Sehun mempersilahkan tunangannya untuk masuk ke kamar setelah membuka pintu besar dan lebar yang berada di lantai tiga tersebut.
Tungkai kaki Luhan diam, tidak bergerak dan malah memberi tatapan bertanya pada lelaki yang menurut banyak wanita memiliki dahi sangat sexy tersebut.
“Kita bicara di dalam kamar. Sekalipun Nona ingin berteriak dan menamparku tidak akan ada satu orang pun yang mendengar karena di dalam kedap suara..”.
Luhan menyetujui lalu mengurai tungkainya masuk ke dalam ruangan sangat besar tersebut. Ruangan sangat besar yang hanya digunakan untuk tempat merebahkan tubuh tuan muda satu-satunya keluarga bangsawan Oh. Jika dipikir kembali harusnya Sean juga memiliki hak tidak jauh berbeda dengan Sehun sekalipun tidak dalam kasta yang sama. Karena bagaimana pun cerita di baliknya, darah Ayah Sehun juga mengalir deras di tubuh Sean ketika masih hidup.
Setelah memastikan Luhan nyaman duduk di sofa yang menghadap balkon sudut kamar dengan pemandangan. Sehun mengangkat gagang telepon rumahnya untuk memesan cemilan sehat bagi sang Nona.
“Tidak usah. Tujuanku ke kamarmu bukan untuk mengisi lambungku dengan berbagai makanan, cepat jelaskan apa maksud perkataan yang kau ujarkan pada Papa..!”. Titahnya. Menyilangkan kaki lalu melipat kedua lengan di dada.
Sehun menurut, kemudian beranjak menuju lemari pendingin khusus yang ditaruh di salah satu sudut kamar. Mengambil beberapa kaleng soda minuman favorit tunangannya. Banyak sisi unik Luhan yang ia hafal. Sekalipun keturunan bangsawan yang tentu memiliki banyak larangan bahkan dalam hal makanan dan minuman, tunangannya tersebut selalu melakukan apapun yang disuka termasuk meminum soda kalengan yang dijual di pasaran.
Sebagai budak cinta yang terlanjur buta, ia memang menyetok khusus di lemari pendingin seluruh minuman kaleng kesukaan tunangannya.
Menaruh beberapa kaleng di atas meja lalu membuka satu penutup kaleng untuk disajikan langsung pada sang Nona.
“Makna penjelasanku tidak jauh berbeda dari apa yang ku ujarkan di ruang tengah. Aku ingin kita segera menikah, Nona..”.
“Dan kau tidak mengatakan kepadaku sebelumnya..?”.
“Aku sudah mengatakannya berulang kali, namun kau selalu memberiku putaran mata jengah..”.
“Lantas bukan berarti kau harus nekat mengatakannya pada Papa dan berniat mengutarakannya pada Kakek..!”. Nada Luhan naik satu oktaf. Ia membawa amarahnya dalam percakapan.
Mengambil jarak lebih dekat pada Luhan. Wanitanya tersebut masih dengan tatapan marah. Sehun mengerti karena berulang kali ia juga berbuat dan bertindak di luar sepengetahuan Luhan demi mencapai keinginannya.
“Aku tidak akan bosan mengatakan maaf jika setiap tindakanku melukai ketenanganmu, Nona. Tapi untuk yang satu ini, aku tidak akan mundur se-jengkal jari pun. Aku serius ketika mengatakan tidak ingin kehilangan dirimu, Nona..”. Sehun meraut begitu serius, setiap kata-kata yang menguar dari belah bibirnya bernada tegas.
“Kau tidak akan kehilanganku, Sehun. Kakek bahkan selalu sesumbar bahwa kau akan menjadi penerus berikutnya dari kejayaan bangsawan..”.
“Ya Nona benar, dan itupun jika aku menikah denganmu..”.
“Aku sangat tahu kau mengejarku mati-matian hanya karena sebuah kasta yang lebih tinggi, bukan..? Tapi tolong gunakan akal sehatmu sesekali. Aku tidak mau menjadi seorag isteri secepat itu..!”. Luhan juga tak kalah tegas menyampaikan ketidaksepakatannya dengan keinginan Sehun.
“Gelar dan kastaku memang akan lebih tinggi jika menikah denganmu, namun kau salah. Bukan itu alasan aku mati-matian mengejarmu..”. Tidak ada satu kebohonganmu yang Luhan temukan di binar elang tajam milik Sehun ketika mengucapkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN'S SLAVE (HunHan GS)
FanfictionDalam sejarah yang ada mungkin hanya Sehun yang memilih menjadi budak kaya raya yang menghamba pada sang tunangan yang maha memerintah Main Cast : Oh Sehun Xi Luhan (GS)