[ 100DWTD - 33 ]

60.7K 5.1K 1.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Jangan lupa pencet bintang guis, sekalian tinggalin jejak di komentar❤❤

BANTU KOREKSI TYPO✔

CHAPTER 33 - RESAH
NORMAL POV

HAPPY READING

Nesa berjoget-joget ria sembari melangkah keluar kamar. Ia baru saja bangun di pagi hari ini. Suasana hati perempuan itu begitu sangat baik. Akibat, semalam dirinya bermain game di ponsel dan memenangkan banyak match.

Seandainya hidup pernikahan sedamai ini, Nesa pasti tak usah repot-repot memikirkan masa depan dirinya yang ingin selalu bebas dari aturan serba susah dari Raden.

Beuh, kenapa suaminya tidak shift malam sampai mati saja? Tak perlu gonta-ganti shift!

Nesa menarik gagang pintu. Senyum di bibirnya yang telah terpoles lipcream berwarna peach memudar. Ia mematung di tempat melihat Raden berdiri sembari menggendong Hangga.

Nesa sempat melupakan keberadaan anak Raden.

Berbanding terbalik dengan ekspresi Nesa yang datar, netra Hangga yang menangkap sosok Nesa langsung tertawa lebar.

“Ami! Ami!” panggil Hangga.

Raden tersenyum bangga, meski belum lancar— Hangga jelas memanggil Nesa dengan sebutan mami. Kata pertama yang dipelajari Hangga merupakan mami. Selama  bersama mama kandungnya pun, Hangga tak sekalipun memanggil seperti barusan.

Nesa mundur, ia mengalihkan pandangan ke dinding. Lalu, menelan ludah sebelum membuka suara.

“P-Pak Dokter enggak bilang Hangga bakalan dibawa kesini,” ujar Nesa.

“Saya sudah menyampaikan pada kamu dari kemarin. Kapasitas otak kamu yang minim, makanya lupa,” sahut Raden.

Ah, benar juga .... Nesa tidak mampu menetralisir gundah di relungnya.

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang