7

202 32 2
                                    

Hari ini tepat dimana hari salah satu guru bahasa Inggris anak kelas 11 IPA mengambil cuti melahirkannya untuk tiga bulan ke depan. Dan begitulah alasan Mark saat ini berada depan ruang guru salah satu SMA di Bandung–merapikan kemeja nya sebelum mengetuk pintu coklat yang ada di depannya saat ini.

Kakinya melangkah masuk setelah memberikan 2 kali ketukan pada pintu ruang guru itu. "Selamat pagi.." sapanya pada semua orang yang ada di sana.

"Ahh! Ini guru pengganti bu Taeyeon selama tiga bulan ke depan ya?" Saut salah satu guru disana yang ternyata menjabat sebagai wakil kepala sekolah–Mark mengangguk ramah membalas pertanyaan guru tadi.

"Mari sini sini ikut ke ruangan saya." Wakil kepala sekolah itu memandu jalan menuju ruangannya–Mark mengikuti dari belakang.

Pintu ruangan bernuansa putih itu terbuka–sang pemilik mempersilahkan Mark masuk, "Mari silahkan duduk." Ujarnya.

Setelah keduanya duduk, percakapan dimulai–dari tentang apa alasan Mark mau menerima permintaan tolong Bu Taeyeon untuk menggantikannya mengajar, jawaban Mark "suami Bu Taeyeon adalah salah satu dosen saya dulu di Universitas Of Toronto Kanada. Setelah beliau tau bahwa saya ada di Indonesia setelah lulus, ia meminta bantuan saya terkait hal mengajar itu selama 3 bulan. Karena saya yang sedang banyak waktu luang, jadi saya terima saja karena tidak enak juga jika menolak."

Pertanyaan kedua, punya pengalaman mengajar?–jawaban Mark, "tidak, maka dari itu saya akan mencoba di sini. Tapi saya fasih bahasa Inggris, beberapa kali juara olimpiade bahasa Inggris saat SMA."

Kepala sekolah tidak lagi bertanya. Ia cukup paham dengan pengenalan singkat diri Mark tadi. Pria 21 tahun yang memiliki banyak kelebihan, lulus 3,5 tahun cumlaud. Wajar jika Bu Taeyeon dan suaminya mempercai Mark untuk tiga bulan kedepan. "Baik, kalau begitu anda sudah bisa mengajar hari ini. Kebetulan, ada dua kelas untuk hari ini. 11 IPA 4 dan 2. Mari, biar saya antar ke kelas." Ujar wakil kepala sekolah kembali menuntun Mark–kali ini menuju kelas yang akan Mark ajar.

◇◇◇◇◇◇◇

Bel sudah berbunyi setengah jam yang lalu namun belum ada guru yang datang ke kelas Haechan. Harusnya sekarang adalah pelajaran Bahasa Inggris, namun gurunya itu sedang mengambil cuti melahirkan–maka seharusnya akan ada guru pengganti seperti yang bu Taeyeon minggu lalu bilang.

"Fiks ini mah jamkos." Celetuk Jaemin–lalu membuka aplikasi game online di ponselnya.

"Naha sih hayang jamkos wae?" Timpal Renjun

"Eh siapa coba yang gamau jamkos? Hanya orang aneh yang gamau jamkos, Njun." Balas Jaemin dengan percaya diri.

"Gue gamau tuh. Aneh dong gue?" Saut Haechan yang sedari tadi menyimak sambil membaca novelnya.

Renjun dan Jaemin saling tatap–Renjun tertawa, "mampus tah siah wanian ngatain ketos kita semua aneh."

Jaemin hanya menggaruk rambutnya yang tak gatal, "hehe, ga gitu Chan.."

Ceklek

Tak lama pintu kelas XI IPA 2 terbuka–mengundang atensi seluruh siswa yang ada di dalam. Suasana berubah menjadi hening saat dua orang pria ber kemeja berjalan memasuki kelas.

Orang pertama sudah tak asing lagi bagi anak anak disana. Pak Chanyeol, wakil kepala sekolah disini. Namun pria kedua yang berjalan di belakang pak Chanyeol mengundang pasang mata seluruh isi kelas. Si guru pengganti–yang katanya muda, yang sempat menjadi pembicaraan hangat minggu lalu.

"Chan.. bukanya dia yang kemarin lusa di panti asuhan?" Tanya Jaemin–menghadap Haechan yang garis wajahnya semakin mendingin. Tangan pria tan itu mengepal, dan rahangnya yang mengeras.

Fatum perfectum [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang