BAB 13 - Pertemuan Dengan Calon Ayah Tiri

18.4K 157 6
                                    

Amanda menatap bayangannya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Amanda menatap bayangannya di cermin. Perempuan itu sudah selesai berdandan untuk menghadiri undangan sang mama yang akan memperkenalkan calon suaminya. Gadis cantik berkulit putih bak porselen itu terlihat cantik dalam balutan dress putih dengan motif polkadot kecil warna hitam dengan bagian lengan bergelembung. Dress itu juga memiliki belahan dada yang cukup rendah. Bagian dadanya berkerut karena dilapisi oleh karet yang berjejer. Panjang dress itu menutupi lututnya, dengan bagian pinggul yang juga ketat. Membuat body sintal Amanda terpampang nyata. Dia teramat cantik. Apalagi dengan rambut yang kini dicepol, gaya rambut itu membuat leher dan garis wajah Amanda terlihat semakin tegas. Riasan wajahnya bernuansa nude. Terkesan natural, tapi tetap cetar dengan lipstick merah menyala yang membuat penampilannya terlihat berani.

Amanda mengangguk. "Yah, lipstik merah adalah andalan saat kita menemui orang baru. Aku harus mengintimidasinya. Siapa tau aku bisa menggagalkan pernikahan itu, meskipun semua itu tak akan mudah."

Manda memejamkan matanya sejenak. Hatinya masih bergumul memikirkan tentang keinginan sang mama yang hendak menikah lagi. Amanda juga ingin sang mama bahagia. Amanda juga mengerti keinginan sang mama, tapi ... Amanda hanya takut kehilangan. Dia takut jika nanti kasih sayang sang mama akan terbagi. Amanda khawatir jika nanti sang mama melupakannya dan sibuk dengan suami barunya. Kecemasan Amanda itu jelas bukan tanpa alasan. Amanda memiliki beberapa teman yang memiliki cerita kelam. Cerita dari mereka yang mempunyai ayah atau pun ibu tiri yang kejam. Kebanyakan dari mereka harus melalui hari-hari yang pahit setelah orang tua mereka menikah lagi. Mereka dilupakan. Mereka diabaikan. Bahkan yang menyedihkan, ada beberapa yang kesulitan untuk sekedar bertemu.

Dan Amanda takut hal serupa itu terjadi padanya.

"Haaaah." Amanda mengembuskan napas panjang.

Bersamaan dengan itu pintu di belakang Amanda terbuka. Sang kekasih Vazo yang tadi keluar untuk membeli rokok sudah kembali. Vazo tersenyum, lalu berdiri di belakang Amanda, memegangi kedua pundak wanita itu.

"Kamu terlihat sangat cantik," puji Vazo.

Amanda mendongak untuk menatapnya. "Aku sedikit gugup."

"Itu hal yang wajar ... tapi semua akan baik-baik saja." Vazo menenangkannya. "Apa kamu sudah siap?"

Amanda mengangguk.

"Kalau begitu ayo berangkat!" ajak Vazo lagi.

Amanda bangun dari duduknya. Meraih tas sandang mungil berwarna merah di atas kasur, lalu mengikuti Vazo yang sudah melangkah lebih dulu. Mereka berdua berjalan beriringan menuju parkiran. Vazo

memencet tombol lift dan Amanda berdiri di sampingnya.

TING.

Pintu lift itu terbuka.

Mereka segera masuk ke dalam.

"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Vazo ketika pintu lift sudah menutup kembali. Hanya ada mereka berdua di dalamnya.

Bercinta Dengan Papa (Daddy Jack) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang