chapter 14

439 64 12
                                    




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























Jihyo menyipitkan mata, tak yakin dengan maksud jungkook. Pria itu membutuhkannya? Jihyo membuka mulut untuk meminta klarifikasi, tapi tiba-tiba saja jungkook menciumnya.
Dan rasanya sangat menyenangkan.
Tubuhnya jadi hidup saat ia membuka bibir untuk membalas ciuman pria itu. Salah satu kruk terjatuh begitu saja ke lantai karena jungkook melingkarkan sebelah tangan ke belakang lehernya.

"Aku ingin bercinta denganmu". Ucap jungkook sambil mendorong tubuh jihyo kedalam kamar.
"Pria dilarang menginap di mes". Gumam jihyo.
Jungkook menendang pintu kamar menutup. "Tidak apa-apa..aku pemilik tempat ini".
Jihyo menghempaskan diri di ranjang bersama jungkook, menunggu perasaan cemas atau bersalah menyelimuti. Saat perasaan itu tidak datang juga, ia menyingkirkan segenap pengendalian diri. Ia memang ingin jungkook mendatanginya. Pria itu pasti sangat menginginkan tubuhnya yang candu.

Meskipun percintaan mereka di Busan begitu panas dan liar, kali ini segalanya berjalan dengan lambat dan manis, ciuman mendalam dan tangan berpegangan lewat jendela kaca, dengan cahaya bulan yang menyorot tubuh telanjang mereka saat mereka menelusuri tubuh satu sama lain dengan lembut. Saat akhirnya jungkook memimpin, ia dengan hati-hati naik ke atas tubuh jihyo untuk menyatukan milik mereka, ia benar-benar bersikap lembut, sampai jihyo merasakan dirinya tenggelam dalam perasaan yang tak pernah ia alami sebelumnya.

Jihyo memeluk erat tubuh jungkook, dengan kaki yang melingkar pada pinggang ramping pria itu, mengapung dalam dorongan sensual sampai klimaks menyerangnya. Jihyo tak henti-hentinya mendesahkan nama jungkook.

Debar jantung jungkook di dadanya menariknya kembali ke bumi. Jungkook mendekapnya erat-erat dan menelusuri lekuk pinggang jihyo dengan jemari, menggumam puas.

Bahkan saat napas jungkook mulai teratur dan bertambah lambat, jihyo tidak mau tidur. Ia jatuh cinta pada pria itu dan ingin menikmati setiap detik yang menyenangkan. Ia mengingat setiap sensasi tubuh jungkook di tubuhnya sendiri. Suhu, tekstur dan rasa...ekspresi wajah, bau musky, dan suara parau saat pria itu mencapai kepuasan. Jihyo tidak bisa tidur karena merasa seolah baru terbangun untuk menikmati hidup...

Ketika ia terjaga, cahaya fajar menerobos lewat jendela dan jungkook mendengkur lembut lewat telinganya. Lebih daripada segalanya, ia ingin bergelung terus di dalam pelukan pria itu, tapi sadar ia harus memeriksa pasien.
Jihyo tersenyum, pasien nya...kotanya.

Ia turun dari ranjang sepelan mungkin untuk berpakaian dan merapikan rambut. Ia menyangka jungkook masih tidur, tapi saat ia berjalan pelan melewati pinggir ranjang, tangan jungkook terulur dan menangkap tangannya.
Jungkook tersenyum padanya. "Mau menyelinap keluar hmm?"
"Mau pergi ke klinik". Bisik jihyo, bertanya-tanya apakah perasaannya pada pria itu terlihat jelas di wajah.
"Aku tidak akan lama".
Jungkook meremas tangannya. "Jihyo...tolong katakan kau akan tinggal"

My Beautiful doctor (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang