Razzy maafin zoel

176 13 2
                                    

Selamat membaca!!

Saat razzy memasuki rumah, ternyata Tania sedang asik bermain dengan seseorang di ruang santai. Dan seseorang itu adalah Zoel. Ia melewati Tania dan Zoel dengan tatapan suram yang teramat.

"Bun razzy pulang." Razzy menyapa bundanya yang sedang sibuk memasak di dapur, sebelum melanjutkan langkahnya.

Razzy belum mandi, ia malas dan malah langsung berjalan menuju kamarnya, yang ada di lantai atas.

Setelah masuk ke kamar, entah apa yang membuat razzy mengeluarkan air mata. Ia menitihkan air mata nya dalam sekejap.

"Sial amat sih, gue kangen mamah, kangen di buli juga, sumpah ya kenapa jadi kek gini. Lama-lama bisa transgender gue...nanti dikira cowok lemah. Padahal gue cewek," razzy mengeluh sendiri, ia memegangi kepalanya, seperti orang frustasi pada umumnya.

"Ini lagi, gue ngerasa bersalah sama Tante Nilam. Gara-gara gue Tania ngilang, untung Tania gak ketemu orang jahat...hiks." lanjut rintihannya.

Razzy (lucha) ia merindukan sosok dia yang dulu, entah akibat apa yang mengharuskan jiwa lucha masuk kedalam raga razzy, seorang cowok, bisa dibilang cowok yang lembek.

Tok...tok...tok

Mendengar suara ketukan pintu razzy cepat-cepat menghapus sisa-sisa air mata di pelupuk matanya. Walau masih terlihat merah di bagian mata, razzy harus bisa membuatnya seperti tidak terjadi apa-apa.

Ketika dibuka muncul seseorang berbadan tinggi, sekiranya razzy seukuran pundak orang itu.

"Sial, Lo lagi..." Razzy berbalik ingin menutup pintu kamar kembali namun di tahan oleh Zoel. Sepertinya Zoel ingin ngobrol sesuatu dengan razzy.

"Apa si Lo, minggir gak!! Gue gak akan ketemu sama Lo lagi." Ujar razzy ingin menghentikan Zoel. Zoel tak menggubris nya.

"Gue ada salah apa sama Lo? Bilang sekarang! Gue minta maaf." Ujar Zoel, ia semakin membuka pintu kamar razzy. Razzy yang menyisakan sedikit tenaga itu kalah, dan Zoel kini memasuki lingkungan kamar razzy.

"Apa karena Tania?" Kata Zoel bertanya. Razzy masih terdiam dengan tatapan dinginnya. Ia tak memberikan respon apapun.

"Maaf kalo gue ada salah, Lo bisa. Gak usah ngejauh dari gue? Kalo gue ada salah gue minta maaf. Kita udah kenal lama, dan Lo berubah sikap kayak gini? Gimana gue gak khawatir." Jelas Zoel panjang lebar. Razzy tersentak ia tak mengetahui ternyata Zoel sudah berada di kehidupan Razzy sejak jiwanya memasuki raga razzy.

"Ehm, gue gak marah sama Lo. Tapi Lo minta maaf, ya udah gue maafin." Setelah mengatakan itu, Zoel memegang kepala razzy, lalu mengacak-acak rambutnya gemas.

"Oh satu lagi, gue mau bilang makasih. Soal Tania. Gue khawatir dia ngilang, dan sikap gue ke Lo, gue minta maaf." Razzy sekalian mengatakan hal itu, tidak ingin menanggung beban pikirannya nanti dikala tidur.

Zoel mendekati muka razzy, lalu mengatakan..."Lo gak khawatir sama gue? Yang ngilang tanpa ngabarin Lo?" Ujarnya. Masalah ini, razzy tidak tahu menahu soal ini. Ia memang tidak kenal Zoel. Apa jangan-jangan... Razzy itu, GAY? Wht the fck?

"Anu, gue belum mandi. Gue mandi dulu ya, mending lu pulang, udah malam juga." Bukannya menjawab razzy malah menjauh dari Zoel.

"Razzy bangun yuk, anak mamah yang paling tamvan sejagat raya..." Sandra membuka gorden jendela, sinar matahari menusuk dalam ke pori-pori muka razzy.

"Ehmm...hoaaammmmph" razzy menguap merenggangkan seluruh badannya, ia lalu berduduk dekat dengan sang bunda yang juga duduk di bibir kasur.

"Ini libur nda, kenapa?" Tanya razzy, ia rasa ini hari libur, dan bagusnya hari ini ia akan tidur seharian penuh.

"Ada temen mu di luar," jawab Sandra, sambil menepuk-nepuk punggung razzy.

"Siapa nda? Key Ama eja ya?" Crazy kembali bertanya.

"Bukan. Zoel yang Dateng." Mendengar itu razzy kembali menidurkan tubuhnya lalu menyelimuti kembali tubuhnya.

"Bilang aja kalo razzy gak mau di ganggu. Nda razzy lagi gak mau ketemu sama siapapun. Jadi razzy minta tolong, jangan biarin Zoel masuk kesini. Ya?"ujar razzy menjelaskan bahwa dirinya enggan bertemu siapapun, padahal ini adalah alibinya supaya tidak bertemu lagi dengan Zoel. Nanti jika razzy dan Zoel sering bertemu, akan ada rasa suka, dan jika berlanjut hingga menumbuhkan rasa cinta, bagaimana? Entahlah...

"Okey, nanti bunda sampein. Tapi kamu jangan ngendem Mulu di kamar, bunda gak suka liat kamu jadi pemalas!!" Sandra menerima tawaran dari anaknya, ia ingin membantu sang anak dengan iming-iming, agar sang anak tidak berdiam diri di kamar saja.

"Iya nda, Zoel nanti bakal belajar bareng sama key, sama eja juga." Janji razzy kepada bundanya.

Setelah cukup mendiskusikannya Sandra keluar kamar razzy.

Razzy menepati janji sang bunda, ia sekarang sedang berada di rumah key. Lebih tepatnya belajar bersama, walau rasa belajarnya hanya lima puluh sembilan persen dari rasa ingin tidurnya.

"Eja, gue ga pernah tuh liat Lo punya kenalan cewek. Gak doyan cewek Lo ya?" Tiba-tiba key memecahkan keheningan, ia bertanya pada eja.

Eja yang sedang fokus pada buku pelajarannya kini memfokuskan pandangannya pada key.

Eja belum menjawab, ia masih berpikir. "Gak tau juga, gue gak siap aja gitu kalo berhadapan sama lawan jenis," akhirnya eja menjawab pertanyaan key.

"Lu Islam, kan. Pantesan." Razzy mengelak di sela-sela eja dan key berbincang.

"Gak lah, masa Lo lupa sama agama gue?" Eja mengernyitkan dahinya, ia menatap lekat razzy. Lalu mendekati razzy.

"Ehm, pasti Kristen?" Razzy asal menebak, ia merasa di intimidasi oleh eja sekarang.

"Bukan razz, dia katolik anjir. Lu kan tau, aneh lu...apa jangan-jangan elu? Jelmaan setan yang nyamar jadi razzy??" Jelas key, dan bertanya-tanya. Key menghentikan muka eja yang sebentar lagi akan menempel pada muka razzy.

Razzy menepis muka eja, lalu..."eh gue bukan jelmaan ye, gue razzy asli. Dan soal agama eja, ya gue manusia kali, manusia juga tempatnya lupa!" Mendengar penjelasan razzy, key memanggut mengerti.

Bersambung...
[01 maret 2022] 15.36 sore.

RAZZ AND ZOEL ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang