"Apakah di Angkatan Darat diajarkan?"
Jungkook memiringkan kepala kearah Yoongi. Mereka sedang berdiri di bagian belakang ruang media yang ramai dan remang-remang, tapi ia tidak melepas tatapannya dari Taehyung, yang sudah meletakkan tangan di sandaran kursi jihyo. "Diajari apa?"
"Cara membunuh musuh dengan tatapan mengerikan".
Jungkook mengerutkan kening dan menoleh untuk menatap Yoongi. "Tutup mulutmu hyung".
"Sssttt...!" Desis seseorang dari barisan kursi di depan mereka.Film aksi yang menegangkan diputar di TV datar berukuran sangat besar. Tadinya ia ragu para pekerja akan menyambut ide menonton film bersama, tapi ternyata sebagian besar orang diruangan yang terlihat seperti bioskop itu terpaksa berdiri. Meski demikian, Taehyung berhasil mendapatkan kursi terbaik.
Di sebelah jihyo.Darah jungkook mendidih. Jelas jihyo sudah memberitahu bahwa ia tidak bisa pulang sampai mobilnya diperbaiki, jadi Taehyung datang untuk menjemput. Seperti sebongkah tulang.
Yang jungkook inginkan.
"Apa yang terjadi di Busan?" bisik Yoongi.
"Tak ada".
"Karena itukah kau uring-uringan seperti wanita datang bulan setelah kembali?"
"Lancang sekali mulutmu, tuan pemurung"."Sssttt"
"Bisa tolong diam?"
"Kami sedang menonton!"Jungkook merasakan sengatan familiar di telinga, dan dari erangan Yoongi, ia tahu sang kakak mendapat pukulan yang sama di telinga.
"Kalian berdua berhentilah mengoceh". Tegur Namjoon di belakang mereka dengan suara rendah. "Dan ayo ikut aku".Jungkook memandang sekilas lagi ke arah jihyo dan Taehyung, kesal melihat pria itu sudah melingkarkan tangan di tubuh jihyo, lalu berbalik untuk mengikuti Yoongi dan Namjoon dari ruangan besar itu dan masuk koridor yang luas.
"Ada apa?" tanyanya.
Garis-garis cemas tampak di wajah Namjoon. "Apakah kalian melihat dokter jaemin akhir-akhir ini?"
"Tidak hyung". jungkook menatap Yoongi, yang juga menggeleng. "Kenapa?"
Namjoon mengangguk ke ujung koridor. Kim yugyeom, seorang pekerja yang tangannya terluka saat membangun klinik, duduk disana dengan wajah mengernyit kesakitan. Ia memeluk tangan yang di bebat lakban, dan ketika jungkook mendekat, ia bisa melihat tangan yugyeom membengkak besar. "Ini tidak baik. Aku akan memanggil jihyo".Namjoon mencengkram lengannya. "Yugyeom tidak mau menemui Dokter park. Ia bilang hanya ingin di obati oleh jaemin, tapi aku tidak bisa menemukannya".
Jungkook mendekati yugyeom dan bersandar di kruk.
"Gyeom, kau harus membiarkan Dokter park memeriksa tanganmu. Mungkin infeksi".
Yugyeom menggeleng. "Jaemin bisa mengobati ku".
"Yugyeom, lukamu terlihat parah. Kau perlu menemui dokter sungguhan".
"Tidak mau". Tolak yugyeom. Suaranya meninggi. "Istriku pergi kerumah sakit karena tergores dan pulang kerumah dalam peti mati. Aku tidak percaya dokter. Terutama dokter wanita!".Jungkook mengatupkan rahang dengan frustasi. Tapi ia sama sekali tidak mau memanggil jihyo dan mendapati yugyeom menolak jasanya dalam adegan memalukan di depan tunangan sang dokter.
Ia menggertakan gigi. Mantan tunangan.
Jungkook menoleh kearah Namjoon, yang mengangkat tangan. "Tidak ada yang melihat jaemin di barak dua hari ini".
"Aku tahu tempat jaemin mendirikan tenda bila ia pergi mengumpulkan tanaman". Kata jungkook. "Di sekitar hutan. Aku akan naik ATV kesana untuk mencarinya".
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful doctor (End)
RomansaKim Jungkook. Termuda dari kakak beradik keluarga kim yang bertekad mendirikan sebuah kota kecil di tengah pegunungan. Siapa sangka dia bertemu dengan salah seorang dokter cantik yang bisa mengubah hampir seluruh hidupnya Jungkook pun tergoda ingin...