BAB 20 - Sisi Lain

23.1K 153 14
                                    

.

.

.

Amanda terbangun dengan sekujur badan yang terasa remuk. Semua persendiannya terasa rapuh. Semalam Vazo menyetubuhinya berulang-ulang kali. Amanda lelah, tapi dia tidak bisa menolak. Lelaki itu bahkan meminum obat kuat sehingga durasi permainan pun menjadi lebih lama. Sebenarnya Amanda sama sekali tidak bergairah untuk bercinta. Terlalu banyak beban dalam kepala yang berisik. Mengusiknya. Amanda tak menikmati permainan Vazo sama sekali. Sekalipun lelaki itu menggenjotnya tanpa ampun. Menyesap kemaluannya dengan brutal. Vazo menjilati selangkangannya seperti hewan buas yang kelaparan. Vazo bermain dengan sekuat tenaganya hingga sekujur tubuhnya basah bermandikan peluh. Amanda bahkan harus mengganti seprei setelah permainan itu. Bagian dada Amanda masih terasa nyeri karena Vazo meremasnya terlalu kuat dan juga menggigitnya. Namun semua itu tak memberikan rasa nikmat sedikitpun untuk Amanda.

Satu-satunya yang tersisa hanyalah rasa lelah.

Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 pagi dan Vazo sudah pergi bekerja. Tatapan Amanda kemudian tertuju pada pakaian Vazo yang berserakan di lantai. Handuk, sisir dan berbagai barang-barang lain juga berserakan. Dia bahkan belum menjadi seorang istri, tapi Amanda sudah harus mengerjakan hal-hal yang menurutnya melelahkan.

Amanda duduk tertegun di tepi ranjang. Dia sendiri masih belum mendapatkan panggilan untuk berbagai lamaran yang sudah dikirim. Alhasil sehari-hari Amanda hanya terkurung di kamar apartement Vazo. Membersihkan tempat itu, menyiapkan makanan, mencuci pakaian kotor. Kegiatan yang sangat tidak menyenangkan.

"Rasanya tetap tinggal di sini pun bukanlah pilihan yang tepat," bisik Amanda kemudian.

Amanda menyapu wajahnya dengan telapak tangan. Dia harus bangun dan mulai membereskan kamar, tapi ketika menurunkan kaki ke lantai, dia meringis.

"Aww..."

Amanda menginjak sesuatu yang terasa tajam di telapak kakinya. Segera ia periksa. Amanda berjongkok, memungut benda itu dan memerhatikannya dengan seksama.

"Anting siapa ini?"

Amanda memerhatikan anting perunggu itu. Seingatnya dia tidak pernah memiliki anting seperti itu. Lantas kenapa anting itu bisa ada di sana? Amanda menggenggam anting itu dengan perasaan curiga yang mulai tumbuh di hatinya. Dia harus mempertanyakannya kepada Vazo nanti.

Amanda beralih meraih handphone-nya. Ada sebuah notifikasi tagihan dari salah satu marketplace online yang membuat keningnya berkerut.

"Apa Vazo membeli sesuatu lagi dan belum membayarnya?"

Segera ia periksa. Rupanya benar, Vazo membeli alat Vape baru dengan harga yang cukup mahal melalui akun Amanda. Dia memakai shopee paylater, tapi tidak membayarnya. Amanda kesal. Dia harus membayarnya untuk menghindari biaya denda keterlambatan. Ketika login di akun M-banking-nya ... Amanda terkesiap.

Saldo di rekeningnya hanya tersisa 50.000 saja.

Glek.

Amanda menatap tak percaya. Dia keluar dan log in kembali karena mengira ada kesalahan, tapi nominal uang itu tetaplah sama. Hanya lima puluh ribu rupiah. Padahal seingat Amanda, dia masih mempunyai tabungan sekitar tiga jutaan.

"Astaga!"

Amanda membuka laci dengan gusar. Mencari kartu ATM-nya dengan gusar. Dia mengobrak abrik isi laci itu, menimbulkan suara berisik. Amanda menarik laci itu hingga keluar sepenuhnya, lalu menumpahkan isinya ke lantai dan lanjut mencari.

Amanda menatap panik.

Tidak ada.

Kartu ATM miliknya tidak ada di sana.

Bercinta Dengan Papa (Daddy Jack) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang