BAB 2 - Lupakan Sejenak

117K 553 24
                                    

"Ya sudahlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya sudahlah... Mungkin itu memang yang terbaik untuk mama kamu." Seorang pria yang berbaring di belakang Amanda mencoba menenangkan sang kekasih.

Namanya Vazo Juliano. Merupakan senior Amanda dikampus satu tahun diatasnya. Vazo sudah lulus dan saat ini bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manifaktur.

"Aku cuma nggak habis pikir aja." Amanda masih merengek.

Vazo yang tidak memakai baju itu pun bangun. Berjalan ke meja dan meneguk segelas air putih yang ada di sana. Lelaki berbadan atletis itu hanya mengenakan kolor hitam dengan garis-garis putih di pinggirnya. Vazo memiliki darah Amerika Latin, tepatnya Venezuela yang didapat dari ayahnya.

"Daripada gusar... Lebih baik kita bersenang-senang." Vazo menatap Amanda penuh arti.

Amanda hanya diam.

Vazo mendekat. Mengambil tangan Amanda dan memasukkannya ke dalam celana.

"Adik kecil aku ini sudah sangat merindukan kamu," bisiknya lirih.

Amanda pun merasakan batang yang hangat dan mulai mengeras itu di dalam sana. Ia tersenyum simpul dan menatap Vazo yang berdiri di hadapannya. Posisinya Amanda masih duduk di tepi ranjang. Sedangkan Vazo berdiri di antara dua kaki Amanda yang mengangkang.

Mmuuaach.

Vazo merunduk dan mengecup bibir Amanda yang legit dan manis.

"Mau, ya ...?" Bujuk Vazo dengan tatapan mata nakal. "Kita sudah lama tidak melakukannya. Aku taku mengganggu kamu selama periode skripsi. Bukankah sekarang kita harus merayakannya dengan bersenang-senang?"

Amanda bangun dan mengembuskan napas pendek, lalu menatap Vazo. "Ya... Sepertinya aku juga menginginkannya.

Vazo tersenyum.

Lelaki itu mendekatkan tubuhnya hinga menempel dengan badan Amanda. Menghirup aroma tubuh Amanda sebentar dan langsung meletakkan kedua tangannya di pinggang kekasihnya itu.

"Sayang ... Aku sudah sangat merindukan kamu. Pegang deh... Udah nendang-nendang," bisik Vazo seraya tertawa pelan.

Amanda mengurut batang yang panjang dan keras itu dari balik celana dalam Vazo yang masih terpasang. "Sudah lama juga aku tidak memainkannya."

Secepat itu Vazo memutar tubuh Amanda hingga membelakanginya. Ia memeluk tubuh Amanda dari belakang dengan suara napas memburu. Tangannya mulai menjamah tubuh Amanda. Meremas buah dada Amanda yang masih tertutup oleh baju yang dipakainya.

Amanda memajamkan mata. Menikmati setiap sentuhan Vazo yang terasa hangat dan nikmat.

Vazo menempelkan tubuhnya lebih rapat dan sesekali menggesekkannya ke atas dan ke bawah.

"Aaahhhh.... Sayang...." Amanda melenguh pelan.

Tangan Vazo mulai menjalar ke bawah. Mengelus paha Amanda dibalik roknya.

Plak.

"AH...!!!"

Amanda terkejut saat Vazo menepuk pantatnya. Sementara Vazo malah terkikik pelan dan mengulangi aksinya itu beberapa kali hingga pantat putih itu menjadi kemerahan.

"Hahaha."

Rok mini Amanda kini sudah terangkat ke atas. Tangan Vazo mulai menelusup masuk ke dalam celana dalamnya. Membuat Amanda meringis dan menggeliat.

"Aaah...."

Vazo mengecup leher Amanda dengan tangan yang masih sibuk bekerja di bawah sana. Ia kemudian menjilati daun telinga Amanda pelan dan lembut.

"Sayaang...," Bisikannya terdengar berat dan parau. Membuat Amanda semakin melayang.

Permainan terus berlanjut.

Sepertinya Vazo menyukai bagian itu. Ia masih asyik dengan permainannya dari belakang. Mengecup leher, hingga daun telinga. Ia kemudian menarik dagu Amanda agar ia bisa menjangkau bibirnya.

Dan kemudian...

Vazo melumatnya dengan penuh nafsu dan gerakan yang membabi buta. Membuat Amanda kesulitan untuk menghela napas karena Vazo menyorongkan lidahnya ke mulut Amanda.

"Uught... Aaah."

Bersambung ke halaman berikutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Bercinta Dengan Papa (Daddy Jack) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang