Terasa seperti mimpi

258 34 1
                                    

Hai, selamat membaca!

"Huaaahh...akh." seorang pria terbangun karena sentakan benda keras mengenai tangannya.

'Dimana? Sepertinya bukan rumahku?' pikirnya.

"Hahh!! Sudah jam delapan. Harusnya aku sekolah." Tiba-tiba ia menyadari bahwa dirinya bersuara.

"Tes, tes...ekhhmmm. halo, halo." Ia sekali lagi mengetes suaranya, lalu tersenyum.

"Suara, aku bisa bicara!! Yes, huaaahh...yes, yes." Sekarang perasaannya sangat girang, ketika mengetahui dirinya bisa mengeluarkan suaranya.

Akan tetapi ada kesalahan dalam suara ini.

"What? Nadanya berat, seperti laki-laki." Sekali lagi ia mencoba mengetesnya dan mencoba tidak menghiraukan hal itu.

"Apa memang suara asliku seperti ini." Sekali lagi dia terheran-heran.

"HAHHHH!! APA NIH ANJIRT," dia terkejut dengan apa yang dilihatnya di cermin.

"Gue jadi cowok?" Segera ia meraba-raba dadanya dan meraba ke seluruh tubuh nya mengecek semuanya.

"Gak! Gak mungkin!! Pasti ini cuma mimpi." Dengan cepat tangannya menepuk-nepuk pipinya, dan menyangka bahwa sekarang dirinya masih di alam bawah sadarnya.

"Akkhhh." Sudah kesekian kalinya ia memukuli lengannya sendiri, dan kesakitan. Namun tetap saja, itu tidak mengubah apapun.

"Den. Den razzy." Seseorang memanggil dari luar kamar. Sang pemilik kamar pun mendengarnya, dan bergegas keluar kamar.

"Kenapa ya? Dan ibu siapa?" Ujarnya bertanya-tanya.

"Ini bibi den, gak usah bercanda. Ini bi Imah." Kata bi Imah.

"Oh, iya bi Imah ya? Eh..ehe," dia cengengesan di depan sang bibi, seperti seseorang yang kebingungan.

"Den. Ada temen Aden di bawah, nanyain kenapa gak sekolah tadi." Jelas bibi tersebut.

sekarang lucha harus menyesuaikan diri sebagai razzy. Dia hanya perlu menjadi 'Razzy'.

"Gimana si lu Razz, diem Mulu dari tadi." Salah satu temannya yang bernama key heran dengan sikap sahabatnya yang berbeda dari sebelumnya.

"Tau nih, kenapa sih? Tumben." Sambung lainnya.

"Emang biasanya gue gimana? Cerewet? Gitu." Lucha yang masih juga belum bisa menyesuaikan diri menjadi razzy itu masih bingung.

"Ya, biasa gitu. Lu selalu bicara kalau sama kita." Eja salah satu temannya razzy menjelaskan.

"Btw... Lu gak masuk sekolah karena apa?" Ujar key, "gak panas tuh, adem-adem aja." Lanjut key sembari mengecek dahi razzy menggunakan punggung tangannya.

"Ah itu gue, kesiangan tadi. Sekalian bolos," razzy mengatakan yang sejujurnya kepada teman-teman nya itu.

"Gila! Berani juga lu, mamah lu gak marah tuh?" Key bertanya pada razzy.

"Mak gue lagi kerja, lagi pula Mak gue gak sejahat itu." Betapa polosnya lucha, dia tidak tahu bahwa ibunya razzy itu sangat tegas orangnya.

"Kalo gitu kita pulang dulu, besok jangan lupa masuk sekolah." Ujar eja sembari meraba-raba pucuk kepala razzy.

Key yang melihat hal itu menatap heran.

Bersambung...
[25 Feb 2022]

RAZZ AND ZOEL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang