Chapter 19

2.3K 226 7
                                    

Happy Reading..
. . .

Kini taeyong sedang duduk termenung di pinggir kolam rumahnya sembari menikmati waktu sore, ia tidak pergi ke kantor atau pun pergi keluar dari pekarangan rumahnya, kejadian kemarin masih membuatnya syok bagaimana bisa jeno jadi seperti itu, dia terlihat seperti orang yang berbeda

Sudah bertahun-tahun sejak ayah dan ibunya pergi dan hari ini adalah hari tersunyi dirumah ini, tidak ada tawa tidak ada candaan dan tidak ada yang bicara

Taeyong bangkit dari posisi duduknya dan pergi mengelilingi rumah tersebut, sudah lama rasanya ia tak memperhatikan rumahnya ini, mulai dari taman depan, halaman belakang sampai terakhir gudang penyiksaan yang ia gunakan untuk jeno

Sejak tragedi kemarahannya saat itu, gudang ini tak pernah dimasuki lagi mungkin sebulan lebih, penerangan di gudang ini hanya cahaya yang samar-samar namun segala isinya jelas terlihat mulai dari alat-alat tajam, lemari usang, pajangan kuno, dus-dus yang berisi barang-barang lama dan juga terdapat berbagai senapan

Langkahnya terarah pada pecahan kaca dengan darah kering disana, pecahan kaca berdarah tempat jeno berbaring akibat dirinya

Dipungut nya salah satu serpihan kaca tersebut, seketika ucapan jeno kemarin terngiang-ngiang dikepalanya "kita ini saudara, apa kalian ga pernah ngerasa sakit saat jeno terluka ?"

Taeyong pun mengeratkan genggaman pada serpihan kaca tersebut, hingga tanpa sadar ia juga ikut melukai tangannya

Pikirannya benar-benar kacau, jika jeno adik kandungnya kenapa hasil DNA nya berbeda, kenapa bisa tidak cocok

"Bunda, tiway ga tau sebenarnya ada apa sama keluarga kita ? Kenapa semuanya jadi gini disaat bunda sama ayah udah ga ada ?"

Pandangannya teralih pada dus yang ditumpuk diujung gudang tersebut, dus yang berisikan album foto lama dengan sampulnya yang rusak dan sangat usang, terdapat beberapa foto juga sudah mulai memudar karena saling bertempelan

Dilembar awal album itu terdapat foto bayi taeyong yang sedang dicium ayahnya, di sebelahnya juga ada foto taeyong balita yang sedang di suapi oleh bunda

Selain itu juga terdapat foto bayi doyoung, jaehyun, mark dan foto bayi jeno, ia jadi ingat saat jeno bayi dibawa pulang taeyong sangat antusias karena jeno bayi sangat lucu

Pipinya tembam sekali, bibirnya pink juga kulitnya yang sangat putih, bahkan taeyong dan doyoung akan berebut untuk menyentuh pipi jeno saat bunda tidak berada didekat mereka, berujung doyoung  akan menangis karena taeyong yang mencubit tangan adiknya itu

Ketika bundanya meminta taeyong untuk menjaga jeno, maka selama itulah taeyong akan selalu mencium pipi jeno, lalu di usapnya dan diciumnya kembali saking gemasnya

Disebelah foto bayi mereka ada foto mark yang menangis karena jaehyun dan doyoung mencium pipi jeno, mark juga mau mencium pipi adiknya itu

Masih banyak lagi kenangan kecil mereka berlima bersama orang tuanya, hingga difoto terakhir ada dirinya juga ayah dan bunda yang mencium pipi kanan dan kiri taeyong saat perayaan ulang tahun diumur ke ke limanya

"Ayah, bunda kalian apa kabar ? Bunda udah ga kangen lagikan sama ayah ?"

"Sekarang umur tiway udah 25 tahun, sesuai janji tiway ke bunda adek-adek tetep lanjut pendidikan nya, bunda senengkan ?"

"Tiway gak pernah ngeluh walaupun cape, karena tiway anak pertama dan bakal jadi sandaran buat adek-adek, itukan kata bunda ?"

"Bunda kalau mereka cape dan punya masalah pasti semua cerita ke tiway, karena tiway pengganti kalian berdua tapi kalau sewaktu-waktu tiway yang cape, kemana tiway bisa bersandar ?"

Duniaku - Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang