[ 100DWTD - 27 ]

66.6K 5.2K 374
                                    

SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADEN SEBELUM BACA👉

Jangan lupa pencet bintang guis, sekalian tinggalin jejak di komentar❤❤

BANTU KOREKSI TYPO✔

CHAPTER 27 - NAKAL
NORMAL POV

- HAPPY READING -






“Mas Jacob,” panggil Nesa.

Nesa mendadak kelu. Raut wajahnya tergambar sekali bahwa ia tengah gamang. Jacob tak perlu penjelasan lebih rinci, ia sudah terlalu peka terhadap apa yang dirasakan si adik. Sebab, dirinya merupakan sosok keluarga terdekat di kelangsungan hidup Nesa.

Ia mengulurkan tangan kiri, mengusap puncak kepala Nesa. Merasakan kehangatan dari kakaknya, Nesa menoleh ke kursi kemudi.

“Nesa, Mas tau apa yang ada di pikiran kamu. Inget satu hal. Rumah Mas selalu terbuka lebar buat nyambut kamu. Kamu bebas minta peluk ke Mas, nyender ke bahu Mas. Just said it when you need it. Bahkan, kalau kamu semisal terlalu bahagia sama Raden tanpa ngehubungin Mas, it's really okay,” ujar Jacob. “Yang terpenting, Mas bakalan siap siaga jadi tempat pulang kamu. Persetan dengan omongan orang lain yang bilang kamu kekanakan kalau keseringan minta bantuan Mas. Kamu adik Mas, adik-nya Mas enggak perlu cemasin apa-apa.”

Nesa menunduk dalam, tanpa sadar air matanya meleleh. Sungguh, ia memang sangat ingin mendengar kalimat barusan. Ia takut disangka terlampau bergantung bersama Jacob. Kekalutan terbesar Nesa juga perihal, bagaimana jika sewaktu-waktu ia dan Raden tidak bisa memperbaiki hubungan dan tak ada seorang pun yang mampu menjadi tempatnya melampiaskan keluh-kesah?

Nesa mengakui dirinya anak bungsu dari lima bersaudara. Hanya saja, Nesa terasa memiliki jarak kepada suadaranya selain Jacob.

“Udah, nomer Mas selalu aktif. Sekarang, turun. Mas harap, kali ini kamu bisa nyelesaiin problematika kamu sama suami. Menyandang status sebagai istri itu sesuatu yang berat. Mengeluh pun wajar, enggak perlu ngerasa kamu enggak pantes. Kamu punya cara sendiri, yang menurut orang lain baik buat kamu lakuin, belum tentu baik buat diri kamu.”

Nesa menghapus jejak air mata di pipinya. Bibirnya mengerucut.

“Aku belum ngomong apa-apa, lho, Mas.”

Jacob terkekeh. “Suara hati kamu dah volume-nya terlalu tinggi sampe bisa Mas dengerin.”

“Mas, tolong jawab sekali, aja. Menurut Mas aneh enggak Nesa jatuh cinta duluan sama pak doktr bedebah, itu?”

Alis Jacob bertaut. “Enggak enak, ya?”

“Maksud, Mas?”

“Dalam hubungan, pihak yang duluan mencintai selalu jadi pihak paling banyak ngorbanin diri. Makanya, perempuan banyak denial sama perasaan sendiri. Takut udah ada rasa sama cowok yang enggak nunjukkin dia suka kita walaupun udah terikat hubungan?”

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang