Menggeliat kecil ketika setitik sinar matahari menyusup di antara kelopak mata yang terbuka. Luhan meringis perih tatkala melakukan pergerakan di bagian bawahnya.
Menenggelamkan lalu menekan belakang kepalanya ke bantal setelah mengingat apa yang ia lakukan hingga mendapat perih cukup menganggu di bagian selangkangan.
“Selamat pagi, Nona..”.
Suara yang mengingatkan Luhan betapa liarnya pergumulan semalam. Masih begitu jelas terngiang desahan erotis dan erangan panjang yang menguar dari belah bibir merah milik Sehun.
Tangannya spontan meraih bantal di samping lalu meletakkannya di atas buah dada yang tak tertutupi sehelai benang pun karena selimut tebal nan hangat itu sedikit disingkap oleh sang tunangan dengan niat yang entah tidak Luhan tahu.
Ketika beberapa helai tissue menyapu bibir vaginanya yang ia tahu Sehun lakukan untuk membersihkan cairan yang tersisa disana.
“Mau ku sedihkan teh chamomile untuk mengurangi rasa lelahmu..?”. Tawar Sehun lalu mengelap paha dan betis Luhan dengan handuk yang sudah ia basahi dengan kompresan air hangat.
“Hm..”.
“Hari ini tidak usah ke kampus, aku sudah mengurus izinmu..”.
Luhan menumpu lengan kanannya di atas kening, merasa sedikit pusing. Kemudian satu tangannya yang lain meraba ke arah nakas untuk menjawab panggilan yang masuk.
“Kembalikan..!”. Titahnya pada Sehun yang lebih cepat menyambar ponsel miliknya.
“Dari asistenmu yang lain, akan ku katakan kau sibuk di rumahku jadi kau tidak perlu turun dari ranjang ini..!”. Berujar lembut dan pelan agar ketersinggungan tidak menyentil pagi sang tunangan.
“Berikan padaku..!”. Keras kepala dengan tetap menadahkan tangannya agar Sehun segera meletakkan ponselnya disana.
Sehun hanya pasrah, tidak memiliki alasan lagi untuk menghalau sang tunangan menjawab panggilan.
Menggeser ikon berwarna hijau lalu ditempelkannya pada telinga sembari menguap kecil. “Hm..?”. Sahutnya sebagai balasan dari informasi penting yang akan ia terima pada pagi ini.
“Tuan besar menyuruh Anda untuk ikut menghadiri jamuan makan malam kehormatan dari bangsawan Kim, Nona..”.
“Katakan pada Kakek, aku memiliki banyak kepentingan yang mengharuskanku untuk menolak undangan kerhormatan dari bangsawan Kim..”. Nada suaranya kentara malas.
Jawaban Luhan membuat Sehun mengernyit tidak suka. Untuk apa Kakek mertuanya meminta Luhan untuk menghadiri makan malam tanpa didampingi olehnya? Tentu ia sedikit waspada.
“Ampuni saya, Nona. Tapi Tuan besar mengatakan bahwa ini bukan permintaan melainkan perintah. Beliau hanya menginginkan agar anda berkenalan dengan putera kedua bangsawan Kim..”.
“Ahh.. malas sekali jika tujuannya hanya untuk berkenalan. Katakan tidak bisa pada Kakek..”. Gerutunya dengan nada sedikit marah. Ia lelah lalu pagi-pagi mendapat perintah yang menurutnya membuang-buang waktu. Berkenalan katanya? Untuk apa?
“Sebagai informasi tambahan dari Tuan besar agar anda menyikapi perintahnya dengan bijaksana. Beliau mengatakan akan mempertemukan Anda dengan seniman yang hingga kemarin Anda kejar namun belum mampu Anda lihat bahkan seujung kukunya pun..”.
Luhan bangkit sembarang, menyisir helaian rambut panjang ke belakang menggunakan jari. Lalu menumpukan lengan pada bantal yang masih menutupi buah dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SIN'S SLAVE (HunHan GS)
FanficDalam sejarah yang ada mungkin hanya Sehun yang memilih menjadi budak kaya raya yang menghamba pada sang tunangan yang maha memerintah Main Cast : Oh Sehun Xi Luhan (GS)