[ 100DWTD - 43 ]

72.7K 7.3K 4.6K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADENESA SEBELUM BACA👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM RADENESA SEBELUM BACA👉

Jangan lupa pencet bintang guis, sekalian tinggalin jejak di komentar❤❤


BANTU KOREKSI TYPO✔

CHAPTER 43 — PLEASE
NORMAL POV

HAPPY READING

Nesa melirik Raden yang duduk di sofa ruang tamu. Ia menyengir kuda, lalu mengangkat tangan menyapa suami. Raden bangkit, mengikis jarak yang menjadi spasi antar mereka berdua.

“Mas nungguin aku pulang? Romantis banget macam suami-suami di drakor,” sapa Nesa.

“Kamu mau menceraikan saya?” tanya Raden to the point.

Aduh! Nesa pusing sendiri— keputusan perceraian terlampau besar untuk ia pikirkan. Tetapi, Nesa banyak pertimbangan mengenai hasil obrolannya bersama Jacob. Nesa sadar sekali, Jacob tidak memiliki niatan buruk. Malah sebaliknya; Jacob berharap Nesa terbebas dari kukungan prahara rumah tangga.

“Mas, bisa enggak kita sehari enggak bahas masalah Hangga, masalah Azzaniar dan masalah cerai? Aku berasa nambah tua, gitu.”

Raden mengangguk. “Baiklah.”

“Eh—” Nesa mencegat lengan Raden yang mau beranjak, ia memasang binar sayu. “Mas, aku boleh main bareng temen, enggak?”

“Teman kamu? Aruna dan Bee?”

Nesa mengangguk dua kali. “Aku pengen ngehibur diri, boleh kan, ya?”

“Malam?”

Terbersit perasaan enggan mengijinkan. Namun, Raden mengalah. Ia mengulurkan tangan, mengusak puncak kepala Nesa.

“Buset!” Nesa refleks bereaksi. “Situ masang muka datar sambil skinship. Di perut aku jadi ada kupu-kupu terbang, deh. Jangan nanggung, gimana kalau langsung isep bibir sekali—”

100DAYS WITH THE DOCTOR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang