8

84 20 0
                                    

Selamat membaca
(人*´∀`)。*゚+

Mereka sampai dipantai, baru saja tapi tiba-tiba terjadi gempa yang sangat kuat.

Orang-orang berlarian.
Tak lama gempa sudah selesai, hanya 2 menit saja.

"Pulang yuk," ajak Juhan.

"Main dulu bentar, gempanya udah selesai nih," ucap Jewo.

"Iya juga sih, ayo!" Juhan mengambil pasir yang ada dibawahnya.

"Gw kemobil bentar ya," ucap Jehan.

"Iya," ucap Hakam.

Jehan memasuki mobil lalu mengeluarkan sesuatu, Arsya melihat Jehan yang sedang menulis sesuatu, membuatnya penasaran apa yang ditulisnya.

Hakam, Jewo, Juhan bermain pasir bersama kecuali Jehan dan Arsya, Arsya tidak berniat untuk bermain pasir dia hanya melihat-lihat laut saja.

"Pulang dulu yuk, besok kesini lagi ajak yang lain gimana?" Ucap Arsya.

"Yah, lagi seru padahal, tapi gak apa-apa ayo besok ajak yang lain biar seru," ucap Juhan.

Mereka pun kembali memasuki mobil untuk pulang, tapi mereka berniat pulang kerumah Arsya dahulu, berlatih untuk acara ulang tahun sekolah.

Ditengah-tengah perjalanan pulang...

"Lu nulis apaan Je?" Tanya Arsya.

"Gak, gw lagi nulis sesuatu aja, nyanyi aja gak sih? Buat ultah sekolah ya gak?" Ucap Jehan.

"Ide yang bagus!" Ucap Hakam.

Disepanjang jalan mereka berdiskusi ingin menyanyikan lagu apa.

"Udah sampe turun, malah berantem masalah lagu gimana sih," ucap Arsya pada Hakam dan Jewo.

"Siapa yang berantem, gila!" Ucap Hakam pada Arsya.

"Ya santai ngapa sih," ucap Arsya.

"Apa lu!"

"Idih," Arsya lalu menoyor kepala Hakam.

Didalam rumah mereka mulai berlatih menyanyi agar tampil bagus.

"Eh, kalian mau makan dulu gak?" Tanya Bunda Arsya.

"Gak usah Bun, aku mau pulang dulu dicariin Mama, Hakam pamit pulang ya," pamit Hakam.

"Hati-hati ya," kata Bunda Arsya.

Hakam mengangguk lalu keluar dari rumah itu, "eh mau dianterin gak?" Tanya Arsya.

"Gak usah, gw udah pesen ojek online," ucap Hakam lalu pesanan ojeknya sudah sampai.

"Cepet banget nyampenya, kapan dia pesennya?" Tanya Jehan yang heran.

"Pas lagi nyanyi kali," ucap Juhan.

^°^

"Kamu selalu pergi kerumah temannya, kayak gak punya rumah aja kamu!" Bentak Mami.

"Udah Mi, ayo kekamar nanti Dian yang marahin Hakam," ucap Dian.

Hakam kebingungan, tumben Dian menyuruh Maminya untuk tidak marah padanya, Hakam lalu duduk di sofa ruang tamu dan menonton kartun ditelevisinya.

Dian tiba-tiba duduk disamping Hakam.

"Dek," panggil Dian

"Apa?" Jawab Hakam.

"Kok Adek jarang dirumah?" Tanya Dian.

"Gw lebih seneng diluar rumah, daripada dirumah, pasti bakal dimarahin terus," ucap Hakam.

"Gw minta maaf," ucap Dian lalu menunduk.

"Ya," kata Hakam lalu melanjutkan menonton kartun.

"Gak mau maafin ya?" Tanya Dian.

"Maafin," ucap Hakam.

"Bagus deh, gw mau berangkat ke Jepang, Minggu depan," ucap Dian.

"Iya," kata Hakam.

Dian menghela nafasnya dan pergi kedapur untuk masak sesuatu.

Dian memasak makanan kesukaan Hakam, yaitu ayam kecap.

Tak lama kemudian, Dian kembali ke ruang tamu dan menemukan Hakam yang ketiduran disana.

"Yahh tidur," ucap Dian, lalu pergi keruang makan dan meletakkan piring itu dimeja makan.

To be continued
(✿^‿^)

Wih gak nyangka akhirnya rame, makasih ya, terharu:'))

Maaf kalo lama-lama ceritanya makin aneh hehe.

T5✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang