Kingdom of Ainsleirelen

830 114 2
                                    

"Kau sudah tidak lagi muak melihat wajahnya?" Tanya Kartrin.

".... Hah?" Herozein membeo sedangkan Jennath terdiam dengan dahi mengernyit apalagi begitu Kartrin tertawa kecil sembari menunjuk dirinya singkat menggunakan garpu.

"Apa? Bukankah dulu kau bilang bahwa kau sangat membencinya hingga rasanya ingin mati?"

Gerakan tangan Herozein yang memegang sendok seketika terhenti didepan mulutnya yang sudah terbuka, ia menatap sang ayah lalu melirik Jennath yang menatapnya intens dengan dahinya semakin mengernyit seperti meminta penjelasan. Dia kemudian meletakkan sendok, memejamkan mata, wajahnya agak jengkel dan menatap lagi Kartrin yang hanya menyeringai tipis.

"Ini orang tua mulutnya Lambe banget sih?! Sejak kapan gue bilang begitu, Pak?!"



The Greatest Revision For Unpublished Story © Deurimen
Genre : BL, Bromance, Transmigration, & Historical

Waktu bergulir begitu cepat, satu Minggu telah berlalu sejak pertama kalinya Herozein datang kesini sebagai putra sulung dari Duke Caplicano. Ia mulai lebih terbiasa sekarang dan sangat beruntung selama satu Minggu tersebut tidak ada banyak hal yang terjadi, Herozein pun agak tenang hingga dirinya lebih sering menghabiskan waktu berada didalam mansion, hibernasi, berkeliling ataupun memikirkan apa akan ada kejadian dadakan yang keluar dari alur cerita.

Seperti sore ini Herozein masih berada dibawah selimut, ia sudah bangun tetapi tidak berniat beranjak sedikitpun dari sana, tangannya sibuk mengotak-atik salah satu benda yang ikut terbawa olehnya ke dunia ini, ponsel. Baru saja kemarin ponselnya menyala setelah mati tanpa sebab selama hampir seminggu.

<Aktivasi ponsel kembali dihidupkan, jaringan tak tersedia>

Dari tadi ponselnya mengeluarkan peringatan seperti itu, makanya Herozein berusaha memperbaikinya agar tidak ada pop up dengan kalimat menyebalkan seperti itu karena sesungguhnya ia juga hanya ingin membaca revisi ceritanya-plus untuk berfoto, bukan untuk internetan. Bahkan ia berencana untuk tidak terlalu sering memakai ponselnya agar menghemat daya yang tersisa.

"Ckk! Ini gimana sih?!" Ketusnya dengan alis bertaut tajam.

<Jaringan tak tersedia, mencari jaringan terdekat tunggu beberapa saat lagi>

Puk!

Herozein terbaring telentang, menghela napas panjang dan menoleh dimana ponselnya tergeletak disampingnya, sebuah lingkaran kecil berputar-putar dilayar putih tersebut dengan tulisan 'loading' tepat berada dibawah.

Entah mengapa namun perasaan Herozein langsung memburuk.

"AAAAHHH!!! SHITTY!!"

Brakk! Brakk! Brakk!!

Dengan brutal dia meraung, menggerak-gerakkan tubuhnya membuat selimut juga seprei menjadi berantakan, lalu ia pun kembali terdiam, bernapas terengah-engah sehingga dadanya naik turun, matanya agak berair, dan perempatan dahinya terlihat lebih dalam.

Herozein jengkel.

"Hp kentang!!" Hardiknya.

"Seperti kentang..."

"Kau seperti kentang..."

Tiba-tiba wajah Herozein memerah, tangannya terkepal kuat begitu mengingat perkataan Jennath Minggu lalu mengenai dirinya.

The Greatest Revision For Unpublished StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang