"Btw Lo gak makan juga?"
Jennath melirik. "Mn..." Herozein menoleh singkat kemudian menyendok puding ditangannya lalu menyodorkan.
"Nih cobain, Lo suka manis kan?" Cengirnya.
Netra obsidian itu menatap sendok yang Herozein sodorkan kepadanya, dengan agak ragu ia menerima suapan dari pemuda yang kini tengah mengunyah sembari menyunggingkan senyum tertahannya.
"Enakkan?!" Ia bertanya antusias.
Kepala Jennath mengangguk-angguk kecil, Herozein ikut manggut-manggut terlihat puas melihat reaksi dari Jennath lalu ia melanjutkan kegiatan makanannya lagi dengan lebih penuh antusiasme.
Ah... Lucu sekali.
•
•
The Greatest Revision For Unpublished Story © Deurimen
Genre : BL, Bromance, Transmigration, & Historical
•
•Dengan mulut yang tak kunjung berhenti mengunyah, Herozein terus memperhatikan orang-orang disekitarnya. Apalagi sudah dari beberapa saat lalu netra coklatnya terpaku pada sosok pemuda yang cukup familiar dan tengah duduk disamping Raja, ia terus mencuri pandang kearah pemuda itu, perasaannya langsung berkecamuk—sosok itu benar-benar membuatnya tidak fokus.
Herozein meletakkan garpu kue nya lalu menunduk, menopang kepala dengan alis bertaut tajam dan tatapan tidak percaya.
"Kenapa sih anjir?!! Kenapa itu orang malah mirip sama gue!" Batinnya menjerit ia bahkan meremat rambutnya dengan gemas.
Kepalanya menoleh lagi menatap intens pemuda menyerupai dirinya di dunia nyata—itu benar! Herozein belum tahu siapa dia namun dari segi fisik, pemuda itu sungguh-sungguh mirip dengannya tetapi versi bertubuh lebih tinggi. Maka dari itu Herozein tidak habis pikir ini sama saja seperti dia tengah bercermin, ia harus mencari tahu siapa pemuda itu dan berniat sebisa mungkin untuk menghindar, sudah dipastikan ia tidak mungkin kuat menatap wajahnya sendiri.
Nampaknya dunia ini tengah mempermainkan dirinya.
Ekspresi wajah Herozein agak memburuk. "Sialan..." Ia mengumpat pelan, agak frustasi.
"Kenapa?" Tiba-tiba saja Jennath menyahut, bukan tanpa sebab melainkan dia mendengar umpatan keluar dari mulut pemuda disampingnya ini.
Herozein terkekeh geli. "Hehe... Enggak kok enggak kenapa-napa, udah lanjut minum aja."
Akhirnya Jennath kembali menikmati wine nya dengan senyap, Herozein yang memang sudah kenyang tidak melanjutkan lagi acara makannya toh memang seluruh hidangan dimeja sudah tak tersisa. Sekarang pikirannya benar-benar tertuju oleh kembarannya yang ada disamping singgasana Raja, ughh... Dia penasaran siapa itu.
"Kau gelisah, ada apa?" Kalimat itu merupakan pernyataan sekaligus pertanyaan.
"Hahaha! Emang keliatan banget gelisah nya?" Tawa Herozein lepas.
Jennath mengangguk kaku seraya meletakkan gelas nya. "Mn..."
"Gue gapapa sumpah dah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Greatest Revision For Unpublished Story
Historical Fiction"Hidup cuma sekali gak bisa Lo revisi kek buku jadi gunain kehidupan Lo sekarang dengan baik, masalah itu kan cobaan hidup, jangan mental yupi gitu dong malu Lo kan laki." Sang penulis datang hanya untuk mengerti kehidupan yang sebenarnya diinginkan...