chapter 4

388 66 19
                                    

Jihyo berusaha mempertahankan ketenangan selagi berjalan pulang ke kamar dengan berkonsentrasi pada setiap langkah yang diambil. Tapi kata-kata menyakitkan jungkook menggema dalam kepalanya, membangkitkan kembali rasa tidak aman dan kurangnya kepercayaan diri yang telah diperkuat dengan pengkhianatan sang mantan tunangan.

Ditolak itu menyakitkan, sialan.
Para wanita sedang berbenah di mes yang ramai itu. Wajah-wajah ceria lewat dan langkah-langkah riang melompat naik turun tangga. Namun ia merasa kesepian.

"Dokter park". Terdengar suara nyaring dibelakangnya. "Dokter Park".

Lalisa. Jihyo berbalik dan memaksa untuk tersenyum pada sipirang jangkung itu. "Ya?"
Lisa sedang menggendong anjing kecilnya, miko. Binatang berwajah gelap dan berkerut-kerut itu tampak tidak nyaman, seolah sedang diremas. "Bagaimana keadaan jungkook?". Tanya wanita itu, matanya berkaca-kaca khawatir.

Jihyo merapatkan bibir. "Ia tidak akan mati, hanya patah tungkai".
"Apakah ia harus beristirahat di ranjang?". Lisa tampak penuh harap.

"Tidak. Kecuali ia ingin". Kata jihyo. "Saat tadi ku tinggal, dia sudah bisa memakai kruk". Jihyo berbalik untuk pergi, tapi lisa tak mau menyerah.

"Apakah ia sangat kesakitan?".
Jihyo berbalik lagi, kemarahannya tersulut. "Tanyakan saja sendiri padanya".
"Oh, pasti". janji lisa dengan suara mengalun. "Ia sangat tampan kan?".

Dengan perasaan dongkol, jihyo mengangkat tangan. "Aku tidak memperhatikan".
Lisa menelengkan kepala. "Masa? Astaga dokter park, bekas pacarmu di seoul memang sudah berbuat hina dengan mencampakkan mu demi penari telanjang, tapi seharusnya kau tidak membiarkan itu membuatmu memusuhi semua pria".

Jihyo menggigit bagian dalam pipi."tunangan".
"Apa?"
"Ia bekas tunangan ku". ucap jihyo tegas.
"Aduh—— malah lebih parah".

Jihyo memejamkan mata, tapi sewaktu ia membukanya lagi, lisa dan anjingnya masih disana. "Aku lelah, jadi jika kau tidak keberatan, aku mau kekamar". Ia berbalik dan mulai menaiki tangga, kakinya terasa berat.

"Pada pria akan mengadakan pesta barbekyu untuk menyambut kita di jeongseon". Kata lisa di belakangnya.
"Kurasa aku tidak ikut". Jihyo menjawab kebalik bahu.

"Apakah menurutmu jungkook akan butuh bantuanku untuk pergi kesana?"
Jihyo memutar bola mata, tapi tidak menoleh. "sepertinya menarik". Di puncak tangga ia berbelok menuju kamarnya di ujung lorong.

"Dokter jihyo?".
Jihyo mendesah, dan berbalik lagi lalu bersandar di pinggir tangga. "Ya,lisa?"
"Kau suka tempat ini?".
Yang mengherankan, lisa tampak berpikir, seolah jawaban jihyo benar-benar penting, si anjing mendengking, dan lisa melonggarkan cengkraman.

"Aku..belum tahu".
"Baiklah, terima kasih".

Jihyo berbalik lagi ke arah kamar dan mengatupkan bibir. Sepertinya Lisa dan Jungkook akan menjadi pasangan pertama di tempat itu. Benar, Mereka tampak cocok satu sama lain dalam hal keindahan fisik... dan kebijaksanaan.

Ia mendoakan Mereka bahagia.
Saat melewati kamar-kamar lain, jihyo terkejut melihat sebagian besar pintu terbuka lebar. Di dalam, wanita-wanita berbaring di kasur dan lantai, mengecat kuku kaki q&a saling menata rambut.

"Hai, dokter park". Seru jung yerin, salah satu dari wanita yang tadi menumpang mobil jihyo. Wanita itu sedang melumurkan sesuatu yang lengket di alis wanita yang sedang duduk. " mau ku bantu mencukur alis?" Yerin menempelkan secarik kain putih di cairan lengket itu, lalu menariknya. Wanita di kursi meringis kesakitan.

"Ehmm...tidak usah, terima kasih". Ucap jihyo. Sepanjang perjalanan menuju koridor, ada tawaran untuk meng highlight rambut, merias dengan teknik airbrush, dan manicure. Ji-hyo menolak sesopan yang ia bisa, karena semua hal yang berbau Wanita itu sangat aneh baginya. Dengan malu ia menyentuh alisnya yang tak pernah dirapikan, wajah polos, dan melengkungkan kuku jarinya yang dipotong pendek. Ia satu-satunya wanita di gedung itu yang memiliki gelar medis... lalu Kenapa ia merasa rendah diri.

My Beautiful doctor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang