chapter 11 ❤️

845 64 4
                                    














"Kau cantik, jihyo". Bisik Jungkook, lalu menjelajahi puncaknya yang sudah mengeras dengan jemari, menimbulkan kenikmatan tak terkira di sekujur tubuh jihyo. Jungkook kemudian menjilat salah satunya, begitu juga dengan yang satu lagi, menikmati dengan lidah yang hangat dan mengulumnya.
Jihyo menggigit bibir agar tidak mengerang.
"Enak?" Gumamnya di kulit jihyo.
"Hmmmhh.." jawab jihyo mengangguk dengan mata terpejam.
"Aku ingin membuatmu senang, sayang".

Jungkook menyentak lebih gaun jihyo sampai ke pinggang, lalu melepaskannya lewat kepala. Sensasi hangat saat tubuh bagian depan mereka bersentuhan lembut seperti setrum di tubuh jihyo, membuatnya sangat berhasrat.

Jungkook menyelipkan kedua tangan ke pakaian dalam tipis jihyo, menangkap bokongnya. Matanya setengah terpejam saat jemarinya ia gunakan untuk menggoda jihyo. Jihyo terkesiap dan menggeliat-geliat. Jungkook menjelajahi tubuh jihyo dengan lidahnya sampai gadis itu benar-benar lemas, lalu menurunkan celana dalamnya, samar-samar sadar ia masih memakai sandal saat duduk diatas tubuh Jungkook.

Jihyo menggigit bibir. "Jungkook, ini pertama kalinya untukku. Aku harap kau melakukannya dengan lembut".
Jungkook tersenyum "Aku tahu, aku yakin kau belum pernah melakukannya. Dan aku bahagia menjadi orang pertama yang memilikimu".
Pipi jihyo memerah mendengar apa yang Jungkook katakan, apa dia bilang? Memiliki. Jihyo bahkan tidak berpikir sejauh itu.

"Ada satu masalah". Gumam jungkook, dan setelah jihyo bergeser, pria itu menarik handuk yang membatasi tubuh mereka. Bukti gairah menekan perut jihyo. Napas pria itu terkesiap. Tapi Jungkook menghentikan sentuhannya. "Kita harus berhenti...aku tidak merencanakan ini. Aku punya pelindung, tapi ada dikamar tidur".

Jihyo menahan senyum, lalu meraih tas kecilnya yang masih tergeletak di pinggir bathtub. Ia mengeluarkan pelindung dan mengacungkannya.
Mata jungkook melebar. "Kau memang penuh kejutan!"

"Ceritanya panjang". Gumam jihyo sambil merobek bungkusnya.
"Ceritakan nanti". Kata jungkook, menghembuskan napas dengan keras saat jihyo memasang alat pelindung itu. Lalu ia menarik bibir jihyo ke bibirnya dan menciumnya dengan dalam. Jihyo bangkit dan langsung mengambil posisi, segera mendudukkan dirinya tepat di atas gairah Jungkook.

"Ini pertama kalinya untukmu kan?" Tanyanya menghentikan jihyo. "Berdirilah, tetap seperti itu. Aku ingin merasakanmu, aku tidak ingin kau merasakan sakit saat bercinta denganku".
Jihyo berdiri dengan posisi kewanitaannya tepat di hadapan wajah Jungkook, Jungkook menaikan satu kaki jihyo ke atas pundaknya dan langsung menyerang bagian itu dengan lidahnya.
"Mmmhh...Jung" desahnya saat wajah Jungkook semakin mendesak dan lidahnya menari-nari, sesekali menghisap klitorisnya membuat jihyo begetar akan rasa nikmat. Jungkook mendongak menatap wajah cantik itu yang kenikmatan hingga jari lentik itu menelusup kedalam rambutnya.
"Kau siap?"
Jihyo mendesah. "Ya".

Jungkook mengangkat pinggang ramping jihyo dan pelan-pelan menyatukan tubuh mereka, mata terus bertatapan. Memeriksa apakah jihyo merasa kesakitan, kepala jihyo terkulai karena sensasi luar biasa yang di rasakannya.
"Mmmhh...pelan-pelan Jung" desahan di sertai ringisan mengalun lembut bersamaan dengan pusat tubuh Jungkook yang memaksa menerobos kedalam dinding kewanitaan yang masih rapat itu.
"Maafkan aku..tahan ya" ucap Jungkook sambil memainkan kedua puncak payudara jihyo yang berada tepat di wajahnya, tak rela jika dia mengabaikan keindahan itu.

"Kau tak tahu betapa nikmat rasanya"
"Aku tahu" ucap jihyo dengan kepuasan membayang diwajah.

Karena masih mencemaskan jihyo, Jungkook membiarkan wanita itu menentukan kecepatan. Mereka mendapati ritme lambat yang ternyata sangat menyenangkan dan dalam, nyaris tak tertahankan. Jihyo langsung merasakan klimaksnya akan datang.
"Enak?" Tanya Jungkook.
"Yyaahhhh".
"Sini". Kata jungkook, dan menarik jihyo untuk ia cium sambil terus bergerak.

My Beautiful doctor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang