nana don't go plesee

2.9K 168 7
                                    

Pagi kembali menyapa menandakan seluruh aktivitas akan segera di mulai. Sama halnya dengan jeno yang baru tersadar dari mabuknya.

Mata tajam itu secara perlahan mulai terbuka memperlihatkan seisi apartemenya.

Tunggu,

Apartemen?

Astaga!.

Jeno bodoh!, seharusnya ia tak boleh sampai mabuk.

Saat ingin beranjak dering ponsel mengalihlan atensinya.

"lapor tuan, tuan muda jaemin menghilang"

***

Di sisi lain kota si manis tengah menelusuri tepian pantai yang jaraknya sangat jauh dari keramaian.

Menghela nafas

Jaemin menjalankan kakinya menuju rumah kayu yang tak jauh berada di tepi pantai.

Flas back

"demi daddy, nana dan baby,

Good bay daddy jeno"

Setelah membulatkan keputusanya jaemin memasukan beberapa baju serta uang. Uang itu adalah uang yang jeno berikan untuknya hanya untuk simpanan namun siapa sangka uang itu akan berguna sekarang.

Terakhir jaemin memasukan fotonya yang tengah tersenyum lebar bersama jeno.

Jaemin tak langsung pergi begitu saja, namun ia menunggu hingga malam sampai larut dan boydigurd dadynya tertidur.

Setelahnya barulah ia mengedap dalam gelap melalui gerbang belakang masion. Tak jauh dari sana jaemin berhenti di halte bus untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalananya.

'Ini sudah malam tidak mungkin ada buss yang datang' batinya putus asa, sesaat kemudian siapa sangka jika satu buss terakhir berhenti di hadapanya. Berakhir jaemin yang menaiki buss dengan tujuan pedesaan nelayan ujung kota.

Flas back off

Beruntung ada pasangan suami istri tua yang baik hati ingin menampung jaemin sehingga ia dapat tempat untuk beristirahat.

"nak jaemin habis dari mana malam-malam begini?" pangil saja bibi huli, wanita paru baya memiliki seorang anak perempuan seumuran dengan na jaemin.

Namun sayang kisah memilukan membuat mereka harus berpisah, sang anak memutuskan untuk menikah di kota meningalkan ayah dan ibunya begitu saja. Kadang jaemin heran dengan aifat manusia kenapa di saat ia di berikan kesempurnaan keluarga malah menyia-nyiakanya. Sedangkan ia? Tau saja tidak bagaimana wajah dari orang tuanya.

"pangil nana saja bibi,

Bibi di mana paman?"

Jaemin mendudukan dirinya di samping wanita paru baya, untuk sekedar berbincang ringan.
.
.
.

"bibi tak masalah jika nak jaemin memutuskan pergi untuk menenangkan diri, setelah merasa baikan tidak ada salahnya kembali nak, bagaimana pun anak dalam kandunganmu harus mendapatkan kasih sayang dari ayahnya"

Jaemin tak langsung menjawab. Diam sejenak mencerna semua penuturan bibi huli yang memang ada benarnya.

"nana akan coba bi" senyuman manis mengembang jaemin ingin menunjukan jika ia baik-baik saja.

Jaemin akan tingal sementara dengan bibi huli sambil mencari pekerjaan di sekitar desa. Ia harus bisa membiayai dirinya dan anaknya kelak.

***

Di keramaian kota pria tampa dengan mobil hitamnya tengah menelusuru jalanan kota demi menemukan si manisnya.

Jeno bodoh!

Makinya sejak tadi. Bagaimana ia yang bodoh meningalkan jaemin sendirian malam itu.

"hai dude, istirahatlah sebentar ini sudah hampir pagi kita lanjutkan besok saja"

Lucas meyakinkan sahabatnya untuk beristirahat sejenak. Percuma menjari jaemin dalam ke adaan kacau begini.







Ada yang lagi pkl?
Kalo ada semangat ya walaupun pengen nyerah

Daddy[NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang