BAB 8 - Jack Dawson

51.3K 288 8
                                    

Adelia bergegas masuk ke dalam mobil. Ia langsung menyalakan mobil itu dan bersiap untuk pergi menemui Jack Dawson.

Seorang pengusaha bertangan dingin yang baru-baru ini sukses dengan bisnis resortnya di wilayah sekitaran Asia Tenggara. Tidak hanya fokus di Indonesia seperti Bali dan Lombok. Bisnis itu juga menggeliat di wilayah Cebu, Filipina. Phuket, Thailand. Juga beberapa kawasan lainnya di negara Kamboja, Vietnam dan juga Malaysia.

Sosoknya baru-baru ini muncul di majalah Forbes. Jack Dawson tercatat sebagai orang terkaya nomor satu di Indonesia. Namanya jadi meroket. Banyak majalah dan stasiun televisi yang kemudian berlomba-lomba ingin menghadirkannya di acara mereka dan juga di dalam artikel majalah mereka.

Itu jugalah yang diinginkan oleh Adelia saat ini.

Tepat setelah berbelok keluar dari lokasi parkir, tiba-tiba handphone Adelia berdering.

Sebuah pesan dari Jack Dawson.

'Hotel Fairmont, kamar 180'

Adelia membelalak kaget. "Kenapa dia memberikan alamat kamar hotel?"

Mobil itu berdecit dan berhenti. Adelia meniup wajahnya dan tidak habis pikir.

"Wah, sepertinya dia cukup gila. Bagaimana bisa mengadakan interview untuk majalah di kamar hotel dan di malam hari seperti ini?"

Sejenak Adelia menjadi ragu. Bagaimana jika nanti Jack malah menginginkan hal yang lain?

Adelia menepuk jidatnya sendiri karena telah berpikir seperti itu. Ia membuang jauh-jauh semua hasrat yang tak jadi tersalurkan. Padahal sang brondong yang ia temukan sudah sesuai dengan seleranya.

Adelia menjernihkan pikirannya untuk fokus pada pekerjaannya saat ini. Ia mengangguk samar dan kembali menginjak pedal gas mobilnya.

***

Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh lima menit, akhirnya Adelia tiba di lokasi hotel. Tak mau buang-buang waktu, ia segera masuk ke lift dan menekan angka 5. Kamar Jack berada di lantai lima.

Ting.

Pintu lift itu terbuka dan Adelia bergegas masuk. Selagi lift itu bergerak, Adelia buru-buru memeriksa penampilannya. Menambahkan sedikit polesan bedak dan lipstik. Juga merapikan rambutnya.

Begitu pintu lift terbuka, ia bergegas menyusuri lorong yang cukup sepi. Tatapan Adelia terpaku pada setiap pintu kamar yang ada.

Ia terus berjalan.

Suara tumit sepatunya terdengar jelas.

"178... 179....." Langkah Adelia terhenti di depan kamar bernomorkan 180."

Adelia mengatur napas sebentar, lalu menekan bel itu.

Ia menunggu.

Tapi pintu itu tidak kunjung terbuka.

Adelia menekan belnya sekali lagi.

Dan pintu itu masih tertutup rapat.

"Haaaah." Adelia membuang napas gusar.

Ia akhirnya mengeluarkan handphone dan coba menghubungi Jack. Panggilan itu terhubung, tapi dia tidak menjawabnya.

"Apa-apaan sih, dia?" Adelia mulai merasa kesal.

Ingin rasanya dia balik kanan saja dan pergi dari sana. Namun Adelia harus bersabar. Ini semua demi progress majalah yang ia pimpin. Redaksinya akan mendapat pujian dari pimpinan jika dia berhasil menerbitkan artikel tentang Jack Dawson.

Adelia ingin memencet bel sekali lagi, tapi saat itu juga pintu tiba-tiba terbuka. Membuatnya sedikit terkejut.

Ternyata yang keluar adalah seorang perempuan muda dengan pakaian yang sexy. Ia tersenyum tipis pada Adelia dan kemudian berlalu begitu saja.

Adelia buru-buru memegangi pintu kamar yang hampir menutup. Ia masuk ke kamar itu dan langsung mengedarkan pandangannya.

Suasana kamar terlihat berantakan. Ranjang di ujung sana berserakan sekali. Bantal dan selimut berceceran di lantai. Juga ada baju dan pakaian pria tergeletak di atas kasur.

Terlihat jelas bahwa telah terjadi pertempuran di sana.

Adelia mengembuskan napas gusar.

"Dia pasti habis bersenang-senang dengan gadis tadi, kan?" ucap Adelia.

"SIAPA...?"

Suara yang terdengar berat dan sedikit serak itu membuat Adelia berbalik.

Sosok Jack baru saja keluar dari kamar mandi. Ia hanya menggunakan handuk kecil warna putih yang melilit di pinggangnya.

Tonjolan di balik handuk itu pun membuat Adelia gagal fokus. Badan Jack yang sexy dan kekar kini juga terpampang nyata.

Bodohnya, Adelia malah terpana menatapnya.

"Apa kamu menyukainya?"

Deg.

Pertanyaan dari Jack membuat Adelia tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya.

Jack tersenyum. "Tunggu sebentar. Saya akan berpakaian dulu.

 Saya akan berpakaian dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bercinta Dengan Papa (Daddy Jack) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang