Bonus Chapter

54 7 0
                                    

•••

"Permisi?"

"Eh? Loh? Lu selamat?" Ucap Arsya.

Pria itu bingung dengan ucapan Arsya.

"Maaf, apa kita saling kenal?" Ucap pria itu.

"Hakam, lu lupa sama sahabat lu? Jahat ya lu haha," Ucap Arsya.

Wajah pria itu mirip Hakam. Arsya mengira Hakam itu lupa dengannya karena sudah lama tidak bertemu.

"Nama saya Hardi, Mas."

Arsya langsung diam, dia merasa malu karena salah orang, tapi setelah dipikir-pikir, nama mereka agak mirip. Yang Arsya pikirkan adalah lupa ingatan, Hakam lupa ingatan dan diadopsi oleh orang lain, dan namanya diubah.

"O-oh saya salah orang kayaknya, Mas, sorry ya," Arsya berusaha untuk menutupi rasa malu dengan menutup wajah nya dengan buku yang dia bawa.


Arsya merasa pria itu mirip sekali dengan Hakam, entahlah, pikiran Arsya penuh dengan wajah orang itu dan wajah Hakam.

Perjalanan jauh selama dipesawat Arsya tidur, tetapi sesekali dia terbangun karena mimpi buruk terus menerus


Sesampainya Arsya di  Kalimantan...

Arsya dijemput oleh Ana, Ana bisa nyetir mobil diajarkan oleh Pamannya.

"Kak, Om Faldi ada dirumah..." 

"Emangnya kenapa?" Arsya bingung.

Ana menhela nafas dan berkata "Om Faldi marah sama Kakak, dia anggap Bunda meninggal karena Kakak gak mau selamatin Bunda dan lebih mementingkan Kakak sendiri."

Arsya terdiam, dia merasa dunia sedang bercanda.

Yang awalnya bertemu dengan orang yang mirip dengan Hakam, dan Pamannya yang marah dengannya, lalu seterusnya apalagi?


Mereka sampai dirumah

Semua orang menyambutnya kecuali Om Faldi, Om Faldi hanya menatap malas pada Arsya.

Tante Yana, istrinya Om Faldi yang melihat Om Faldi sedang menatap Arsya langsung menyuruh Arsya untuk tidak keluar dari kamar selama 1 hari penuh, untuk makanannya akan diantar oleh Ana.

Tante Yana berkata bahwa besok dia akan pulang ke Bandung.

Arsya hanya mengganguk nurut dan pergi kekamarnya, dia terlalu lelah dan tertidur.





"Arsya! Ayo bangun, mau ikut kerumahku gak?"

Seseorang membangunkan Arsya dari tidurnya. Arsya terbangun dan melihat sekeliling, dia tertidur dibawah pohon yang memiliki banyak sekali buah.

"Jehan? Jehan udah punya rumah?"

"Punya dong, bagus banget tau, Jehan mau nunjukkin rumah baru Jehan."

Seseorang memanggil Jehan, Jehan melihat orang memanggilnya, itu... Jewo

Jehan segera menghampiri Jewo dan bertanya "Jewo, Jehan boleh ajak Arsya ke rumah baru Jehan gak?"

Jewo berpikir

"Boleh tapi dia harus melewati portal ini," Kata Jewo sambil menunjuk portal menuju rumah Jehan. "Tapi coba kamu tanya Bunda Arsya, apakah Arsya mau pergi melewati portal ini terlebih dahulu."

Jehan berkeliling mencari Bunda Arsya, sementara Arsya hanya duduk dibawah pohon itu.

Setelah berkeliling mencari Bunda Arsya, Jehan bertemu dengan Bunda Arsya yang sedang memetik bunga disebuah pohon besar. Jehan menjelaskan  tentang hal itu, Bunda Arsya setuju dan pergi menemui Arsya.

"Arsya," Panggil Bunda Arsya.

Arsya segera menoleh dan betapa terkejutnya dia karena melihat Bundanya beitu cantik.

"Arsya mau melewati portal ini? Arsya mau ikut Bunda gak? kerumah baru Jehan."


Arsya mau, tetapi dia dibisiki oleh 2 suara misterius yang berkata "Jangan, kamu akan selamanya didunia itu."

Sedangkan suara yang satunya lagi berkata"Ikut dengan Bundamu, itu yang kamu tulis dibuku mu kan? 'bunda jemput aku' betul kan?"

Arsya berpikir, kemudian dia memilih untuk ikut dengan Bundanya pergi melewati portal itu.





"ARSYA!!" Teriak seseorang.

Itu adalah Ayahnya, Ayahnya terkejut, Arsya sudah tak bernapas lagi dan terlihat darah diperutnya, Ayahnya segera melapor kepolisi.

Semua anggota keluarganya ketakutan, terkecuali satu orang.

Polisi dan detektif menyelidiki kasus ini, dan setelah diselidiki... Arsya dib**uh oleh Om Faldi.

Tante Yana tidak  ikut serta tentang pemb***han itu, dia jujur pada polisi tanpa sepengetahuan Om Faldi. Om Faldi memang merencanakan itu dan memberitahu Tante Yana, Tante Yana menyuruh Arsya untuk berada dikamar 1 hari penuh karena dia takut Om Faldi akan melakukan itu. Dia berharap Arsya aman dikamarnya ternyata tidak.







END
















Hai, sorry agak lama bonus chapternya, dan maaf juga karena alurnya gak jelas, habisnya aku sibuk banget sekarang menghadapi Ujian yang meribetkan, ya gitu deh

Aku mau berterimakasih sama yang udah ngevote cerita ini, dan juga yang udah baca cerita ini sehat selalu yaa.

T5✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang