ainsleirelen
"—kak!"
".... Kak!"
Samar-samar Herozein mendengar suara Karina, tubuhnya juga terguncang lumayan keras hingga membuatnya terbangun dari mimpi dan matanya terbuka sayup.
"Kakak!" Ternyata benar Karina yang memanggilnya, Herozein menutup mata kembali merasa lega bahwa bukan orang lain yang mengguncang dirinya, ia bergumam lirih. "Mn..." Lalu masuk lagi kedalam dunia mimpi.
Karina mendelik. "Bangun, Kakak! Kita sudah hampir sampai!" Ia terus mengguncangkan tubuh Herozein dengan lebih brutal.
Tak peduli lagi, ia sudah lelah membangunkan Herozein bahkan dari saat baru memasuki Kota Ainsleirelen sampai sekarang Carriage mereka sudah hampir benar-benar tiba didepan pintu utama Istana. Namun, Herozein belum benar-benar terbangun, kakaknya ini malah tidur kembali bisa-bisanya dia.
Srakk!!
Karina menariknya. "Kakakk!! Ayo bangun!! Keluarga Kerajaan akan menyambut kita begitu pintu kereta dibuka!! Ada Ibu dan Ayah juga disana! Bangun! Jangan membuatku malu! Kakak bangun!"
Ia putus asa dan frustasi, Herozein tidur seperti orang mati.
"Aku tidak peduli, setelah ini pintu kereta kita akan dibuka. Kalau ada apa-apa itu berarti semuanya salah Kakak." Ucap Karina agak merajuk lalu membenarkan posisi duduknya saat kereta mereka kembali berjalan begitu kereta kedua orang tua mereka pergi.
Perlahan Herozein pun membuka mata lalu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya ia bangkit, duduk untuk mengumpulkan nyawanya, ia mengucek mata dan menoleh kesamping dimana ada Karina yang meliriknya lewat ujung mata, Herozein hanya menampilkan senyum tanpa dosa diwajah khas orang bangun tidur. Karina sebal dia segera mengalihkan pandangan lalu menetralkan ekspresi wajahnya mencoba untuk kembali tersenyum, namun sia-sia ia terlalu jengkel apalagi saat melihat penampilan Herozein.
"Kakak!~"
Pemuda yang baru saja menguap langsung menoleh sambil mengusap rambut belakangnya. "Mn?"
Karina segera duduk mendekat, dilihat dari manapun penampilan Herozein memang agak kacau, rambutnya berantakan, wajah bantalnya sangat kentara, belum lagi blazer nya merosot dari kedua pundak, kemejanya keluar dengan dua kancing atasnya terbuka. Lain kali ingatkan Karina untuk melarang Herozein tidur saat dalam perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Revision For Unpublished Story
Historical Fiction"Hidup cuma sekali gak bisa Lo revisi kek buku jadi gunain kehidupan Lo sekarang dengan baik, masalah itu kan cobaan hidup, jangan mental yupi gitu dong malu Lo kan laki." Sang penulis datang hanya untuk mengerti kehidupan yang sebenarnya diinginkan...