9

85 20 0
                                    

Selamat membaca
(◠‿・)—☆

Pagi-pagi sekali Juhan sudah terbangun lebih dulu karena tiba-tiba Mamanya sangat berisik didapur.

"Kenapa sih Ma?" Tanya Juhan.

"Kenapa? Mama gak ngapa-ngapain," ucap Mama Juhan.

"Abang mana?" Tanya Juhan lagi.

"Udah berangkat duluan," ucap Mama Juhan.

"Lah! Kan sekarang baru jam 4 Ma," ucap Juhan, biasanya Abangnya berangkat suka mendekati waktu masuk.

"Ada Study tour jadi berangkat pagi banget," ucap Mama Juhan sambil mencuci piring.

"Ohh."

Kemudian Juhan kembali kekamar untuk mandi, dia berencana untuk berangkat jam setengah enam.

Sesampainya disekolah, ternyata masih sepi, belum banyak orang disana, hanya ada 5 orang termasuk dia yang sudah datang ke sekolah.

Juhan melihat Yanuar datang, Juhan takut dia dibully lagi.

"Heh! Beliin gw makanan pake uang lu!" Ucap Yanuar menyuruh Juhan membelikannya makanan memakai uang Juhan.

"Seenaknya lu nyuruh gue, maaf nih ya, gw bukan babu," ucap Juhan, dia mulai memberanikan diri untuk melawan Yanuar.

"Ngelunjak nih anak," Yanuar mulai berdiri dari tempat duduknya dan memukul Juhan.

"Yanuar! Liat gw punya apa."

Yanuar langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan ternyata itu suara Amanda.

"Manda? Kenapa lu disini? Itu cuma ponsel mau lu tunjukin apa?" Ucap Yanuar.

"Ambil kalau bisa."

Amanda segera berlari keruang kepala sekolah dan diikuti Yanuar dibelakangnya.

"Pak!" Amanda lalu menunjukkan video yang ia rekam diam-diam.

Dia merekam saat Yanuar membully Juhan.

Yanuar baru masuk ruangan itu dan video yang ditunjukkan Amanda sudah selesai.

"Yanuar, saya kecewa sama kamu," ucap kepala sekolah.

°°°

"Pagi Ju, itu Yanuar napa?" Tanya Hakam pada Juhan.

"Gak tau, tanya Amanda, eh gw pergi dulu ya mau ngucapin makasih sama Amanda," ucap Juhan.

Hakam kebingungan, dia baru datang kesekolah sekitar 5 menit yang lalu, jadi dia tak tahu apa yang terjadi.

Arsya, Jehan, Jewo datang menghampiri Hakam.

"Kenapa Kam, kyk kebingungan gitu?" Tanya Jewo.

"Yanuar disorakin gitu kenapa dah, trus juga si Juhan tadi mau ngucapin makasih ke Amanda," ucap Hakam.

"Oooo, yang itu," ucap Jewo padahal dia tak tahu sama sekali.

"Apaan emangnya?" Tanya Jehan.

"Kgk tau."

"Butuh pukulan gak Je?" Ucap Arsya sambil tersenyum.

"Enggak dulu maaf," Ucap Jewo tersenyum juga.

"Eh tuh Juhan!" Ucap Jehan dengan tangan yang menepuk pundak Hakam.

Hakam langsung meminta penjelasan dari Juhan, dan Juhan langsung menceritakannya.

"Kece tuh cewek, cewek aja berani masa cowok kagak berani?" Ucap Hakam dengan lengan yang menyenggol lengan Juhan.

Juhan berakting seolah-olah dia ingin memukul Hakam.

Bel masuk kelas pun berbunyi, masing-masing murid masuk kelas, jam pelajaran pertama pun mulai.

Baru saja mereka belajar selama 2 jam, tiba-tiba ramai orang berlarian.

Semua murid dan guru keluar kelas untuk melihat apa yang terjadi.

"Permisi Bu ini ada apa ya?" Tanya Pak Hasan walikelas Juhan.

"Saya mau jemput anak, air dilaut mulai surut Pak," ucap seorang ibu-ibu.

"Mama!" Juhan berlari kearah ibunya.

"Pak, tolong beritahu yang lain untuk cepat berlari ke bukit," ucap Pak Hasan pada Pak Seto.

"Baik!"

Pak Seto menyuruh semua murid dan guru untuk segera keluar dari sekolah.

Orang tua mereka sudah berada didepan gerbang menunggu sang anak.

To be continued

Haii, jadi pengen cepet-cepet selesai ceritanya deh hehe.

Dikit lagi kayaknya:))

T5✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang