Adelia merasakan wajahnya panas setelah melihat sosok lelaki bertelanjang dada yang memiliki tubuh nan kekar itu. Bagian dada lelaki itu sedikit memerah terbakar sinar matahari. Mungkin karena dia suka berjemur di pantai. Ada bulu-bulu halus di dada yang menjalar ke pusar dan juga merambat ke .... sudahlah! Adelia menggelengkan kepala untuk mengusir pikiran yang tidak penting itu. Yang jelas, lelaki itu sudah merusak kesenangan Adelia hari ini. Dia sedang bersenang-senang dengan Edo. Lelaki muda yang polos itu sungguh membuat Adelia bergairah untuk bermain-main dengannya. Namun panggilan telepon dari Jack Dawson - lelaki yang saat ini sedang memakai kemeja-nya di depan sana, sudah menghancurkan semuanya.Jack memakai kemeja warna biru muda yang sedikit kusut. Dia berbalik menatap Adelia seraya memasang kancing itu satu persatu. Adelia mengerutkan kening. Apa maksud tatapan mata itu? Jack memandangnya dengan tatapan yang terasa ganjil Adelia pun hanya berdehem dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Wanita itu masih berdiri di ambang pintu yang terbuka. Dia belum masuk ke dalam kamar hotel yang ditempati oleh Jack. Lagipula baru kali ini ada yang mengajak Adelia untuk bertemu di kamar hotel untuk membahas urusan bisnis.
Setelah selesai berpakaian, Jack mendekat, lalu mengulurkan tangannya.
"Jack Dawson."
Adelia hanya menatap uluran tangan itu dan tidak menjabatnya.
"Saya sudah tahu nama anda," ucap Adelia ketus.
Jack tersenyum simpul, menatap tangannya yang masih mengawang, lalu menariknya lagi. Dari kilatan matanya terlihat bahwa Jack agak sedikit tersinggung karena Adelia tidak menjabat tangan itu. Angkuh sekali perempuan ini. Begitulah kira-kira arti dari tatapan Jack.
"Bukankah seharusnya anda bersikap baik terhadap saya? dalam situasi di mana saya adalah seorang narasumber berharga untuk artikel di majalah anda. Benar, kan?" tanya Jack.
Adelia tersenyum. "Sepertinya dalam bisnis tidak ada satu pihak yang berharga atau pun tidak. Karena dua pihak yang terlibat sama-sama mencari keuntungan."
Jawaban itu membuat Jack tersenyum. Senyum yang manis. Adelia sempat gagal fokus saat melihat lesung pipi lelaki itu di antara brewoknya yang terlihat rapi dan bersih.
"Saya setuju dengan pendapat anda," pungkas Jack kemudian. "Ayo silakan masuk!"
Jack mengarahkan telapak tangannya ke dalam kamar itu, tapi Adelia tidak beranjak satu langkah pun dari tempat dia berdiri. Jack mengernyit.
"Kenapa? hahaha! tenang saja. Kamarnya bersih dan saya tidak akan melakukan apa-apa."
"Melakukan apa-apa?" kalimat itu justru membuat pikiran Adelia menerawang jauh.
Tatapan Adelia tertuju pada tubuh lelaki itu. Kemeja yang dia kenakan tembus pandang. Jadi meskipun dia sudah berpakaian, Adelia tetap bisa melihat setiap lekuk tubuh di baliknya. Apalagi Jack juga sengaja membuka kancing di bagian dada. Kemeja itu mengetat di bagian bahu, juga pinggangnya. Bahu nan lebar dan kokoh, lalu mengecil di bagian pinggang. Sungguh penampakan tubuh yang sempurna. Adelia bisa menebak jika lelaki itu suka berolahraga untuk membentuk tubuhnya.
"Hey! kenapa anda melamun," sergah Jack.
Adelia tersadar dan buru-buru memasang wajah sebiasa mungkin. "Saya rasa membicarakan urusan bisnis di kamar hotel bukan sesuatu yang bagus. Sebaiknya kita bicara di restoran hotel ini saja."
Jack terdiam. Menatap Adelia lekat-lekat. Tatapan matanya itu membuat perasaan Adelia terasa ganjil. Entahlah, dia juga tidak mengerti. Semacam ada perasaan aneh yang menjalar di setiap inci urat nadinya. Membuat Adelia merasa gelisah jika harus berlama-lama memandang lelaki itu.
"Sepertinya anda berpikir bahwa saya adalah seorang lelaki yang jahat," tutur Jack.
"Saya tidak pernah berpikir seperti itu," tegas Adelia."
"Lalu kenapa anda tidak percaya kepada saya?"
Adelia meneguk ludah. Sedangkan Jack lagi-lagi tersenyum.Senyuman maut yang seakan langsung memperingatkan Adelia sebuah tanda bahaya.
"AYO MASUK!"
Nada suara Jack yang lirih itu terasa aneh. Adelia tak bisa membiarkannya lebih lama lagi. Dia harus mengatasi situasi itu sebelum dirinya lepas kendali dan terjebak dalam tipu muslihat Jack.
Adelia balas menatap Jack, lalu tersenyum."
Saya akan menanti anda di restoran...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bercinta Dengan Papa (Daddy Jack)
Romance🔞CERITA DEWASA. ⚠️⚠️⚠️ Awalnya dia memperlakukan aku sebagai putrinya, tapi kemudian....