Amanda dan Jack akhirnya tiba di butik yang dituju setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit. Amanda turun dari mobil, lalu menatap butik dua lantai dengan gaya arsitektur kuno itu. Bangunannya tua dan khas jaman kolonial. Sepertinya itu memang bangunan tua yang kemudian disulap menjadi sebuah butik. Kesan klasik pun begitu terasa. Amanda melihat setelan baju-baju pengantin di patung yang berjejer di balik kaca.
Jack keluar dari mobil. Memencet kunci mobil hingga mengeluarkan bunyi 'BIB' dan kemudian berjalan cuek.
"Ayo masuk! mama kamu sudah terlalu lama menunggu."
Amanda mendengkus pelan. "Kenapa dia berubah jutek seperti itu? dasar manusia aneh."
Setelah tertegun beberapa saat, barulah Amanda menyusul. Amanda memasuki butik itu. Ia di sambut oleh sang mama yang tersenyum ceria dalam balutan baju pengantin sederhana, tapi terlihat elegan. Baju pengantin berwarna putih itu berlengan panjang dengan borkat bermotif bunga. Bagian dadanya rendah dan terbuka di bahu. Menampilkan kulit Adelia yang masih bening dan juga kencang.
Di sisinya, terlihat Jack yang kini menatap calon istrinya itu dengan mata berbinar. Semburat senyum tergurat di wajahnya. Jack menatap Adelia dari ujung kaki hingga kepala dan menyentuh pipi Adelia gemas.
"Kamu terlihat sangat cantik," pujinya.
Amanda hanya berdehem dan ikut mendekat. Sang mama pun beralih menatapnya. "Bagaimana menurut kamu, Manda?"
Amanda tersenyum canggung. "B-bagus kok, Ma."
Sejujurnya Amanda merasa sedikit aneh melihat sang mama dalam balutan baju pengantin. Aura sang mama tampak membuncah. Amanda tak pernah melihat sang mama se-bahagia itu. Wajahnya begitu berseri-seri, tampak bercahaya. Tatapan Amanda pun beralih pada Jack yang juga tampak sempurna. Jack yang tampan ... Jack yang lembut ... Jack yang gentlement. Jack yang selalu menatap mamanya dengan tatapan penuh cinta.
Sepertinya benar apa yang dikatakan oleh orang-orang. Wanita akan menjadi ratu jika mendapatkan lelaki yang tepat. Amanda tertegun menatap kemesraan di depan matanya. Apalagi saat ini Jack tengah memegangi kedua pinggang Adelia. Lelaki itu menempelkan keningnya ke kening Adelia dan terus memuji Adelia.
Amanda membuang muka bersama dengan perasaan asing yang menelusup hati.
Apa ini?
Apa dia merasa iri?
Atau ...
Apa dia cemburu?
Amanda menggeleng. Berusaha menyingkirkan pikiran gila itu dari kepala.
"Manda ... ayo sana dicoba dulu kebaya kamu!" tukas Adelia.
"Eh. Kebaya?"
"Iya. Coba dulu mana yang cocok untuk kamu," ucap Adelia lagi.
Amanda mengangguk. Dia membawa dua stel kebaya ke dalam ruang ganti. Kebaya berwarna putih dan satu lagi kebaya berwarna cokelat susu. Amanda mencoba kebaya putih terlebih dahulu. Terlihat pas di badannya. Amanda keluar untuk memperlihatkannya pada Adelia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bercinta Dengan Papa (Daddy Jack)
Romance🔞CERITA DEWASA. ⚠️⚠️⚠️ Awalnya dia memperlakukan aku sebagai putrinya, tapi kemudian....