Ice Cream

369 91 53
                                    


 
 
Keduanya melakukan sesuai yang direncakan. Luhan dengan hoodie coklat muda agak gelap bersama kacamata hitam bertengger di hidung bangirnya serta masker yang menutupi wajah.
 

Sedangkan Sehun dengan hoodie hitam dan aksesories yang serupa dengan milik tunangannya. Dan benar saja tidak ada yang mengenali keduanya, bahkan orang-orang yang bekerja di bawah naungan perusahaan Sehun sekalipun.
 

Sehun juga berangkat dengan menyetir sendiri tanpa pengawalan. Kedua pasangan bangsawan tersebut benar-benar seperti orang biasa pada umumnya yang ikut mengantri untuk sebuah cup ice cream.
 

Luhan mengedarkan pandangan dengan kacamata hitamnya ke sekitar, sudut bibirnya terulas dari balik masker. Cukup menyengarkan dapat berbaur seperti kehidupan manusia normal dimana tidak ada pengawal di sisi kanan kirinya.
 

Tiba-tiba saja berpikir bagaimana rasanya jika ia terlahir dari darah orang biasa? Bukan dengan darah yang begitu kental dengan aliran kebangsawanan yang kuat.
 

Pasti ia juga akan merasakan memakai kemeja putih dengan berkas dipeluk di dada berisi surat lamaran kerja untuk mendapatkan beberapa receh uang demi bertahan hidup.
 

Bagaimana rasanya mengkhawatirkan sisa uang bahkan hanya untuk mengisi perut di jam makan siang? Ia pasti akan merasa senang apabila ada event bazar ice cream seperti saat ini. Dan ia pun pasti akan memiliki teman dengan kondisi ekonomi ke bawah menengah untuk membeli menu berbeda lalu mencicipinya satu sama lain.
 

Sayangnya, Luhan tidak dilahirkan dengan silsilah sesederhana itu. Garis keturunannya berada di hierarki paling tinggi di antara tatanan kebangsawanan, dan setiap geraknya akan menjadi perbincangan mengingat media selalu tertarik pada kehidupan dan skandal para orang-orang kaya sepertinya.
 

Ia juga tidak bebas mengencani lelaki yang membuatnya tertarik dan menghabiskan waktu sepulang sekolah dengan melayap pada kompleks jajanan kaki lima.
 

“Ada apa..?”.
 

Suara berat dan berbisik milik Sehun menariknya dari lamunan. Luhan menggeleng kemudian menatap jumlah antrian di depannya yang hanya tersisa 3 orang saja.
 

“Kau merasa kepanasan, Nona..? Sebentar aku akan mengambil payung di mobil. Bisa tunggu dengan aman disini sebentar..?”. Tanya Sehun dengan honorifiknya yang terlampau sopan.
 

“Tidak perlu, aku hanya takjub melihat sekitar karena tidak selalu akan berada dalam situasi semenyenangkan ini setiap hari..”.
 

Sehun mengangguk dengan senyuman di balik masker. Cukup merasa lega dan bangga bahwa sang tunangan tampak menyukai idenya.
 

“Syukurlah, aku senang kau menyukainya, Nona..”.
 

Tiba pada giliran mereka memesan ice cream, Sehun bertanya terlebih dahulu pada sang tunangan menu apa yang hendak ingin dipesan. Sehun menyebutkan dengan balasan yang diangguki oleh penjaga salah satu stan.
 

“Kalian sepasang kekasih..?”. Pertanyaan kecil terlontar dari penjaga stan ice cream yang tampak berusia nyaris separuh baya.
 

“Ya, kami sepasang kekasih, Bibi. Dan sudah merencanakan pernikahan impian di masa depan..”. Jawab Sehun dengan nada yang kentara menyelipkan kegembiraan di dalamnya.
 

Sedangkan Luhan diam saja, ia enggan menanggapi seputar pernikahan yang bahkan masih tidak masuk dalam list rencana masa depannya.
 

“Semoga dilancarkan ke depannya. Bonus satu ice cream untuk pasangan yang mengantri di stanku..”. Ujar penjaga stan sembari menyerahkan ice cream pelanggannya.
 

SIN'S SLAVE (HunHan GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang