chapter 2

362 63 18
                                    

Dengan dada berdegup kencang, jihyo mengikuti barisan pria menuju bangunan yang mereka sebut 'mes' berjalan di dekat pasien yang sedang di angkut dengan brankar plastik keras oleh kedua kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan dada berdegup kencang, jihyo mengikuti barisan pria menuju bangunan yang mereka sebut 'mes' berjalan di dekat pasien yang sedang di angkut dengan brankar plastik keras oleh kedua kakak.

Kim jungkook tersenyum lebar. "Lihatlah aku..aku seperti ratu syeba yang di tandu oleh pelayan-pelayanku".

"Aku bukan pelayanmu". Sergah Namjoon ke balik bahu.
"Diamlah, dik". Kata Yoongi dengan nada menegur dingin.

Dari percakapan mereka, jihyo sadar bahwa di balik kasih sayang yang tampak jelas diantara ketiga pria itu, ada perselisihan. "Gara-gara obat pereda nyeri". Kata jihyo. "Ia tidak tahu apa yang ia katakan".

"Dokter jihyo, adik kami ini memang sering melantur". Sahut Namjoon masam. "Dengan atau tanpa obat".

Jungkook menoleh kearah jihyo, matanya menerawang dengan senyum miring. "Namjoon dan Yoongi itu perusak kesenangan orang". Gumamnya, lalu ia menepuk-nepuk dada. "Katakan pada teman-temanmu yang seksi itu, akulah jungkook yang menyenangkan". Ia menatap melewati jihyo ke arah lisa, yang sudah menemukan tas berisi kapas untuk dibawa, pura-pura menolong membawa persediaan obat.

Jihyo berusaha untuk tidak bereaksi karena di sisihkan dari kelompok 'seksi', tapi kata-kata jungkook benar-benar menohok. Dalam hati ia tahu bahwa perselingkuhan mantannya kang taehyung, lebih menunjukkan kekurangan pria itu daripada kekurangannya sendiri, jihyo memang seorang gadis yang polos. Dia adalah sosok yang tak pernah menunjukkan kemolekan tubuhnya dan terlalu kolot, itu mungkin sebab dari taehyung meninggalkannya dan berselingkuh dengan penari telanjang.

Ekspresi jihyo pasti menunjukkan perasaannya, karena Yoongi melempar senyum meminta maaf dan mencondongkan tubuh ke dekat jungkook sambil berkata, "tutup mulutmu bodoh, dokter jihyo kesini untuk berusaha mengobatimu, bukan untuk mencarikanmu jodoh".

"Aku hanya....aduh!". Protes jungkook terpotong karena, seperti patukan ular, Yoongi mengeplak telinga sang adik.

Jihyo mengerjap-ngerjap, beginikah perlakuan antara Kaum pria di daerah ini, saling menggeplak sesukanya? Tiba-tiba terpikir olehnya bahwa mereka semua mungkin bersenjata juga. Apakah ini kota para pembelot? Apakah sewaktu-waktu ia harus mengobati luka tembak? Ia bukan ahli bedah dan belum pernah menangani luka yang benar-benar parah sejak izin praktiknya keluar. Dan ia tidak melihat kantor polisi atau penjara di sepanjang jalan menuju kota. Jadi, siapa yang akan menjaga ketertiban di bakal kota jeongseon ini?

Di belakangnya, ia mendengar dua pria yang membawa persediaan obat berbisik. "Entah bagaimana denganmu". Kata salah seorang. "Tapi aku tidak mau berobat kedokter wanita".

"Aku juga tidak". Timpal yang lain. "terlalu memalukan. Jaemin bisa mengobatiku kalau aku butuh".
"Kau benar".

Jihyo memaksa diri untuk terus melangkah, otaknya berputar oleh pertanyaan-pertanyaan yang harus menunggu sampai ia menstabilkan kondisi pergelangan kaki kim jungkook.

My Beautiful doctor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang