Kedua netra yang fokus pada goresan kuas pada kanvas yang telah terbubuhi beberapa macam warna cat. Tangannya juga terlumuri sedikit dari cat lukis.
Luhan menghela kemudian mendecak ketika goresan kecilnya sedikit merusak karya yang coba dihasilkannya. Benar-benar tidak mudah untuk menghasilkan sesuatu yang indah seperti mahakarya yang dipajang di dinding-dinding museum tempatnya belajar melukis ini.
Apalagi menghasilkan mahakarya luar biasa seperti yang ada di dinding kamarnya. Tangan pelukisnya benar-benar tangan ajaib hadiah dari Tuhan.
Lalu sudut bibirnya melengkung tatkala mengingat bahwa ia berhasil bertemu secara langsung dengan pemilik tangan ajaib dari orang yang membuat kamarnya semakin indah dengan lukisan luar biasa.
Suara ketukan hak tinggi menyapa gendang telinga Luhan. Siapa yang datang menemuinya di ruangan private museum ini?
“Selamat siang, Nona..”.
Luhan mengenal suara lembut nan anggun ini. Membalikkan tubuh setelah menaruh gagang kuas lukis pada tempatnya.
Menyajikan senyum tak kalah cantik pada wanita yang kini tengah memberi bungkukan hormat padanya.
“Jika tidak salah ingat, aku tidak membuat janji dengan siapapun hari ini..”. Ujar Luhan dengan nada hangatnya, berusaha untuk memberi kesan sambutan yang baik pada Kyungsoo.
Kyungsoo mengulas senyum anggunnya. “Salah satu kenalanku ada yang memberitahu bahwa melihat Nona berjalan masuk ke dalam museum ini, jadi aku sengaja datang kemari untuk mengunjungimu. Kau tidak keberatan, Nona..?”.
Mengibas tangan tanda bahwa ini bukanlah masalah. Semua orang terlalu memposisikan dirinya sebagai orang yang begitu prioritas sehingga menghampirinya tanpa membuat janji seolah-olah adalah sebuah dosa.
“Tidak masalah, aku tengah santai sembari mencoba menggores beberapa cat di atas kanvas. Tapi, apa kau senggang mengingat kau juga mulai terlibat ke dalam perusahaan orang tuamu..?”.
Kyungsoo mendaratkan bokongnya pada kursi yang diberikan oleh salah satu orang Luhan. Posisinya kini berada sedikit menyamping dari kursi yang diduduki Luhan.
“Aku baru menyelesaikan meeting dengan salah satu klien di café seberang museum ini. Jadi, bisa dikatakan sangat luang karena kebetulan Papa memberiku senggang waktu setelah menugaskanku menggantikannya bertemu klien..”.
Luhan mengangguk. “Keperluanmu mengunjungiku di tempat ini tentu bukan sekedar menyapa, bukan..? Astaga, apa kehadiranku berubah menjadi fenomena hingga semua orang mengetahui dimana tempatku bersantai..?”.
“Dari dulu kau sudah menjadi perbincangan karena kerupawanan dan kasta tertinggi yang mengalir dalam tubuhmu, dan semakin menjadi buah bibir tatkala media mengumumkan pertunangan resmimu dengan tuan muda Oh Sehun..”.
Nada Kyungsoo masih tenang, tidak ada gelombang untuk menghidupkan sarkasme disana.
“Hah.. memuakkan, bukan..? Aku sangat muak karena media terlalu tertarik dengan kehidupanku. Apalagi disandingkan dengan nama Sehun yang tak lupa disebutkan berbagai posisi, prestasi dan pencapaiannya..”.
“Kenapa..? Bukankah seharusnya Nona bangga memiliki pasangan yang terlampau sempurna..? Jika wanita lain tentu akan merasa antusias untuk memamerkan kehidupan sempurna mereka jika pasangannya adalah tuan muda Oh Sehun..”.
Raut wajah Luhan berubah mulai tertarik dengan perbincangan ini karena Kyungsoo juga menampakkan sedikit perubahan dalam mimik wajahnya. Seperti terlihat sedikit marah dan tidak terima akan sesuatu?
KAMU SEDANG MEMBACA
SIN'S SLAVE (HunHan GS)
Fiksi PenggemarDalam sejarah yang ada mungkin hanya Sehun yang memilih menjadi budak kaya raya yang menghamba pada sang tunangan yang maha memerintah Main Cast : Oh Sehun Xi Luhan (GS)