nana back

2.8K 186 0
                                    

Dor!

Dor!!

Dor!!

Dor!!

Empat tembakan yang mengema di suatu ruangan.

"lepaskan dia bajingan"  perintah yang terdengar dingin mengelegar.

seperti yang sudah di rencanakan, jeno dan sedikit anak buahnya telah berhasil mempora porandakan pertahanan dari  bahkan semua anak buah alex telah anak buahnya musnakan.

Menyisakan si tua bangka alex tengah berhadapan dengan jeno. 

"wah, apa ini seorang lee jeno?"  menjeda ucapanya, masih setia duduk pada singasananya dengan angkuh, Meletakan gelas kecil yang terisi wine, seolah ingin menyambut tamunya terlebih dahulu.

Tatapan tajam saling beradu.

"masih ingin bermain?" Seringan jeno, mengkode sang lawan bicara lewat tatapan jatam.

"hey,hey,hey anak muda... Tenang lah ini baru permulaan, apa kau sangat menyukai keponakan ku itu?, sebagai menantu kau harus menghormati paman terbaiknya ini agar mendapat restu dariku bukan? "

Sedikit terkekeh dengan penuturan sang lawan bicaranya, keponaka?, apa orang sepertinya bisa di sebut paman yang baik?. Orang yang akan mengorbankan segalanya demi kekuasaan dan tahta?.

astaga jika saja yang di culik oleh orang di hadapanya bukanlah jaemin mungkin jeno akan lebih lama meladeninya.

"kau menculiknya sialan!"

Dor!!

Dor!!

Bugh!!

Dua tembakan dengan satu tendangan telak  sukses membuat lawanya terdampar mengenaskan di atas lantai yang kasar.

"masih lanjut?" terdengan sangat santai namun siapapun akan tau jika saat seperti ini menyerah adalah pilihan terbaik dari pada mengorbankan nyawa.

Tidak semua orang sepintar itu untuk berpikir di tengah situasi genting, karena sosok parubaya alex terlihat dengan susah payah berusaha meraih senjata api di dekatnya.

"untuk ketakutan dan trauma jaemin " berjongkok di samping tubuh tergampar lawanya.

Krek!

"Ahhkk"

"kalian urus mereka, aku akan membawa jaemin"

Injakan keras jeno pada tangan alex mengakhiri permainan kecil mereka.

"urus semua kekacauan ini" jeno berlalu memasuki lebih dalam bangunan tua di hadapanya, mencari si manis yang mungkin saja sudah ketakutan.

Berhenti di hadapan pintu yang sudah di bukakan oleh anak buahnya.

Dapat jeno lihat sosok manis yang ia awatirkan tengah tertidur dengab jejak air mata di pipi tirusnya, mengode pada bawahanya untuk melepas semua ikatan pada tubuh jaemin sebelum memgangkat tubuh ringan itu.

"kita pulang baby" bisik jeno saat melihat jaemin sedikit terusik dengab aktifitasnya.

"ugh?"

"d-daddy?" mata indah itu membulat saat melihat sosok yang ia harakan benar-bebar datang, semakin meluk erat leher jeno sembari kembaki terinsak.

Perjalanan menuju rumah mengahnya sangatlah jauh dari lokasi di culiknya jaemin, bahkan si manis sudah terlelap karena kelelahan menangis.

Setelah sampai jeno merebahkan tubuh jaemin pada ranjanya, di usapnya surai lembut jaemin sebelum berlalu ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sebelum ikut bergabung dengan nana manisnya.




















Yee akhirnya bisa juga.

Daddy[NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang