2

198 30 1
                                    


Selamat membaca
◉‿◉

Dirumah Jewo...

"Bagusss, baru pulang jam segini darimana aja kamu?" Ucap Mama Jewo dengan nada membentak.

"Dari sekolah, tadi ada jam tambahan," jawab Jewo yang langsung menuju kamarnya tanpa melihat Mamanya dan Papa barunya.

"Gak sapa Papa barumu? Dasar anak kurang ajar," ucap Mama Jewo lalu mengambil sebuah rotan.

"Udah sayang... Kasian dia baru pulang loh," ucap Papa tiri Jewo.

Dikamar Jewo marah-marah sendiri.

"Ck, sok baik banget," ucap Jewo lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Dirumah Jehan...

"Bang Je jangan lukain diri sendiri lagi ya... Aku gak suka," ucap Adik Jehan dari arah pintu.

Sebut saja Jefa, dia melihat sang kakak memegang sebuah benda tajam. Padahal, Jehan lagi buat patung karena tugas dari guru.

"Abang gak selfharm kok lagi buat tugas aja," Jehan tersenyum.

"Abang jangan lupa minum obatnya, biar gak kumat, pusing Papa ngurusinnya," ucap sang Papa sambil menyeruput kopi pandangannya melihat ponsel.

Jefa menghela nafas, "Papa pasti lagi chat sama cewek di aplikasi itu lagi," padahal Papa mereka masih mempunyai istri, yaitu Mama mereka.

Mama mereka tidak tau perbuatan Papa Jehan, Jefa dan Jehan tak bisa memberi tau Mamanya.

Pertama, mereka tak mau Mama sedih.

Kedua, Papa mereka melarang, dengan ancaman akan mengusir mereka jika diberi tau.

Jehan keluar kamar untuk mengambil minum... Saat ingin minum...

"Abang?" Panggil Jefa. Itu membuat gelas yang diminum Jehan jatuh karena terkejut.

Dan pecah.

"Apa itu!" Papa segera kedapur.

"Apa-apaan! Gelas itu mahal kamu tau? Gak berguna kamu itu, kenapa kamu pakai gelas itu? Itu pemberian dari Farah! Teman Papa! Udah gak ada otak, gak ada bakat," bentak Papa.

Mama mereka sedang kerja, sedangkan Papa sedang libur.

"Maaf..." Lirih Jehan.

"Itu salah Jefa, harusnya aku gak ngagetin abang," ucap Jefa pada Papa.

"Udah Jefa, kamu duduk aja biar Papa kasih pelajaran sama anak lemah ini," ucap Papa.

Jehan hanya bisa menunduk, jika dia melawan Papanya maka dia akan dipukuli terus-menerus.

^_________^

Mereka memutuskan untuk bertemu di sebuah Kafe.
Dan sekarang mereka sedang curhat bersama.

"Tapi adek lo minta maaf?" Tanya Arsya.

"Dia ngira gw marah sama dia," ucap Jehan.

"Ganti topik yang seneng aja lah, biar gw gak nambah sedih nih," ucap Jewo dengan mata yang berkaca-kaca.

Yang lain hanya tertawa.
Jewo orangnya suka gampang nangis.

"Bikin makanan gitu yuk, kyk dicampur-campur nanti Mama gw yang jadi jurinya gimana?" Ucap Arsya. Mamanya itu seperti masih muda sangat gaul, apalagi mereka sudah dekat dengan Mama Arsya.

"Ayo, udah bayar kan? Ayo keSupermarket," ucap Hakam lalu segera keluar dari Kafe itu.

Karena disamping Kafe itu ada Supermarket mereka langsung kesamping untuk beli bahan makanan.

DiSupermarket...

"Ini enak kayaknya sih? Campur ini sama ini enak gak sih? Kayaknya sih boleh tuh," ucap Juhan sambil memilih-milih.

Tiba-tiba Jewo datang.

"Beli apaan lu?" Tanya Jewo. Tangannya penuh dengan bahan makanan.

"Mie, keju itu aja sama mau beli minuman," jawab Juhan.

"Enak kah?" Tanya Jewo lagi.

"Gak tau, nyoba aja," ucap Juhan lalu tertawa.

( ꈍᴗꈍ)
To be continued

Jangan lupa vote dan komentar ya.

T5✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang