Part 18 : Aura Naya

132 7 7
                                    

DISCLAIMER

Cerita ini berkaitan dengan cerita Andrea Boundary. Alur waktu yang di ambil dalam cerita ini adalah ketika Andrea masih Sekolah Menengah Atas. Namun, karakter utama dalam cerita ini bukan Andrea melainkan Wira Ranaya. Merupakan salah satu karakter pendukung dalam semesta dari cerita Andrea Boundary. So, selamat membaca.

Jika pembaca tertarik dengan konsep cerita bergambar yang penulis gunakan pada judul cerita ini. Baca juga cerita Andrea Boundary yang menerapkan konsep cerita sambil mendengarkan lagu.

Note: Di sarankan untuk membaca menggunakan browser, safari, google, dan sejenisnya.

Baca part lainnya biar ngerti alur ceritanya. ^_^

Part ke 18, sub judul : Aura Naya


Masa lalu.

Tama sejak kecil hidup dengan keluarga yang hangat. Ibu Tama bekerja sebagai guru Sekolah Dasar dan ayahnya bekerja sebagai koki di sebuah hotel bintang 5. Tama tumbuh sebagai anak yang penuh cinta dan kasih dari kedua orang tuanya. Tama kecil juga selalu menghabiskan waktu bermain dengan teman-teman sebayanya. Masa kecil Tama bisa di bilang sangat menyenangkan. Hingga Tama berumur sekitar 8 tahun, ia tanpa sengaja membunuh anjing tetangganya karena berisik dan mencoba menyerangnya. Namun Tama tidak merasakan apapun ketika membunuh anjing milik tetangganya itu. Tama kecil melihat kalau anjing tetangganya seperti mengeluarkan cahaya hitam pekat bercampur warna merah gelap dari tubuhnya. Tama kecil bertanya kepada Ibu dan Ayahnya tentang warna-warna yang muncul pada makhluk hidup, benda, ataupun tumbuhan. Tapi Ibu dan Ayahnya hanya berkata kepada Tama kalau itu hanya imajinasinya saja. Warna-warna itu tidak nyata. Seiring waktu, Tama lalu tumbuh sebagai anak yang pendiam karena kemampuannya untuk melihat warna pada setiap hal membuatnya kesulitan bersosialisasi. 

Suatu hari di sekolah dasar, Tama memberitahu warna yang di pancarkan oleh salah satu teman kelasnya, Arie, yang meminta untuk di sebutkan warna apa yang ia miliki. Setelah menuruti permintaan Arie, Tama lalu berkata, 

"Campuran warna itu bakal ngebuat kamu sial hari ini Rie." ucap Tama sambil melihat warna hitam pekat bercampur ungu yang keluar dari tubuh temannya.

Keesokan harinya, Arie tiba-tiba tidak masuk sekolah. Beberapa hari kemudian Arie masuk ke sekolah dengan kondisi tangan yang sudah di gipsum karena patah. Tama mencoba menyapa Arie sekaligus ingin mengundangnya hadir di perayaan ulang tahun Tama. Sebab Arie satu-satunya murid di  kelas yang belum Tama undang untuk hadir di perayaan ulang tahun. Tapi Arie tiba-tiba berteriak histeris ketika Tama mencoba mendekatinya. 

Murid-murid lain lalu menghubung-hubungkan kejadian patah tangan Arie dengan kemampuan Tama yang dapat melihat warna. Tama lalu di kucilkan oleh teman-temannya karena kemampuannya melihat warna aura yang muncul pada makhluk hidup, benda, ataupun tumbuhan. 

Hingga suatu hari, seorang murid pindahan masuk ke kelas Tama. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Dulu dan Waktu (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang