chapter 15 (end)

703 72 31
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



















Sewaktu jungkook sudah berpakaian dan turun ke lantai bawah, Jihyo sedang naik ke mobil.
Kang Taehyung. Jungkook berdiri di depan mes, bersandar pada kedua kruk, merasa hatinya dicabik-cabik.
Jihyo benar, ia telah berusaha memanipulasi...setidaknya pada awalnya. Jungkook hanya tidak merencanakan untuk jatuh hati dalam prosesnya. Jihyo menoleh sekilas kearahnya untuk terakhir kali, lalu duduk di jok depan dan menutup pintu. Mobil itu melaju, membawa jihyo di dalam.
Menjauh dari jeongseon.

Jungkook menelan ludah dengan susah payah. Dadanya seolah dihimpit beban berat. Tiba-tiba ia merasakan sengatan yang sudah akrab di telinga. "Aduh". Ia menoleh dan melihat Yoongi berdiri disana. "Kenapa kau meninju telingaku hyung".
Yoongi mengangguk kearah mobil yang menjauh. "Kau akan membiarkannya pergi begitu saja?"
"Hei, hyung. Ada yang harus kau jelaskan".
Namjoon mendekat sambil menggaruk-garuk kepala. "Ada dokter pengganti di klinik. Apa yang harus Yoongi jelaskan?".

Jungkook menatap Yoongi tajam. "Bagaimana bisa iklan itu disebarkan di kota yang sama dengan tempat tinggal Mina sekarang?"
Namjoon mengernyit. "Apa?"

Ekspresi Yoongi menegaskan bahwa itu bukan kebetulan. Dan tiba-tiba jungkook menyadari kenapa Yoongi uring-uringan sejak wanita-wanita itu datang, karena Mina tidak ada diantara mereka. Rupanya Yoongi berharap bisa membujuk wanita itu kembali. Setelah sekian lama, sang kakak masih mengharapkan cinta pertamanya.

Jungkook mulai bertanya apakah Yoongi sudah tahu dimana Mina tinggal, kenapa ia tidak pergi saja kesana agar mereka bisa bersama setelah menyelesaikan ikatan dinas dengan Angkatan Udara. Lalu jungkook sadar. Yoongi sudah menempatkan komitmen nya untuk membangun kembali jeongseon di atas kebahagiaannya sendiri. Hidupnya sekarang ada disini. Jika ia dan Mina memang memiliki masa depan untuk bersama, wanita itulah yang harusnya kembali.

"Seperti yang kubilang". Gumam Yoongi, sambil mengangguk kearah mobil berwarna gelap yang meluncur di jalan panjang beraspal yang sudah mereka bangun dengan tangan sendiri. "Apakah kau akan membiarkannya pergi begitu saja?". Seperti yang dilakukannya kepada Mina.
Tapi jungkook menggeleng. "Situasinya berbeda".
Yoongi tampak ragu. "Masa?"

Frustasi dan benci pada diri sendiri meluap di dada jungkook. Ia tak bisa mengalihkan tatapan dari mobil yang mengecil dan terus bertambah kecil itu. Tapi ia merasa tak berdaya menghentikan jihyo. Ia perlu sendirian bersama rasa nyeri yang tak tertahankan ini.
Manara air.

Jungkook melirik gipsnya, lalu memutuskan bahwa ia bisa memanjat. Rasa sakit itu mungkin sebenarnya bermanfaat. Ia bisa melihat jihyo pergi sejauh bermil-mil. Tanpa memberitahu Namjoon dan Yoongi, jungkook berjalan dengan susah payah menuju ATV. Yoongi tersenyum, seolah berpikir jungkook akan mengejar mobil itu, tapi lalu mengerutkan kening saat jungkook pergi kearah yang berlawanan.

Jungkook membelah jalan setapak yang berliku dan berbukit, terus menambah kecepatan dan menjajal ketahanan ATV agar bisa mencapai menara air dalam beberapa menit. Pemanjatan tangga memang lebih menantang, tetapi ia berhasil menaikkan tubuh tanpa terlalu membebani kaki yang cedera. Ia berhenti satu kali dan melihat kebawah, sadar betapa besar bahayanya jika ia sampai jatuh lagi. Setelah mencapai pelataran menara, ia maju ke sisi depan dengan hati-hati, yang sangat sulit tanpa bantuan kruk.

My Beautiful doctor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang